Pensil
S
Enj
Akan ada kritik dan saran, serta berbagai bentuk kontribusi dari pembaca.
membantu menyempurnakan buku ini di masa mendatang.
Kritik, saran dan komentar dapat dikirimkan ke:
Departamento de Engenharia, PT Wijaya Karya
jl. NO Panjaitan Kav. 9 Jacarta 13340, Indonésia
KODE POS 4174/JKTJ
tel. +62 21 8192808; 8508640; 8508650
Fax. +62 21 85911972
Surel:[email dilindungi]
yusun ingin
setiap masukan
awal, pembagian
D
TERIMA KASIH
Terima kasih untuk
dan kontribusi dari staf Institut yang terlibat
Sipil Umum, Departemen Peralatan Konstruksi, PT WIKA Beton
dan pabrik beton pracetak PT WIKA Beton
CRTAČKI TEAM Ir. Suardi Bahar, MT Ir. Nur Al Fata, MT Ir. Rahman Suhanda Enny Kurniawati, ST
DAFTAR ISI
BAGIAN I PENGETAHUAN UMUM TENTANG BETON 1.1 PENGERTIAN BETON I-1
1.2 JENIS BETON I-2
1.3 SIFAT-SIFAT BETON I-3
1.4 HIDRASI I-6
1.5 MARTINSKI BETON I-6
BAGIAN 2 BAHAN BETON 2.1 SEMEN II-1
2.2 TAMBAH II-3
2.3 DARI II-5
2.4 TAMBAHAN II-7
BAGIAN 3 PROYEK PENCAMPURAN 3.1 PROSEDUR PEMBUATAN MIXING PLAN
NORMALNI BETON PREMA SNI T-15-1990-03
III-1
3.2 TATA CARA MERANCANG PROPORSI CAMPURAN
BETON NORMAL MENURUT SNI 03-2847-2002 ITEM 7.3
III-13
BAGIAN 4. IMPLEMENTASI 4.1 CAMPURAN IV-1
A. Site-Mix IV-1
B. Ready Mix IV-3
4.2 IV-4 LALU LINTAS
4.3 PERSIAPAN LOKASI IV-5
4.4 PERALATAN PENGECORAN IV-6
Itu. Truk pengaduk beton IV-6
B. Pompa Beton IV-7
C. Tremi IV-7
D. Penempatan cabang IV-8
Dia. Alat penggetar IV-9
4.5 PENGECORAN IV-10
IV-15
4.6 PEMADAT/KEMAH
4.7 PERAWATAN AKHIR IV-17
ke. Tabel IV-17
B. Kompresi manual IV-19
w. Mengambang IV-20
D. Perbatasan IV-21
telah. Emas IV-21
F. Varredura IV-23
Sr Grinding IV-24
H. Finishing dalam kantong IV-24
i Pemrosesan akhir agregat terbuka IV-25
4.8 PENGOBATAN IV-25
4.9 EVALUASI DAN PENGENDALIAN MUTU BETON IV-31
Itu. Uji mutu beton IV-32
B. Langkah-langkah verifikasi mutu beton di lapangan IV-36
BAGIAN 5 RETAK DAN PERBAIKAN CACAT PADA BETON 5.1 RETAK V-1
Itu. Konsekuensi langka dari kontraksi termal awal V-2
B. Konsekuensi langka Penyusutan jangka panjang setelah pengeringan V-2
w. plastik retak V-5
c.1 V-6 retak penurunan plastik
c.2 Retak akibat penyusutan plastik V-8
5.2 PERBAIKAN KESALAHAN PADA BETON V-9
a. Plinth Antar Sambungan V-9
B. Kehamilan karena deformasi bekisting V-10
C. Poroso V-10
D. Ruptura mala (dubina <5 cm) V-11
e. Velika ruptura (dubina >5 cm) V-11
F. Lubang besar akibat udara yang terperangkap di V-12
Tn. Plumbing/lubang kecil akibat udara yang terperangkap V-12
H. Retakan berbulu (lebar <0,5 mm) V-13
i Retak besar dan dalam (lebar >0,5 mm dan kedalaman >1
cm)
V-13
5.3 APLIKASI V-14
BAGIAN 6 PENDAHULUAN TENTANG BETON SENDIRI 6.1 PENDAHULUAN VI-1
6.2 SIFAT BETON KERAS VI-2
6.3 SIFAT DAN METODE BETON SEGAR
UJIAN
VI-4
A. Daya Alir VI-5
b. Kekentalan VI-6
w. Kemampuan untuk menambahkan VI-7
D. Perlawanan terhadap segregasi VI-8
6.4 PROYEK CAMPURAN VI-11
6.5 MASALAH YANG DIPERLUKAN PERHATIAN SAAT
PENERAPAN
VI-15
6.6 PENINGKATAN KUALITAS AKHIR SCC VI-16
BAGIAN 7. PENGETAHUAN KONKRET
7.1 UVOD VII-1
7.2 JENIS PRODUKSI VII-1
7.3 BAHAN DAN SPESIFIKASI VII-6
7.4 PROSES PRODUKSI VII-9
7.5 PROYEK CAMPURAN VII-12
7.6 TISAK VII-13
7.7 PENCAMPURAN DAN PENCAMPURAN BETON VII-13
7.8 PEMADAT VII-14
7.9 PEKERJAAN PENEGAKAN VII-15
7.10 CURA DO CONCRETO VII-16
7.11 PENGANGKATAN VII-17
7.12 TRANSPORTASI VII-18
7.13 PENGENDALIAN KUALITAS VII-19
BAGIAN 8 INSPEKSI PERALATAN
8.1 Bagian VIII-1
8.2 JENIS BENTUK PENGAWASAN PEMERIKSAAN VIII-1
LAMPIRAN 1 SPESIFIKASI PRODUK BETON PRECAST PT WIKA BETON
LAMPIRAN 2 FORMULIR INSPEKSI PERALATAN
GLOSARIUM
DAFTAR FOTO
Gambar 1.1 Bahan Utama Pembuatan Beton I-1
Gambar 1.2 Penampang beton I-1
Gambar 1.3 Proporsi bahan beton I-2
Gambar 1.4 Kekuatan versus machinability I-4
Gambar 1.5 Diagram I-5 diagram heavy rise dari press beton
Gambar 2.1 Waktu pengerasan biji II-2
Gambar 2.2 Grafik perbandingan kuat tekan beton (mempelajari pengaruh perbedaan kandungan pasir dan lumpur)
II-4
Gambar 3.1 Hubungan faktor air-semen dengan kuat tekan rata-rata silinder beton (dinilai FAS) III-2
Gambar 3.2 Bagan Penentuan Faktor Air-Semen III-3
Gambar 3.3 Persentase agregat halus dalam kaitannya dengan agregat total untuk granulometri maksimum 10 mm
III-9
Gambar 3.4 Persentase agregat halus dalam kaitannya dengan agregat total untuk granulometri maksimum 20 mm
III-9
Gambar 3.5 Persentase agregat halus dalam hubungannya dengan agregat total untuk granulometri maksimum 40 mm
III-10
Gambar 3.6 Grafik hubungan antara kadar air, berat jenis campuran agregat dan berat beton
III-11
Gambar 3.7 Diagram alir desain proporsi campuran berdasarkan SNI 03-2847-2002 III-12
Gambar 4.1 Teknik Pengecoran IV-13
Gambar 4.2 Pemadatan manual IV-15
Gambar 4.3 Pemadatan mekanik IV-16
Gambar 4.4 Perangkat meja mekanik IV-19
Gambar 4.5 IV-20 Alat Pemadatan Manual
Gambar 4.6 Terapung IV-20
Gambar 4.7 Bufet IV-21
Gambar 4.8 Spatula Rendah IV-22
Gambar 4.9 Perbandingan kekuatan beton (diawetkan dan tidak diawetkan) IV-25
Gambar 4.10 Perawatan dengan karung goni basah IV-27
Gambar 4.11 Perawatan dengan waterproofing IV-27
Gambar 4.12 IV-31 diagram proses manajemen
Gambar 4.13 Variabilitas IV-32
Gambar 4.14 Diagram kendali mutu beton di lapangan IV-36
Gambar 5.1 Contoh endapan plastik retak 1 V-6
Gambar 5.2 Contoh endapan plastik retak 2 V-6
Gambar 5.3 Contoh endapan plastik retak 3 V-7
Gambar 5.4 Tegangan Tarik V-8 dan Kemampuan Tegangan Retraksi
Gambar 5.5 Contoh V-8 Plastic Shrink Crack
Gambar 5.6 Perbaikan porositas pada beton V-10
Gambar 6.1 Ukuran pelat dasar untuk pengujian dudukan VI-6
Gambar 6.2 Dimensi corong V (uji viskositas) VI-6
Gambar 6.3 Uji Kelayakan dengan L-box VI-8
Gambar 6.4 Ukuran dan desain L-box VI-8 yang umum
Gambar 6.5 Prosedur Mix-Design VI-14
Gambar 7.1 Proses produksi percontohan PC VII-9
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Jenis Semen Portland II-1
Tabel 2.2 Perkiraan komposisi berbagai jenis semen Portland standar II-2
Tabel 2.3 Kandungan ion klorida maksimum untuk proteksi korosi II-6
Tabel 3.1 Nilai standar deviasi III-1
Tabel 3.2 Faktor pengali standar deviasi III-1
Tabel 3.3 Estimasi Kuat Tekan Beton (MPa) dengan FAS 0,5 III-3
Tabel 3.4 FAS Maksimum untuk lingkungan beton dan khusus yang berbeda III-4
Tabel 3.5 Menentukan nilai drop III-5
Tabel 3.6 Estimasi kebutuhan air per meter kubik beton (liter) III-5
Tabel 3.7 Persyaratan semen minimum untuk berbagai beton dan lingkungan khusus III-6
Tabel 3.8 Persyaratan Semen Minimum dan FAS Maksimum untuk Beton yang Disambungkan ke Air Tanah yang Mengandung Sulfat III-7
Tabel 3.9 Persyaratan Semen Minimum dan FAS Maksimum untuk Beton Bertulang/Prategang Tahan Air III-8
Tabel 3.10 Batas Gradasi Pasir III-9
Tabel 3.11 Bentuk Desain Pencampuran Beton III-12
Tabel 3.12 Faktor modifikasi standar deviasi jika jumlah pengujian kurang dari 30 Contoh III-14
Tabel 3.13 Rata-rata kuat tekan yang diperlukan jika data untuk menentukan standar deviasi III-14 tidak tersedia
Tabel 3.14 Persyaratan Khusus untuk Lingkungan Khusus III-16
Tabel 3.15 Persyaratan beton yang terkena lingkungan yang mengandung sulfat III-17
Tabel 4.1 Standar Waktu Penyelesaian Minimum untuk Peralatan Pencampur Beton IV-2
Tabel 4.2 Getaran minimum dengan vibrator internal IV-16
Tabel 4.3 Metode penyembuhan IV-29
Tabel 4.4 Perbandingan Uji Kuat Tekan Beton IV-33
Tabel 4.5 Pengambilan sampel fasilitas pengujian IV-34
Tabel 5.1 Jenis dan jenis retakan V-1
Tabel 5.2 Batas Lebar Retak (ACI 224R-19) V-3
Tabel 5.3 Aplikasi Lapisan Cat untuk Penutup Lubang Baut V-14 untuk Pengikat Parapet
Tabel 5.4 Aplikasi cat untuk lubang besar yang menjebak udara dan kabel air/lubang kecil yang menjebak udara
V-15
Tabel 5.5 Aplikasi pewarnaan untuk kolom dasar dan berpori V-16
Tabel 6.1 Cara uji beton segar VI-4
Tabel 6.2 Klasifikasi subsidensi dan penerapannya VI-5
Tabel 6.3 Klasifikasi viskositas dan penerapannya VI-7
Tabel 6.4 Klasifikasi kemampuan menjumlahkan dan penerapannya VI-7
Tabel 6.5 Klasifikasi ketahanan terhadap segregasi dan penerapannya VI-9
Tabel 6.6 Sifat beton yang memadat sendiri untuk tujuan yang berbeda berdasarkan penelitian Walraven, 2003 VI-9
Tabel 6.7 Klasifikasi bahan tambahan VI-11
Tabel 6.8 Kisaran komposisi umum campuran SCC VI-13
Tabel 6.9 Cacat berpori seperti sarang lebah VI-16
Tabel 6.10 Kesalahan pengelupasan VI-16
Tabel 6.11 Perbaikan lokasi VI-17
Tabel 6.12 Konektor dingin Cacat VI-18
Tabel 6.13 Cacat permukaan tidak beraturan VI-18
Tabel 6.14 Variasi Warna VI-19
Tabel 6.15 Kerugian tali air VI-19
Tabel 6.16 Cacat akibat retak plastis VI-20
Tabel 7.1 Spesifikasi material dan spesifikasi umum beton pracetak VII-6
Pengetahuan umum beton I-0
Pengetahuan umum beton I-1
1.1 Materialisasi (dalam
PENGERTIAN BETON l senyawa yang terdiri dari media pengikat (umumnya campuran hidrolik dan air), agregat halus (umumnya pasir) dan agregat kasar
biasanya kerikil) dengan atau tanpa tambahan/campuran/tambahan
Air Kerikil Pasir Semen
Konkret
Gambar 1.1 Bahan utama pembentuk beton
Ga n mbar2. Penampang beton Gambar 1.2 Penampang beton
Pasta semen mengisi ruang antara agregat
agregat kasar
Pengetahuan umum beton I-2
Gambar 1.3. Proporsi bahan beton
Beton dengan udara masuk: Beton yang di dalamnya terdapat gelembung-gelembung udara kecil yang sengaja dijebak oleh bahan tambahan khusus untuk mengubah sifat-sifat beton. Pada beton segar, air tertanam akan meningkatkan workability campuran, sehingga mengurangi jumlah air dan pasir yang dibutuhkan.
1.2 JENIS BETON
A. Lagani Beton
Bobot spesifik < 1900 kg/m3, digunakan untuk elemen non-struktural. Caranya antara lain: membuat gelembung udara pada mortar, menggunakan agregat ringan (tanah liat/batu apung yang dibakar) atau membuat beton tanpa pasir.
B. beton biasa
Bobot spesifiknya adalah 2200-2500 kg/m3, digunakan di hampir semua bagian struktur bangunan.
C. beton berat
Berat jenis > 2500 kg/m3, digunakan untuk struktur tertentu, misalnya: struktur yang harus tahan terhadap radiasi atom.
D. Jenis beton lainnya Beton massa
Beton yang dituangkan dalam jumlah banyak, biasanya untuk kolom, bendungan, dan pondasi turbin pada pembangkit listrik. Dalam pengecoran beton jenis ini yang diutamakan adalah mengontrol panas hidrasi yang terjadi, karena semakin besar massa beton maka semakin tinggi suhu di dalam beton. Jika perbedaan suhu di dalam beton dan suhu di permukaan beton >20°C, dapat terjadi tegangan tarik yang disertai dengan retak.
Pengetahuan umum beton I-3
Retakan pada beton juga dapat terjadi akibat penyusutan beton.
mempengaruhi kadar air beton selama pengerasan. Selain itu, volume beton yang besar saat menuangkan beton curah
terdapat bahaya terbentuknya sambungan dingin pada permukaan beton baru dengan beton lama karena waktu pengikatan beton yang singkat (±2 jam), sehingga perlu direncanakan metode pengecoran yang sesuai dengan perilaku beton. . Berdasarkan hal tersebut di atas, tindakan preventif untuk menghindari keretakan pada beton dapat dikategorikan berdasarkan pemilihan komposisi beton (nilai slump, penambahan zat aditif, FAS) dan praktik pelaksanaan di lapangan (suhu udara saat pengecoran, perawatan, penggunaan bekisting dengan insulasi yang baik dan mempersiapkan konektor struktural). Pemberian tulangan tambahan untuk menahan gaya tarik akibat panas hidrasi juga dapat dijadikan pertimbangan struktur.
o Ferrocement (ferrocement) Semen mortar yang dianyam dengan kawat baja. Beton ini memiliki
ketahanan retak, ketahanan patah lelah, keuletan, kelenturan dan sifat kedap air yang lebih baik dari beton biasa.
o Beton berserat Terdiri dari beton biasa dan bahan lain yang berbentuk serat, kaleng
serat plastik/baja. Beton berserat lebih ulet daripada beton biasa dan digunakan dalam struktur hidrolik, landasan pacu, jalan raya, dan dek jembatan.
o Cyclopean concrete Beton biasa dengan ukuran agregat yang relatif besar. agregat besar
bisa sebesar 20 cm. Beton ini digunakan dalam pembangunan bendungan dan pondasi jembatan.
o Beton vakum Seperti beton biasa, tetapi setelah beton ditekan dengan kuat, air reaksi tetap ada
hidrasi diekstraksi menggunakan vakum (metode vakum) o Fair Concrete
Beton yang adil adalah beton yang tidak memerlukan proses finishing, biasanya beton tersebut diproduksi dengan bahan bekisting yang dapat menghasilkan permukaan beton yang halus (misal baja dan multilayer film). Beton ini sering dijumpai pada gelagar jembatan, alas tiang, kolom dan balok konstruksi.
1.3 SIFAT-SIFAT BETON
ke. beton segar
o Workability, biasanya dinyatakan dalam settlement (cm) dan dipengaruhi oleh: • Jumlah air yang digunakan. Semakin banyak air, semakin ringan betonnya.
selesai • Penambahan semen. Semen dinaikkan, ditambahkan air sehingga FAS
diperbaiki, beton lebih mudah diproses • Grading campuran pasir dan kerikil • Penggunaan butiran kerikil maksimum yang digunakan • Penggunaan butiran batu bulat
Pengetahuan umum beton I-4
atau sekretaris
logor• C• P• S• C• T
o Bleeddiri) pdeng• M• M• M• M
D
B. Beton Ke
1). Sifat Jao K
• • • •
• •
Gambar 1.4. Kekuatan x kemampuan kerja
Selain itu, kecenderungan untuk memisahkan agregat kasar dari campuran beton meningkatkan kemungkinan segregasi: dengan campuran semen yang buruk/kurang, menggunakan banyak air, butiran kerikil yang lebih besar, campuran kasar atau agregat halus yang digunakan lebih sedikit, beton dengan penurunan tinggi, menuangkan terlalu tinggi, kecenderungan air campuran untuk naik (memisahkan beton yang baru dipadatkan. Hal ini dapat dikurangi
cara : tambahkan semen lebih banyak ke dalam campuran gunakan air sesedikit mungkin gunakan pasir lebih banyak sesuaikan intensitas dan durasi getaran pemadatan sesuai dengan nilai penyelesaian campuran
kuat tekan jangka pendek, yang dipengaruhi oleh: proporsi air dalam semen dan tingkat pemadatan jenis dan kualitas semen, jenis agregat dan kekasaran permukaan Umur (dalam kondisi normal, kekuatan meningkat seiring bertambahnya usia). Lihat Gambar 1.5 Temperatur (set rate meningkat dengan kenaikan temperatur) Treatment
Pengetahuan umum beton I-5
kekuatan tarik
Kuat tarik beton sekitar 1/18 dari kuat tekan beton muda dan kemudian menjadi 1/20. Kekuatan tarik memainkan peran penting dalam ketahanan terhadap retak yang disebabkan oleh perubahan kadar air dan suhu
o Kekuatan geser Dalam prakteknya, kuat tekan dan kuat tarik selalu diikuti dengan kuat geser.
2) Sifat jangka panjang
o Creep adalah peningkatan deformasi (elongasi) secara bertahap dari waktu ke waktu akibat beban kerja yang konstan, yang dipengaruhi oleh: • Kekuatan. Creep menurun ketika kuat tekan meningkat • Perbandingan campuran. Saat FAS berkurang, fluence berkurang• Agregat. Creep meningkat seiring dengan peningkatan agregat halus dan semen
banyak • Usia. Tingkat creep menurun dengan usia beton
Susut adalah berkurangnya volume beton jika terjadi susut.
kadar air akibat penguapan dipengaruhi oleh: • Agregat. Berfungsi sebagai penghambat retraksi pasta semen • Faktor air semen. Efek susut lebih besar jika FAS lebih besar • Ukuran elemen beton. Tingkat penyusutan dan jumlah berkurang jika
volume elemen beton meningkat
Gambar 1.5. Diagram laju peningkatan kuat tekan beton
Pengetahuan umum beton I-6
Beton yang baik 1. Bahan pengisi yang baik
• kekerasan butir • gradasi • kerapatan butir • bentuk butir
2. Bahan perekat yang baik • semen yang sesuai • FAS yang sesuai
3. Adhesi/ikatan yang baik • kekasaran permukaan butiran baik • bahan alami bersih
4. Pemeliharaan yang baik
1.4 HIDRASI
Proses hidrasi merupakan reaksi kimia antara partikel semen dan air menghasilkan pasta/pengikat semen 2(3CaO.SiO2)+6H2O 3Ca.2SiO2.3H2O+3Ca(OH)2+hidrasi panas kalsium silikat (unsur utama semen) + air (pengikat) + kapur bebas (pengisi pasif) + panas hidrasi Panas hidrasi merupakan efek sekunder dari proses hidrasi, yaitu berupa pelepasan panas/kalori dari reaksi hidrasi. Besarnya kalor kalor yang dilepaskan tergantung pada: • jenis semen (mengandung FM, C3A dan C3S) • FAS • suhu pengerasan Pengaruh panas hidrasi yang sangat tinggi pada beton adalah munculnya retakan
1,5
Obyek
KEKUATAN TEKAN BETON adalah nilai yang ditunjukkan oleh jumlah beban tekan yang dapat ditahan oleh benda uji/sampel beton sebelum runtuh.
Pengetahuan umum beton I-7
Simbol kekuatan tekan beton
K : adalah nilai statistik pengumpulan hasil kuat tekan sejumlah kubus uji pada umur 28 hari dengan nilai kegagalan yang dapat diterima sebesar 5%, satuan kg/cm2.
Contoh: K500, maka σbk=500 kg/cm2
C : sama seperti K, kecuali umumnya digunakan di sini untuk benda uji cetakan
silinder Pada contoh di atas, jika K500 diubah menjadi nilai C, maka C = 500x0,83 = 415 kg/cm2, maka f'c = 415 kg/cm2, dimana 0,83 adalah nilai konversi dari kubus ke silinder .
Kuat tekan beton yang dibutuhkan: Ini adalah nilai kuat tekan dari satu atau satu set benda uji yang telah ditempatkan
Mutu beton Ao dan Bo adalah mutu beton dengan K < 125 yang umumnya digunakan untuk elemen bangunan non struktural.
Kelas beton yang lebih tinggi: K125- beton K175- Beton siklopean, trotoar, dan pasangan bata kosong diisi dengan mortar dan pasangan bata K250- jembatan, pendukung beton bertulang, diafragma, kerb beton pracetak, gorong-gorong beton bertulang dan struktur bawah jembatan K400-K800, umumnya digunakan untuk beton pratekan seperti tiang pancang beton pratekan, tumpuan beton pratekan, pelat beton pratekan dan sejenisnya
Pemilihan bahan II-0
Pemilihan bahan II-1
2.1 BIJI
Berfungsi sebagai pengikat HYDRAULIC untuk berbagai jenis agregat
Itu. Semen harus memenuhi salah satu syarat berikut: SNI 15-2049-1994. semen Portland. ASTM C595. Spesifikasi untuk campuran semen hidrolik, kecuali tipe S dan SA.
yang tidak dimaksudkan sebagai elemen penghubung utama dari struktur beton. ASTM C845. Spesifikasi semen hidrolik mengembang.
B. Jenis-jenis semen portland menurut jenis pekerjaannya adalah : Tabel 2.1 Jenis-jenis semen portland
Gunakan dua Ketentuan Penggunaan Tipe PC
I Kondisi normal, tidak ada persyaratan khusus
Perkerasan untuk jalan, bangunan, jembatan dan struktur tanpa serangan sulfat
II Serangan sulfat sedang
Bangunan tepi laut, bendungan, bendungan, irigasi, dan beton masif
III Jembatan dan pondasi dengan ketahanan awal yang tinggi di bawah beban berat
IV Panas hidrasi rendah Pengecoran yang membutuhkan panas hidrasi rendah dan membutuhkan waktu curing yang lama
v Resistensi sulfat tinggi
Bangunan di lingkungan asam, tangki kimia, dan jaringan pipa bawah tanah
C
. Penyimpanan semen: o Silo harus kedap air o Lantai gudang tidak boleh basah o Tinggi maksimum kantong semen adalah 2 m o Suhu lingkungan tidak boleh melebihi 70 o C o Kapasitas gudang mampu menyimpan 20 hari dan tergantung
Pengiriman lancar Stok yang disimpan lebih dari 3 bulan sebaiknya tidak digunakan
D. waktu menabur
Waktu yang dibutuhkan semen untuk memulai proses pengerasan
Waktu penyembuhan: waktu penyembuhan awal (awal) waktu penyembuhan akhir (akhir)
Pemilihan bahan II-2
Mengatur waktu
Waktu yang dibutuhkan semen sejak bereaksi dengan air untuk mendapatkan pasta semen yang mulai mengeras dan menjadi tidak dapat digunakan (kehilangan sebagian sifat plastisnya)
Final setting time Waktu yang dibutuhkan semen untuk bereaksi dengan air sampai diperoleh padatan yang keras dan tidak berubah dari pasta semen.
Mengeraskan Prosa
Penyesuaian akhir dalam waktu dan waktu yang berlalu
F S T y g p a d a t dan n u t u hd a n b e n t u k n ya t i d a k d a p a t d i r u ba h
waktu penyetelan awal
P astase m e n m u l a it i d a k d a pa t d i r u b h t a p i m u l a it i d a g i a n ya g p l a s t i s
D o rman n P e r iode e P e r i o d i man a pa st a s e m e n m i h p l a t i s d a n mas s i h b is s adi be n t u k
itu saya
D P
T itik P C ulaiber reaks side d e n g a n air
Gambar 2.1. Waktu penempatan benih
Tabel 2.2 Perkiraan komposisi berbagai jenis standar semen Portland
Jenis trikalsium silikat (C3S)
%
Dikalsium silikat (C2S)
%
trikalsium aluminat
(C3A) %
Aluminoferrita tetracalcica
(C4AF) %
Permukaan permeabilitas udara spesifik
m2/kg
I 42-65 10-30 0-17 6-18 300-400 II 35-60 15-35 0-8 6-18 280-380 III 45-70 10-30 0-15 6-18 450-600 IV 20 -30 50-55 3-6 8-15 280-320 V 40-60 15-40 0-5 10-18 290-350
Pemilihan bahan II-3
• mencapai kemampuan kerja yang baik
2.2 DITAMBAHKAN
Butiran mineral dengan diameter butir dan kadar tertentu yang bila dicampur dengan semen dan air akan menghasilkan beton Tujuan penggunaan agregat • Sumber kekuatan beton • Hemat semen • Mengurangi tingkat susut beton • Memperoleh kepadatan beton beton yang maksimal
Itu. Agregat harus memenuhi salah satu kondisi berikut:
ASTM C33. Spesifikasi agregat untuk beton dalam SNI 03-2461-1991. Spesifikasi agregat ringan untuk struktur beton.
B. Spesifikasi umum:
o Bahan dari bahan alam dengan kekasaran permukaan yang sangat baik sehingga kuat tekan beton tinggi.
o Butirannya tajam, keras, stabil dan tidak bereaksi dengan material beton lainnya.
o Berat jenis agregat yang tinggi, yang berarti agregat padat sehingga beton yang dihasilkan kuat dan tahan lama.
o Grading sesuai dengan spesifikasi teknis yang dipersyaratkan (lihat butir 2.2a) dan menghindari agregat gradasi dengan rongga, karena lebih banyak semen akan dibutuhkan untuk mengisi rongga dan biaya satuan beton akan lebih tinggi.
o Bentuk yang baik adalah bulat, karena akan saling mengisi rongga, dan jika ada bentuk datar dan lonjong dibatasi maksimal 15% dari massa agregat.
o Kandungan lumpur agregat tidak boleh melebihi norma pada poin (a), karena akan mempengaruhi kuat tekan beton. Lihat Gambar 2.2
C
. Ukuran terbesar agregat kasar tidak boleh melebihi:
o 1/5 dari jarak minimum antara sisi bekisting, atau 1/3 dari ketebalan lembaran, atau ¾ dari jarak bebas minimum antara tulangan, kabel
kawat, bundel armor, kabel atau selongsong pratekan.
Pemilihan bahan II-4
Gambar 2.2. Bagan perbandingan kuat tekan beton
(Investigasi pengaruh perbedaan kadar pasir)
ke. tambah kotor
Agregat dengan butir φ >5 mm Jenis agregat kasar : 1. Alami ⇒ hasil dekomposisi alami (kerikil), dengan klasifikasi :
- kerikil halus ⇒ φ 0,5 - 10 mm - kerikil sedang ⇒ φ 10 - 20 mm - kerikil kasar ⇒ φ 20 - 40 mm - kerikil sangat kasar ⇒ φ 40 - 70 mm
2. Hasil pembagian ⇒ stone crusher, dengan klasifikasi :
⇒ φ 0,5 - 10 mm (ekran) ⇒ φ 10 - 20 mm ⇒ φ 20 - 40 mm ⇒ φ 40 - 80 mm
B. Sirip agregat
Agregat dengan butir φ antara 0,14 dan 5,0 mm Jenis agregat halus:
buatan → pasir alami yang dihancurkan → pasir gunung, pasir sungai, pasir laut
Agregat halus memainkan peran yang sangat penting dalam menentukan:
kemampuan kerja → kekuatan beton kemampuan kerja → kekuatan beton → daya tahan
Pemilihan bahan II-5
Penggunaan kerikil dibandingkan keunggulan batu pecah:
harga lebih murah dengan pengerjaan yang sama, lebih sedikit pasta semen yang digunakan ⇒ harga beton per m3 akan lebih murah
Kehilangan:
kontinuitas pasokan tidak terjamin, ukuran butir sangat beragam, permukaannya relatif halus, sehingga daya ikatnya lebih rendah ⇒
sulit untuk mendapatkan beton berkualitas tinggi dengan kandungan lanau yang relatif tinggi
2.3 AR
Fungsi air dalam • Material
penyerap • Bahan tidak beraturan
& set benih (kegunaan)
Itu. campuran air
menghancurkan bahan lainnya
B. campuran air
yang terkandung dalam jumlah banyak
beton : hidrasi semen, sehingga semen berfungsi sebagai top, yaitu mempermudah proses pencampuran agregat dan mempermudah pengerjaan beton
Beton harus bersih dan bebas dari bahan yang mengandung minyak, asam, alkali, garam, zat organik atau zat lain yang berbahaya bagi beton atau tulangan.
g yang digunakan untuk beton prategang atau beton bertatah aluminium, termasuk air bebas agregat, tidak boleh mengandung ion klorida
ahayakan.
Pemilihan bahan II-6
Tabel 2.3. Kandungan maksimum ion klorida untuk perlindungan baja yang lebih besar terhadap korosi
Jenis komponen struktural
Ion klorida terlarut (Cλ-) dalam beton
% berat semen Beton prategang 0,06 Beton bertulang yang terpapar klorida selama masa pakainya
0,15
Beton bertulang kering atau terlindung dari air selama masa pakainya
1,00
Struktur beton bertulang lainnya 0,30
Catatan: Untuk pengerasan beton dari 28 sampai 42 hari. Saat menguji kandungan ion klorida yang larut dalam air, prosedur pengujian harus sesuai dengan ASTM C1218
w. Air non-minum tidak boleh digunakan pada beton kecuali kondisi berikut dipenuhi: o Pemilihan proporsi campuran beton harus didasarkan pada campuran
beton menggunakan air dari sumber yang sama. o Hasil uji umur 7 dan 28 hari pada mortar test cube harus sudah
memiliki kekuatan sekurang-kurangnya sama dengan 90% dari kekuatan sampel uji yang disiapkan dengan air minum. Perbandingan uji kekuatan dilakukan pada mortar sejenis, kecuali untuk campuran air, disiapkan dan diuji menurut “Metode Uji Kuat Tekan Mortar Hidrolik Semen (Menggunakan Benda Uji Kubus dengan Ukuran Sisi 50 cm)” ASTMC109
o Jika harus menggunakan air laut, disarankan hanya untuk beton tanpa tulangan dengan kandungan garam terlarut maksimal 35.000 ppm
o Hindari penggunaan air dengan pH≤3
Sebuah alat untuk mengukur nilai drop
Pemilihan bahan II-7
Kadar air optimal (OPW) adalah jumlah air dalam konstruksi campuran beton yang menghasilkan tingkat daya tuang yang memenuhi persyaratan (dinyatakan sebagai SLUMP) • Bila jumlah air o Dalam batas tertentu, kuat tekan akan meningkat o Pengecoran lebih sulit o Pelumasan material dengan air berkurang (ditunjukkan dengan nilai slump lebih kecil) o Proses pengecoran harus lebih singkat dan diperlukan pemadatan tambahan untuk mendapatkan beton yang tidak berpori • Jika jumlah air >JAO o Kekuatan tekan beton akan menurun Lebih mudah diluncurkan o Segregasi (pemisahan butir) dapat terjadi o Kecenderungan menyusut (kelebihan air akan menguap meninggalkan pori beton) 2.4 BAHAN TAMBAHAN a. Spesifikasi Umum: Tidak mengandung aditif kalsium klorida atau klorida digunakan dalam beton pratekan, beton tertanam aluminium atau beton cor dengan bekisting baja galvanis. B. Jenis aditif: Ada dua kategori aditif, yaitu aditif dan aditif. Aditif adalah bahan kimia yang dapat mengubah sifat beton secara kimiawi, sedangkan zat aditif adalah bahan tambahan yang hanya berfungsi sebagai bahan pengisi dan tidak mengubah sifat kimianya. Jenis Aditif : o Water Reducer/Plasticizer/Superplasticizer Digunakan untuk mengurangi jumlah air dan semen dengan kekuatan beton yang tinggi limbah yang dihasilkan dan meningkatkan plastisitas beton untuk dituang di tempat yang sulit (karena penuangan membutuhkan nilai slump yang tinggi, maka bahan tambahan ini lebih disukai daripada penambahan air). o Pengubah Viskositas Aditif (VMA) Memodifikasi kohesi (umumnya digunakan untuk beton yang memadat sendiri) tanpa mengubah aliran secara signifikan. o Retarder Menunda pengaturan awal, digunakan untuk pemotretan jarak jauh dan beton massa yang membutuhkan panas hidrasi rendah.
Pemilihan bahan II-8
Tiga aditif di atas atau campuran ketiganya harus sesuai dengan ASTM C494. Spesifikasi Aditif Kimia untuk Beton atau ASTM C1017. Spesifikasi aditif kimia untuk produksi beton yang sangat bisa dikerjakan.
o Akselerator Mempercepat pengaturan dan pengerasan awal beton, digunakan untuk efisiensi waktu pengecoran/cetakan terikat air.
o Jebakan udara Menambah gelembung udara pada beton, dapat mengurangi bleeding,
mengurangi kebutuhan air dan mengurangi segregasi. Ini digunakan untuk menuangkan dengan pompa beton. Harus sesuai dengan SNI 03-2496-1991. Spesifikasi bahan pembantu untuk membuat gelembung dalam beton.
Aditif Lainnya: o Fly Ash Harus sesuai dengan ASTM C618. Spesifikasi fly ash i
Pozzolan alami murni atau terkalsinasi untuk digunakan sebagai aditif mineral dalam beton semen Portland. Ini meningkatkan kohesi dan mengurangi kepekaan terhadap perubahan kadar air, tetapi harus hati-hati agar tidak mengatur level terlalu tinggi, yang dapat membuat pasta terlalu kohesif dan menghambat aliran.
o Beban mineral
Misalnya batu kapur, dolomit, dll. Distribusi ukuran partikel, bentuk dan penyerapan air mempengaruhi kebutuhan air.
o Kerak Tungku Halus Harus memenuhi ASTM C989. Spesifikasi untuk oven kerak pijar
halus untuk digunakan dalam beton dan mortar. Dengan mengurangi panas hidrasi, namun waktu curing menjadi lebih lama, penggunaan aditif jenis ini juga meningkatkan risiko segregasi.
o Asap silika Harus sesuai dengan ASTM C1240. Spesifikasi Silikon Dioksida untuk
Digunakan dalam mortar semen beton dan hidrolik. Ini meningkatkan kohesi dan ketahanan terhadap segregasi, serta mengurangi atau menghilangkan perdarahan, tetapi jika berlebihan dapat menyebabkan percepatan pembentukan kerak pada permukaan beton, yang mengakibatkan sambungan dingin atau cacat permukaan.
o Aditif lainnya
Metakaolin, pozzolan alami, dan bahan pengisi halus lainnya dapat digunakan, tetapi efek jangka pendek dan jangka panjangnya pada beton harus dievaluasi dengan cermat.
Pemilihan bahan II-9
2.5 SERAT Serat logam dan polimer dapat digunakan. Serat polimer dapat digunakan untuk mencegah kendur dan retak akibat penyusutan plastik. Serat besi dan serat polimer struktural panjang digunakan untuk memodifikasi keuletan beton yang mengeras. Jumlah dan ukuran panjang dipilih berdasarkan ukuran agregat maksimum dan persyaratan struktural.
Proyek Pencampuran Beton III-0
00
Proyek Pencampuran Beton III-1
3.1
A. Anda
sudah punya
B. PeDi o T
1)
Perbandingan
F
2
TATA CARA PEMBUATAN RENCANA PENCAMPURAN BETON NORMAL, SNI T-15-1990-03 Menentukan kuat tekan beton yang dibutuhkan (fc') pada umur tertentu adalah kuat tekan beton yang kemungkinan akan lebih rendah dari jumlah tersebut hanya 5 %.
standar deviasi (sd) ditentukan berdasarkan tingkat kendali mutu kinerja campuran beton.
mampu 3.1 Nilai standar deviasi tingkat pengendalian mutu pekerjaan sekolah dasar (Mpa)
Memuaskan 2,8 Sangat baik 3,5 Baik 4,2 Cukup 5,6 Buruk 7,0 Tidak menguasai 8,4
. Jika kontraktor memiliki catatan data hasil pembetonan serupa di masa lalu. Jumlah hasil pengujian minimal 30 buah (Data hasil pengujian kuat tekan adalah hasil pengujian kuat tekan rata-rata dua buah silinder yang terbuat dari contoh beton yang sama dan diuji pada umur 28 hari atau umur pengujian lain yang ditentukan). Jika jumlah data uji kurang dari 30, dilakukan koreksi dengan faktor pengali standar deviasi.
bell 3.2 Faktor pengali Standar deviasi Jumlah data 30 25 20 15 <15 pelaku Pengali 1.0 1.03 1.08 1.16 Tidak diperbolehkan
). Jika pelaku tidak memiliki catatan hasil tes beton yang serupa
dahulu/jika data hasil pengujian kurang dari 15 buah, maka nilai margin langsungnya adalah 12 MPa.
Proyek Pencampuran Beton III-2
w. Perhitungan Nilai Tambah (M) o Jika Nilai Tambah diatur ke 12 MPa, langsung ke
Langkah d o Jika nilai tambah dihitung berdasarkan standar deviasi Sd, maka
diturunkan dengan rumus berikut: M = k * SD
Dengan : M = Nilai tambah, Mpa k = 1,64
SD = simpangan baku, MPa
D. Tentukan kuat tekan rata-rata yang dirancang fcr' = fc' + M
Dengan: fcr' = Kuat tekan rata-rata, MPa fc' = Kuat tekan yang dibutuhkan, MPa M = Nilai tambah, Mpa
Dia. Penentuan jenis semen Portland Lihat jenis semen pada butir 2.1.b
F. Menentukan jenis agregat Lihat poin 2.2 dan pilihlah agregat alami atau batu pecah.
G. Tentukan faktor air semen dengan salah satu dari dua cara: o Berdasarkan jenis semen yang digunakan dan kuat tekan rata-rata silinder
shotcrete untuk usia tertentu. Lihat Gambar 3.1
Gambar 3.1 Hubungan antara faktor air-semen dan kuat tekan rata-rata silinder beton (sebagaimana dinilai oleh FAS)
III-3 Proyek Pencampuran Beton
o Berdasarkan jenis semen, jenis agregat kasar dan kuat tekan rata-rata yang diharapkan untuk umur tertentu. Lihat tabel 3.3 dan gambar 3.2. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: • Tabel 3.3 dengan data jenis semen, jenis agregat kasar dan umur
beton, baca perkiraan kuat tekan silinder beton yang akan diperoleh jika digunakan faktor semen air 0,5.
Tabel 3.3 Estimasi kuat tekan beton (MPa) dengan FAS 0.5
Umur (hari) Jenis semen Jenis agregat kasar 3 7 28 91
Alam 17 23 33 40 I, II, V Brita 19 27 37 45 Alam 21 28 38 44 III Brita 25 33 44 48
• Gambar 3.2 Gambarlah titik A pada Gambar 3.2, dengan FAS 0.5 sebagai absis dan kuat tekan beton yang diperoleh dari Tabel 3.3 sebagai ordinat. Dari titik A dibuat graf baru dengan bentuk yang sama dengan kedua graf tetangganya. Kemudian gambar garis horizontal dari sumbu vertikal di sebelah kiri ke kuat tekan rata-rata yang diinginkan hingga melintasi grafik baru dan seret ke bawah untuk mendapatkan FAS yang Anda cari.
Gambar 3.2 Bagan penentuan faktor air-semen
Proyek Pencampuran Beton III-4
H. Penentuan faktor water cement maksimum Lihat Tabel 3.4 Jika FAS maksimum ini kurang dari langkah g maka FAS maksimum ini yang digunakan.
Tabel 3.4 FAS Maksimum untuk beton dan lingkungan yang berbeda
Khusus
Beton tipe FAS Maksimum beton pada luas bangunan: a. Keadaan tidak korosif b. Keadaan korosif, disebabkan oleh
kondensasi atau korosi uap
0,60 0,52
Beton di luar bidang konstruksi: a. Tidak terlindung dari hujan dan matahari
matahari langsungb. Terlindung dari hujan dan matahari
matahari langsung
0,55
0,60
Beton yang masuk ke dalam tanah: a. Pengalaman dalam kondisi basah dan kering
secara bergantianb. Di bawah pengaruh sulfat dan alkali
mencuci
0,55
Tabel 3.8
Beton selalu terhubung dengan air tawar/payau/laut Tabel 3.9
i Menentukan nilai likuidasi
Penentuan nilai penurunan dilakukan dengan mempertimbangkan produksi, pengangkutan, penuangan, pemadatan dan jenis konstruksi. Misalnya: pengecoran pompa beton membutuhkan nilai slump yang besar, pemadatan vibrasi dapat dilakukan dengan nilai slump yang cukup kecil. Lihat Tabel 3.5 untuk pertimbangan.
Mengukur nilai jatuh
III-5 Proyek Pencampuran Beton
Tabel 3.5 Penentuan Nilai Penurunan Maksimum Beton Min
Dinding, pelat pondasi dan pondasi yang diperkuat 12.5 5.0
Sepatu tanpa tulangan, caisson dan instalasi bawah tanah 9.0 2.5
Pelat, balok, pilar dan dinding 15,0 7,5 Pengaspalan 7,5 5,0 Massa beton 7,5 2,5
Tabel 3.6 Estimasi kebutuhan air per meter kubik beton (liter)
Jatuhkan (mm) Ukuran besar
Kerikil maksimum (mm)
Jenis batuan 0-10 10-30 30-60 60-180
10 batu pecah alami
150 180
180 205
205 230
225 250
20 batu pecah alam
135 170
160 190
180 210
195 225
40 batu alam hancur
115 155
140 175
160 190
175 205
Catatan: • Koreksi suhu di atas 20oC, setiap kenaikan 5oC harus ditambahkan 5 air
liter per m3 campuran beton • Kondisi permukaan: untuk permukaan agregat kasar, seharusnya demikian
lebih banyak air ± 10 liter per m3 campuran beton
J. Penentuan ukuran terbesar suatu barang kolektif Penentuan ukuran terbesar suatu barang kolektif dilakukan berdasarkan nilai terkecil dari ketentuan butir 2.2.c
k. Menentukan jumlah air yang dibutuhkan per meter kubik beton,
berdasarkan ukuran agregat maksimum, tipe agregat dan penurunan yang diinginkan. Lihat tabel 3.6
Jika agregat halus dan agregat kasar dari berbagai jenis (alami dan hancur) digunakan, perkiraan jumlah air ditentukan dengan rumus:
A = 0,67Ah + 0,33 Ak Dengan : A = Jumlah air yang dibutuhkan (lt/m3) Ah = Jumlah air yang dibutuhkan menurut jenis agregat halus Ak = Jumlah air yang dibutuhkan menurut jenis agregat besar
III-6 Proyek Pencampuran Beton
SAYA. Hitung berat semen yang dibutuhkan
Dihitung dengan membagi jumlah air pada langkah k dengan FAS yang diperoleh pada langkah g dan h
M. Hitung kebutuhan semen minimum Ditentukan oleh tabel 3.7-3.9. Persyaratan semen minimum ini
ditentukan untuk mencegah kerusakan beton pada lingkungan khusus, misalnya: lingkungan korosif, air payau dan air laut.
Tabel 3.7 Persyaratan semen minimum untuk berbagai jenis beton
lingkungan khusus
Jenis beton semen
Minimal (kg/m3 beton)
Beton di dalam area konstruksi: a. Keadaan tidak korosif b. Keadaan korosif, disebabkan
kondensasi atau uap korosif
275
325
Beton di luar bidang konstruksi: a. Tidak terlindung dari hujan dan matahari
langsung b. Terlindung dari hujan dan matahari
secara langsung
325
275
Beton yang masuk ke dalam tanah: a. Mengalami kondisi basah dan kering yang bergantian
ganti b. Di bawah pengaruh sulfat dan alkali tanah
325
Tabel 3.8
Beton selalu terhubung dengan air tawar/payau/laut Tabel 3.9
III-7 Proyek Pencampuran Beton
Tabel 3.8 Persyaratan Semen Minimum dan FAS Maksimum untuk Beton yang Berkaitan dengan Air Tanah Sulfat
Konsentrasi sulfat (SO3) dalam tanah
Ukupni SO3
SO3 dalam
campuran air dan tanah
= 2:1 (g/lt)
SO3 dalam air
tana (g/lt)
jenis semen
Kandungan semen minimum (kg/m3) Ukuran Maks. Agregat (mm) 40 20 10
faktor air
Benih (FAS)
Maksimum
<0,2 <0,1 <0,3 Tipe I dengan atau tanpa pozzolan (15-40%)
280
300
350
0,5
0,2-0,5 1,0-1,9 0,3-1,2
Tipe I tanpa pozzolan Tipe I dengan pozzolan (15-40%) atau semen Portland pozzolan Tipe II atau V
290 270 250
330 310 290
380 360 430
0,5
0,55
0,55
0,5-1,0 1,9-3,1 1,2-2,5
Tipe I dengan pozzolana (15-40%) atau pozzolanic Portland cement tipe II atau V
340 290
380 330
430 380
0,45
0,5 1,0-2,0 3,1-5,6 2,5-5,0 Tipe II atau V 330 370 420 0,45
>2.0 >5.6 >5.0 Tipe II atau V dan lapisan pelindung
330
370
420
0,45
III-8 Proyek Pencampuran Beton
N. Penyesuaian kebutuhan semen
Jika kebutuhan semen yang diperoleh pada langkah 1 kurang dari tahap m, maka kebutuhan semen minimum (yang nilainya lebih tinggi) harus digunakan.
Kaki. Penyesuaian jumlah air atau FAS Jika terjadi perubahan jumlah semen akibat langkah n, maka nilai faktor air semen berubah. Dalam hal ini, diterapkan dua metode berikut: • Pada metode pertama, faktor air-semen dihitung ulang dengan membagi
jumlah air dengan jumlah semen yang minimal • Cara lain, jumlah air disesuaikan dengan mengalikan jumlah semen.
faktor air-semen minimum Catatan: Cara pertama akan mengurangi faktor air-semen, sedangkan cara kedua akan menambah jumlah air yang dibutuhkan
PS Menentukan luas gradasi agregat halus Klasifikasikan luas gradasi agregat menggunakan Tabel 3.10.
Q. Perbandingan antara agregat halus dan kasar
Diperlukan untuk mendapatkan gradasi campuran agregat yang baik. Pada tahap ini dicari nilai perbandingan antara berat agregat halus dengan massa agregat campuran. Penentuan dilakukan dengan memperhatikan granulometri maksimum agregat kasar, nilai penurunan, FAS dan luas gradasi agregat halus. Berdasarkan data tersebut dan pada Gambar 3.3-3.5, persentase berat agregat halus dapat diperoleh dalam hubungannya dengan massa agregat campuran.
Tabel 3.9 Persyaratan semen minimum dan FAS maksimum untuk beton bertulang/prategang tahan air
Berhubungan dengan:
Jenis semen maksimum FAS
Kandungan semen minimal
Ukuran maksimum
Agregat (mm) 40 20
Air tawar 0,50 Semua jenis I-V 280 300
Air payau
0,45
0,50
Tipe I + pucolan (15-40%) kota semen portlandski pucolan tipe II kota V
340 380 290 330
Air laut 0,45 Dica II atau V 330 370
Proyek Pencampuran Beton III-9
Tabel 3.10 Batas klasifikasi persentase berat butiran pasir yang melewati saringan sumur
Lokal (mm) 1 2 3 4
10,00 100 100 100 100 4,80 90-100 90-100 90-100 95-100 2,40 60-95 75-100 85-100 95-100 1,20 30-70 55-90 75-100 90 -100 0,6 0 15-34 35- 59 60-79 80-100 0,30 5-20 8-30 12-40 15-50 0,15 0-10 0-10 0-10 0-15
Gambar 3.3 Persentase agregat halus dalam kaitannya dengan agregat total untuk granulometri maksimum 10 mm
Gambar 3.4 Persentase agregat halus dalam kaitannya dengan agregat total untuk granulometri maksimum 20 mm
Proyek Pencampuran Beton III-10
Gambar 3.5 Persentase agregat halus dalam hubungannya dengan agregat total untuk granulometri maksimum 40 mm
R. Bobot spesifik do agregat misto Bj camp = P/100*bj ag hls + K/100*bj ag ksr
Dengan : Bj camp = berat jenis campuran agregat Bj ag hls = berat jenis agregat halus
Bj ag ksr = Berat jenis agregat kasar P = Persentase agregat halus terhadap agregat
campuran K = persentase agregat kasar terhadap agregat
Berat jenis campuran agregat halus dan kasar diperoleh dari hasil pemeriksaan
laboratorium, tetapi jika tidak ada dapat diambil 2,60 untuk agregat kontinyu dan 2,70 untuk agregat fraksional
S. Menentukan Berat Jenis Beton Menggunakan data berat jenis agregat dari Langkah r dan kebutuhan air untuk setiap meter kubik beton, grafik pada Gambar 3.6 dapat memperkirakan berat jenis beton. Begini caranya: • Suatu garis ditarik dari berat spesifik agregat yang dicampur pada langkah q
kurva gravitasi spesifik gabungan yang sesuai dengan garis lengkung yang paling dekat dengan garis lengkung pada Gambar 3.6.
• Permintaan air yang diperoleh pada langkah k disisipkan pada Gambar 3.6 dan garis vertikal ditelusuri dari nilai ini hingga mencapai kurva yang dibuat pada langkah pertama
• Dari titik perpotongan ini, tarik garis mendatar ke kiri untuk mendapatkan nilai berat spesifik beton
III-11 Proyek Pencampuran Beton
T. Kebutuhan agregat campuran dihitung dengan cara mengurangkan berat beton per meter kubik dikurangi kebutuhan air dan semen.
kamu Hitung berat agregat halus yang dibutuhkan berdasarkan hasil langkah q dan r. Persyaratan agregat halus diperoleh dengan mengalikan persyaratan agregat campuran dengan persentase berat agregat halus
w. Hitung berat agregat kasar yang dibutuhkan berdasarkan hasil langkah r
dan S. Kebutuhan agregat kasar dihitung dengan cara mengurangkan kebutuhan agregat halus dengan kebutuhan agregat campuran.
Pada perhitungan di atas, agregat halus dan agregat kasar diasumsikan dalam keadaan jenuh kering permukaan, sehingga pada bidang yang agregatnya tidak jenuh dengan agregat kering, harus dilakukan koreksi terhadap kebutuhan material. Koreksi harus dilakukan minimal sekali sehari. Koreksi dihitung menggunakan rumus berikut: Air = A-[(Ah-A1)/100]xB-[(Ak-A2)/100]xC Agregat Halus = B+[Ah-A1)/100]xB Agregat Kasar = C+ [ (Ak-A2)/100]xC Dengan: A = Jumlah air yang dibutuhkan (liter/m3) B = Jumlah agregat halus (kg/m3) C = Jumlah agregat kasar (kg/m3) Ah = Kelembaban aktual kadar air agregat halus (%) Ak = kadar air aktual agregat kasar (%) A1 = kadar air agregat halus jenuh yang mengering di muka (%) A2 = kadar air agregat kasar jenuh yang mengering di muka (% )
Gambar 3.6 Grafik hubungan antara kadar air, berat jenis campuran agregat dan berat beton
III-12 Proyek Pencampuran Beton
Untuk kemudahan penggunaan, Anda dapat menggunakan formulir di bawah ini:
Tabel 3.11 Bentuk Proyek Pencampuran Beton
III-13 Proyek Pencampuran Beton
3.2 Tata cara perancangan rasio pencampuran beton normal SNI 03-2847-2002 Butir 7.3
14
Gambar 3.7 Diagram desain rasio campuran berbasis air
SNI 03-2847-2002
III-14 Proyek Pencampuran Beton
Tabel 3.12 Faktor modifikasi standar deviasi jika jumlah pengujian kurang dari 30 contoh
Jumlah tes faktor modifikasi untuk standar deviasi
<15 contoh Gunakan tabel 15 15 contoh 1.16 20 contoh 1.08 25 contoh 1.03 30 atau lebih contoh 1.00
Catatan: Lakukan interpolasi untuk jumlah pengujian yang berada di antara nilai di atas
Kuat tekan rata-rata yang dibutuhkan f'cr ditentukan sebagai dasar untuk memilih proporsi campuran beton, harus diambil sebagai nilai yang lebih besar dari persamaan 1 atau 2 di bawah ini:
f'cr = f'c + 1,34 S...................................( 1 ) f 'cr = f'c + 2,33 S -3,5................................... ...(2 )
Tabel 3.13 Rata-rata kuat tekan diperlukan jika data tidak tersedia untuk menentukan standar deviasi
Persyaratan kuat tekan, f'c MPa
Kekuatan tekan rata-rata yang dibutuhkan, f'cr MPa
Kurang dari 21 f'c + 7.0 21-35 f'c + 8.5 Lebih dari 35 f'c + 10.0
III-15 Proyek Pencampuran Beton
Pasal 7.3(3(2)) SNI 03-2847-2002, menyatakan sehubungan dengan penyiapan perbandingan campuran beton yang diperoleh dari campuran percobaan yang dapat digunakan jika batasan-batasan ini dipenuhi: o Kombinasi bahan yang digunakan harus yang sama digunakan di
pekerjaan yang harus diselesaikan. o Campuran percobaan yang memiliki proporsi dan konsistensi yang sesuai
diperlukan untuk pekerjaan yang akan dilakukan harus dilakukan dengan menggunakan setidaknya tiga jenis rasio air-semen yang berbeda untuk menghasilkan kisaran kekuatan tekan beton yang mencakup kekuatan rata-rata yang dibutuhkan f'cr
o Campuran uji harus dirancang untuk mencapai workability dalam ± 20 mm dari nilai maksimum yang diperbolehkan dan, untuk beton dengan bahan tambahan yang mengandung udara, kisaran kadar udara dibatasi hingga ± 0,5% dari kadar udara maksimum yang diperbolehkan
o Untuk setiap proporsi air dan semen, sekurang-kurangnya harus dibuat tiga sampel silinder uji untuk setiap umur uji dan diperlakukan sesuai dengan SNI 03-2492-1991. Metode pembuatan dan pengolahan benda uji beton di laboratorium. Silinder harus diuji pada umur 28 hari atau pada umur uji yang ditentukan untuk menentukan f'c
o Dari hasil uji silinder, harus dibuat kurva yang menunjukkan hubungan antara rasio air-semen atau kadar semen dan kuat tekan pada umur uji yang ditentukan.
o Rasio air-semen maksimum atau rasio minimum semen terhadap beton yang akan digunakan dalam pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah seperti yang ditunjukkan pada kurva untuk mendapatkan kekuatan rata-rata yang memenuhi persyaratan di atas, kecuali rasio air-semen yang lebih rendah adalah diperlukan kuat tekan yang lebih tinggi. tinggi badan yang dipersyaratkan menurut pasal 6 SNI 03-2847-2002.
Pasal 6 SNI 03-2847-2002. Persyaratan daya tahan beton 6.1 Rasio air-semen
Rasio air-semen yang disyaratkan dalam Tabel 3.14 dan Tabel 3.15 harus dihitung dengan menggunakan berat semen sesuai dengan ASTM C150, ASTM C595 M atau ASTM C845 ditambah berat abu terbang dan pozolan lainnya sesuai dengan ASTM C618, skala per ASTM C989 dan silika per ASTM C1240 jika digunakan.
Proyek Pencampuran Beton III-16
6.2 Pengaruh lingkungan
Tabel 3.14 Persyaratan khusus untuk lingkungan khusus
Kondisi lingkungan Rasio air-semen maksimum1
f'c minimum2
MPa Beton permeabilitas rendah di bawah pengaruh air 0,50 28
Untuk perlindungan korosi tulangan pada beton yang terpapar pada lingkungan yang mengandung garam klorida atau air laut
0,40 35
Nilai:
1. Dihitung berdasarkan berat dan mengacu pada beton normal 2. Untuk beton normal dan beton ringan
Struktur pelabuhan: Contoh beton di bawah pengaruh air laut 6.3 Pengaruh lingkungan yang mengandung sulfat
o Beton yang terpapar lingkungan yang mengandung sulfat yang terkandung dalam larutan atau tanah harus sesuai dengan tabel 3.15 atau harus dibuat dari semen tahan sulfat dan memiliki rasio air-ke-semen maksimum dan kuat tekan minimum sesuai dengan tabel 3.15
III-17 Proyek Pencampuran Beton
Tabel 3.15 Persyaratan beton yang dipengaruhi oleh lingkungan yang mengandung sulfat
Menunjukkan
Sulfat tidak hanya lingkaran
Sulfat (SO4) dalam tanah larut
Di dalam air
persen melawan
mencoba
sulfat (SO4)
Di dalam air
mikron gram per
grama
jenis semen
Rasio air-semen
Berat maksimal
(beton berat
Normal)
f'c minimum
(Beton itu berat
biasa dan
luz)
MPa
Ambil 0,00-0,10 0-150 - - -
Sedang 0,10-0,20 150-1500
II,IP(MS), IS(MS),P(MS)
, I(PM)(MS), I(SM)(MS)*
0,5 28
Berat 0,20-2,00 1500-1000
V 0,45 31
Sangat berat >2,00 >10000 V+pozzolana 0,45 31
Catatan: *Campuran semen sesuai dengan ASTM C595
III-18 Proyek Pencampuran Beton
6.4 Perlindungan tulangan terhadap korosi o Tulangan beton harus dilindungi terhadap korosi,
sehingga konsentrasi ion klorida tertinggi yang dapat larut dalam air pada beton keras berumur 28-42 hari tidak boleh melebihi batas pada tabel 3.15. Ketika pengujian dilakukan untuk menentukan kandungan ion klorida yang larut dalam air, prosedur pengujian harus sesuai dengan ASTM C1218
o Persyaratan nilai rasio air-semen dan kuat tekan beton pada tabel 3.14 dan persyaratan tebal selimut beton pada pasal 9.7 SNI 03-2847-2002 harus dipenuhi jika beton berada di lingkungan mengandung klorida dari air garam, air laut atau semprotan dari sumber lain. Untuk kabel prategang tidak tetap, lihat ketentuan Pasal 20.16 SNI 03-2847-2002.
Pasal 7.4 SNI 03-2847-2002. Sebutkan produksi campuran
tanpa bergantung pada data lapangan atau campuran uji. o Jika data hasil pengujian beton sebelumnya tidak tersedia, maka
Proporsi campuran beton ditentukan berdasarkan pengujian atau data lain jika disetujui oleh pengawas lapangan. Kuat tekan rata-rata yang disyaratkan, f'cr, beton yang diproduksi dengan bahan yang serupa dengan yang akan digunakan harus paling sedikit 8,5 MPa lebih besar dari f'c yang disyaratkan. Alternatif ini sebaiknya tidak digunakan untuk beton yang kuat tekannya lebih besar dari 28 MPa.
o Campuran beton yang dirancang sesuai dengan poin ini harus memenuhi syarat durabilitas pasal 6 (di atas) dan kriteria uji kuat tekan pasal 7.6 SNI 03-2847-2002
Implementasi IV-0
Implementasi IV-1
4.1 PENKAMPURAN/MISTURA a. Situs-Mix
1. Pola pencampuran ini hanya untuk beton normal (berat jenis
2200 kg/m3-2500 kg/m3) dan tidak menggunakan bahan tambahan.
Mencampur dengan aditif diatur oleh instruksi
penggunaan bahan tambahan bekas.
2. Mixer yang digunakan harus memiliki alat pemutar
dengan mesin, baik itu mollen, winget, pan mixer atau dosing plant
dibagi menjadi dua kelompok, yaitu:
• Kelompok 1: Pencampur dengan pisau berputar,
contoh: mixer dan dosing plant
• Grup 2: Mixer dan bilah berputar secara bersamaan,
misalnya: mollen e winget
Campur a. Semua bahan beton harus dicampur dengan baik sampai tercampur
seragam dan harus dituang seluruhnya sebelum mengisi ulang mixer.
B. Output dari mixer tidak boleh menyebabkan pemisahan beton.
tumpah. w. Beton siap pakai dicampur dan dikirim sesuai kebutuhan
SNI 03-4433-1997. Spesifikasi Beton Ready Mix atau ASTM C685. Spesifikasi untuk beton yang disiapkan dengan pengelompokan volumetrik dan pencampuran kontinyu.
Implementasi IV-2
D. Pencampuran beton yang dilakukan di lapangan harus dilakukan sebagai berikut : 1) Urutan pemuatan material pada mesin pencampur harus :
dimulai dengan agregat kasar, agregat halus dan kemudian semen. Setelah menambahkan semen, putar mixer selama 1/2 menit lalu tambahkan air (air dan bahan tambahan jika tidak ada ketentuan lain tentang penggunaan bahan tambahan). Kemudian aduk sesuai dengan waktu yang ditentukan.
2) Mesin pencampur harus diputar dengan kecepatan yang direkomendasikan oleh pabrikan. Jika tidak, Anda dapat menggunakan pendekatan pada Tabel 4.1
3) Pencampuran harus dilakukan secara terus menerus selama minimal 1,5 menit (lihat tabel 4.1) setelah semua bahan berada di dalam bejana pencampur, kecuali dapat dibuktikan dengan waktu yang lebih singkat dapat memenuhi persyaratan pengujian keseragaman campuran SNI 03 -4433- 1997 (tampilan, ilmiah). Spesifikasi campuran beton jadi.
4) Pengolahan, takaran dan pencampuran bahan harus sesuai dengan aturan terkait SNI 03-4433-1997. Spesifikasi campuran beton jadi.
5) Catatan rinci harus disimpan dengan data yang mencakup: o Jumlah campuran yang diproduksi o Proporsi bahan yang digunakan o Perkiraan lokasi kebocoran pada struktur o Tanggal dan waktu pencampuran dan penuangan
Tabel 4.1 Standar waktu putaran minimum untuk mixer jenis mesin pencampur
Kapasitas maksimum (m3)
Waktu pencampuran minimum (menit)
<1,0 1,5 1,0-2,5 2,0 2,5-3,0 2,5 3,0-5,0 3,0
Pisau berputar dengan sendirinya
5.0-7.0 3.5 Bilah berputar
bersama dengan mesin
0,5 3,0
Dia. Toleransi berat bahan campuran beton: o Semen dan air +/-2% o Pasir +/-3% o Agregat kasar +/-5% o Air +/-2% o Bahan tambahan +/-5%
Implementasi IV-3
B. Campuran jadi
Beton pra-campur terutama digunakan untuk penuangan volume besar yang biasanya melayani proyek skala besar atau melayani proyek di perkotaan. Penggunaan beton prefabrikasi menghilangkan waktu pencampuran kontraktor, karena beton tiba di lokasi siap untuk ditempatkan, yang harus diperhatikan adalah kualitas beton dan penanganan di lokasi. 1. Kontrol Kualitas
Dalam kontrol kualitas beton siap pakai, penting untuk mengontrol volume semen dalam desain campuran karena komponen semen adalah komponen campuran yang paling mahal.
Pada pengecoran volume besar, kesalahan keseragaman kualitas dapat terjadi karena ketidaktepatan operator pabrik karena banyaknya pengiriman ke lokasi yang berbeda dengan kualitas atau spesifikasi yang berbeda.
Prosedur berikut dapat dilakukan untuk mengontrol kemampuan kerja beton sebelum dituang:
Itu. Pastikan beton tercampur rata di dalam truk pengaduk.
B. Ambil contoh bahan secukupnya untuk diuji c. Melakukan uji slump pada sampel bahan uji d. Jika hasilnya memenuhi persyaratan yang ditentukan, maka
kargo harus diterima. Namun jika hasilnya di luar batas, ambil sampel bahan uji dari truk yang sama untuk dilakukan uji jatuh lagi.
Dia. Jika tidak sesuai, maka beton harus ditolak.
2. Penanganan beton siap pakai lapangan a. Tempat yang akan diseberangi dan tempat parkir truk pengaduk beton harus kokoh dan
yang akan menampung muatan penuh truk pencampur beton sekitar 24 ton, dan jelas bahwa jalan ini harus lebih kuat dari yang diperlukan untuk lalu lintas normal di pedesaan. Oleh karena itu, membuat akses jalan yang memadai pada awal pekerjaan lebih menguntungkan daripada "menambal" fondasi yang lemah. Direkomendasikan untuk penggunaan umum, untuk menyediakan inti perkerasan yang sangat padat dengan ketebalan 200mm atau setara.
b) Perhatian harus diberikan kepada truk yang berjalan di tepi galian. Galian harus ditopang dengan baik sehingga sisi galian tidak roboh karena beban kendaraan.
Implementasi IV-4
4.2 TRANSPORTASI a) Semua peralatan transportasi harus bersih.
B. Seharusnya tidak ada segregasi dan hilangnya plastisitas campuran
selama proses pengangkutan. w. Cobalah untuk tidak membentuk susu/kelembaban tinggi pada beton segar. D. Waktu dari batch hingga akhir penuangan tidak boleh lebih lama
1,5 jam atau total waktu penyelesaian pengecoran tidak lebih dari tiga jam, dan nilai pengurangannya masih memenuhi persyaratan
Implementasi IV-5
4.3 PERSIAPAN LOKASI a. P
bb
B. S
c c. C
DD. B
Pak
e
F
G
H
e
Persiapkan pekerjaan dengan benar, termasuk sambungan bekisting, periksa apakah tulangan ditempatkan dengan benar (jika ada), pastikan bekisting rata, kokoh dan ditopang dengan baik.
Semua puing, kotoran, dan genangan air harus dikeluarkan dari retakan untuk diisi dengan beton.
Cetakan harus dilapisi dengan pelumas permukaan agar mudah dilepas.
Jika ada bagian yang menggunakan batu bata, maka bagian dinding bata pengisi yang akan bersentuhan dengan beton segar harus dalam keadaan basah.
. Armor harus dibersihkan secara menyeluruh dari lapisan yang mengganggu.
. Sebelum memasang beton, air harus dikeluarkan dari lokasi pemasangan, kecuali jika digunakan tremi.
. Semua kotoran dan substrat yang lepas atau berkualitas buruk harus dihilangkan sebelum memasang beton ke dalam substrat beton yang mengeras.
. Pengecoran di atas beton/batu lama harus bersih, kasar, dibasahi dan dilapisi dengan mortar/semen yang dibuat dengan air dan semen yang sama dengan beton dan terlebih dahulu dengan nilai peletakan 15 cm, tebal 4-10 cm untuk menghindari lubang dan buat tautan dekat atau gunakan agen tautan.
. Keterlambatan pengecoran pada saat beton siap dituang menyebabkan penurunan mutu akhir. Pastikan semua tindakan di atas dilakukan sebelum beton siap dituang.
Implementasi IV-6
4.4 PERALATAN PENGEBORAN a. truk dengan mixer
• Truk pengaduk beton umumnya digunakan untuk mengirimkan beton siap pakai,
dengan drum berputar untuk mencegah pengerasan beton, tidak seperti mixer otomatis yang mencampur beton dan mengangkutnya pada saat yang bersamaan. Spesifikasi mixer dapat dilihat pada poin 4.1 (atas)
• Kontraktor harus memeriksa nilai slump masing-masing lot untuk menentukan keseragaman konsistensi beton. Jika pengujian ini menunjukkan variasi nilai penurunan lebih besar dari 50 mm, disarankan untuk tidak menggunakan mixer hingga kondisinya diperbaiki.
• Mixer harus dirawat dengan baik, bebas dari endapan beton keras dan mortar, bilah dan semua bagiannya harus diganti bila sudah aus 25 mm dari desain pabrik
• Beton harus tiba di lokasi konstruksi dan pengerjaannya harus selesai dalam waktu 1,5 jam setelah memasukkan air ke dalam campuran semen/agregat.
Di bawah ini adalah rata-rata kapasitas dan spesifikasi berbagai truk pengaduk beton yang ada di pasaran: Kapasitas drum geometrik: 8-14 m3
Kapasitas pencampuran: 5-8 m3
Kecepatan putaran drum: 0-18 rpm Tekanan sistem air: 2 bar Volume tangki air: 400-600 liter Berat mixer kosong: 2800-3200 kg Kecepatan maksimum: 60 km/jam
Satuan panjang: mm
Implementasi IV-7
B. Pompa beton • Pompa beton dilengkapi dengan tabung yang panjangnya tergantung
jangkauan horizontalnya • Ukuran agregat maksimum yang dapat dipompa hingga 63 mm (tetapi
juga tergantung pada spesifikasi pabrikan) • Dilengkapi dengan mixer di tangki pengisian untuk mencegah pembentukan beton
pengalaman pemasangan dan pelepasan lubang penyerap • Biasanya dilengkapi dengan 3-5 bagian untuk Z-bar Rata-Rata Spesifikasi Alat: Temperatur Pengecoran Ideal: -20 hingga +40°C Kisaran Vertikal: 16-58 m Kisaran Horizontal: 13-53 m Kisaran kedalaman : 8-42 m Tinggi alat saat dilipat: 4.1-15.4 m Keluaran: 48-154 m3/jam Tekanan tabung: 71-130 bar Diameter tabung: 200x1400 – 280x2100 mm Stroke: 18 -34 per menit
w. Tremie • Cara menuangkan beton ke dalam air melalui tabung atau pipa, tremie can
kaku atau fleksibel • Beton mengalir secara gravitasi melalui mesin pencampur beton
menyampaikan beton melalui bagian atas pipa atau dengan sambungan langsung melalui pompa beton
• Pengecoran Tremie bertujuan untuk menghasilkan pengecoran kontinyu monolitik di bawah air tanpa menyebabkan turbulensi
Implementasi IV-8
D. •
•
•
•
•
SpesJangBeraJuml
Menyiapkan cabang
Berupa tower yang tersusun dari substruktur turbulen, kolom vertikal dan arm/lengan yang dapat melepaskan aliran beton segar ke bekisting struktur Terdapat instalasi alat panjat dengan sistem hidrolik yang digerakkan oleh kabel kontrol terpencil. Penempatan balok dapat bertambah tinggi saat struktur bangunan naik dan dapat mencapai 100 ft (30,48 m) tanpa sambungan Pergerakan sudut sambungan balok besar memungkinkan untuk mencakup rentang lokasi yang relatif luas 40 kontainer Kaki diperlukan untuk mengangkut cabang
kata
Persyaratan untuk pengecoran quiver: • Diameter minimal 250 mm • Penetrasi shiver sekitar 3-4 inci atau 8-10 cm • Kandungan semen minimal 7 sak per yard kubik/0,76 m3 • Penurunan berkisar antara 6-9 inci • Penuangan beton dan manuver perlahan harus dilakukan dengan hati-hati
hati-hati • Pengiriman/pengangkutan beton harus sampai tujuan di
dalam jumlah yang cukup dan tepat waktu
Spesifikasi peralatan rata-rata: referensi horizontal: 16-50 m
alat: 4050-9650 kg bagian h pada satu lengan: 4-5 pcs.
Implementasi IV-9
SDPBPBD(G Ltp
Dia. Internal vibrator Memilih vibrator untuk menghasilkan beton berkualitas adalah: • Memilih vibrator terbesar di kelasnya yang sesuai dengan jenis pekerjaan • Pengingat penting: Udara yang terperangkap bergerak ke atas
pada campuran 1-3 inci per detik (1 inci pada nilai penurunan 0,3 inci pada nilai penurunan 4-5 inci)
rata-rata spesifikasi umum beberapa vibrator, antara lain: diameter kepala: 38-65 mm panjang vibrator: 345-490 mm ketebalan: 2,2-9,2 kg selang pelindung: 4-5 m ketebalan kerja: 10 ,5-22,5 kg kompresi efektif diameter
tergantung konsistensi beton) : 50-120 cm eter : 11000-14000 VPM
lihat juga Bab VI Pengetahuan Beton Pracetak, Subbab Pemadatan. Bab ini menjelaskan berbagai jenis peralatan pemadatan yang digunakan dalam produksi beton pracetak, seperti meja getar dan vibrator eksternal.
Benar atau salah
½ radius getaran
Vibrator internal dengan generator
Pelaksanaan IV-10
vibrator tanpa generator
4.5 Pengecoran Metode pengecoran dan pemadatan yang baik akan menghasilkan ikatan yang baik
ikatan yang kuat antara pasta semen dan agregat dan akan mengisi bekisting dengan sempurna. Kedua faktor tersebut di atas memegang peranan penting dalam memberikan beton kekuatan dan penampilan yang terbaik.
beton yang tidak dapat digunakan
Itu. Beton yang telah mengeras sebagian/terkontaminasi dengan bahan lain. B. Beton yang telah ditambahkan air atau beton yang telah dicampur kembali
setelah penugasan awal, kecuali disetujui lain oleh pengawas lapangan.
petunjuk umum
Itu. Kontrol Suhu - Jika memungkinkan, hindari peluncuran dalam cuaca panas dan kering dengan kelembapan rendah atau angin kencang yang sangat dingin. Jika prakiraan cuaca panas, kering atau berangin, sub-alas/beton tempat beton akan diletakkan harus dibasahi agar tetap lembab.
Pastikan bahwa setiap langkah pekerjaan dipersiapkan dengan baik,
karena dalam kondisi iklim tersebut tidak banyak waktu untuk menuangkan, memadatkan, menyelesaikan dan merawat beton.
Pelaksanaan IV-11
b) Segregasi - Beton harus ditempatkan sedekat mungkin dengan posisi akhirnya untuk menghindari segregasi dengan retro-manipulasi atau drainase.
w. Berkelanjutan-Setelah casting dimulai, setelah casting
harus dilakukan terus menerus untuk mengisi pelat atau penampang sampai batas atau sambungan yang ditentukan dan untuk menghindari sambungan dingin.
D. Kontrol posisi - Kecepatan lemparan harus sedemikian rupa
beton tetap dalam keadaan plastis dan dapat dengan mudah mengisi ruang antara tulangan, semua rongga dan masuk ke sudut-sudut bekisting, tetapi tidak menyebabkan pergerakan besi, bekisting dan material yang tertanam.
Dia. Kecepatan pitching - untuk menghindari tekanan yang berlebihan
dalam bekisting pada proyek besar, kecepatan peluncuran tidak lebih dari 1,2 m secara vertikal per jam, kecuali untuk kolom. Untuk menghindari retak, interval antara pelat beton, balok dan penyangga dan beton pilar dan dinding penyangga minimal 4 jam, idealnya 24 jam.
sambungan dingin f. Pasca-eksekusi - Jika eksekusi selanjutnya diperlukan, ekstensi
harus dilakukan sesuai dengan pasal 8.4 SNI 03-2847-2002 g. Pengecoran berlapis-lapis dibatasi dengan ketebalan maksimal 50 cm
dalam satu kali operasi (ketebalannya tergantung pada jenis konstruksi, ukuran bekisting dan jumlah tulangan) dan harus dipadatkan sebelum menuangkan lapisan berikutnya untuk menghindari lubang (target). Lapisan selanjutnya harus dituangkan segera sebelum lapisan sebelumnya mengeras.
Pelaksanaan IV-12
Hindari getaran berlebihan selama pemadatan lapisan sebagaimana mestinya
menyebabkan segregasi dan permukaan yang buruk.
H. Ketinggian Jatuh Maksimum - Jika Anda menggunakan pompa beton, menuangkan langsung dari truk pengaduk, menggunakan cerobong asap atau troli, pastikan beton segar dituang secara vertikal dengan ketinggian tuang maksimum 1,5m untuk menghindari lubang pada beton yang dihasilkan.
Teknik pengecoran (lihat gambar 4.1)
Itu. corong dinding
o Pengecoran dimulai dari ujung ke tengah untuk menghindari penumpukan air di sudut dan tepi bekisting.
o Tuang kelebihan hingga ketinggian sekitar 5 cm dari cetakan dan buang kelebihannya sebelum beton mengeras untuk mendapatkan permukaan yang rata dan bersih.
o Sebelum penuangan berikutnya, aplikasikan lapisan mortar sesuai poin 4.3.h
B. data halaman
o Pengecoran dimulai dari sudut terjauh dari bekisting dan berlanjut ke suplai beton, dimana beton dicampur atau dikirim (melalui mixer).
o Tidak menyiram pada titik yang berbeda dan pengerukan sejajar horizontal dan menyambungkan bekisting untuk mengisi bekisting pada posisi akhirnya, hal ini dapat menyebabkan pemisahan.
w. Situs miring / dengan kemiringan tertentu
o Pembetonan dimulai dari titik terendah, bergerak ke atas ke arah tertinggi, sehingga berat beton cor di titik tertinggi memadatkan beton yang telah dicor sebelumnya. Disarankan untuk menggunakan campuran yang lebih kental.
o Jika area penuangan luas dan kemiringan curam serta akses terbatas, pompa beton adalah solusi paling praktis untuk menghemat waktu, tenaga, dan kenyamanan
Implementasi IV-13
Benar Salah 4. Menuangkan beton di lereng
Benar Salah 2. Tuang beton di atasnya
Zidna oplata
Benar Salah 1. Tuang beton di bagian bawah
Zidna oplata
Benar Salah 3. Menuangkan beton di atas tanah datar
Gambar 4.1 Teknik pengecoran
Pelaksanaan IV-14
Pengecoran pada suhu udara tinggi : Jika suhu siang hari >35o Celcius, maka disarankan untuk melakukan pengecoran pada malam hari atau melakukan upaya khusus dalam proses pencampuran, seperti:
Pendinginan material dengan pancuran air Perlindungan semua material dan lokasi pengecoran dari sinar matahari,
misalnya menggunakan tenda Cat tangki air putih (tidak menyerap).
air panas) Mendinginkan air pencampur beton atau pencampuran dengan es atau
pendingin air Penyemprotan formulir/formulir dengan air Melindungi beton selama transportasi dan kebocoran cahaya
Sol
Pelaksanaan IV-15
4.6 PEMADAT/KEMAH
Pemadatan dilakukan pada semua beton kecuali beton cor air. Pemadatan menghilangkan rongga dan memungkinkan agregat halus mengisi cetakan dan membentuk permukaan yang halus, memungkinkan beton mencapai kekuatan, daya tahan, dan homogenitasnya.
Kapan kompresi dapat dimulai? Setelah beton dituang dan beton masih dapat dikerjakan, Pedoman Umum a. Kompresi dapat dilakukan secara manual (sekop,
tongkat atau perusakan) atau secara mekanis (menggunakan dildo), tetapi mekanis adalah yang terbaik. Peralatan pemadatan harus mencapai bagian bawah bekisting dan cukup kecil agar pas dengan alur tulangan.
B. Pemadatan tidak menyebabkan pergerakan besi, bekisting dan
bahan tertanam. w. Kompresi tidak boleh menciptakan rongga untuk gaya
gravitasi. Teknik kompresi a. kompresi manual
o Masukkan alat tamping ke dalam bekisting, ke dalam lapisan yang baru dituang dan beberapa inci ke dalam lapisan di bawahnya.
o Dorong dorongan sampai agregat kasar menghilang dan menembus beton.
Ujung tabung: menyambung dan lurus
Gambar 4.2 Kompresi manual
Pelaksanaan IV-16
Hindari hal-hal berikut untuk mencegah pemisahan: o Jangan gunakan penggetar jika campuran dapat dipadatkan dengan mudah
mudah hanya menggunakan pemadatan tangan o Jangan menggunakan alat penggetar beton dengan nilai slump lebih besar dari
5 inci. o Jangan gunakan vibrator untuk meratakan beton di bekisting
B. Pemadatan mekanis (vibrator internal)
o Masukkan dorongan kuat-kuat hingga kedalaman kurang lebih 45 cm. Untuk beton dengan penyerapan air, 5-10 detik, dan untuk beton tanpa penggabungan udara, 10-15 detik. Durasi pemadatan tergantung pada jumlah penurunan.
o Padatkan secara merata dengan membuat sejumlah kecil area pemadatan yang tumpang tindih dan, jika mungkin, biarkan vibrator berdiri tegak dan biarkan meresap ke dalam beton oleh gravitasi.
o Alat penggetar tidak hanya bergerak di atas lapisan yang baru dituang, tetapi juga menembus hingga >10 cm ke dalam lapisan di bawahnya (yang telah dituang) untuk memastikan terbentuknya ikatan yang baik antar lapisan.
o Pemadatan yang memadai dicapai ketika lapisan tipis mortar muncul di sekitar seluruh bekisting dan agregat kasar menghilang ke dalam beton atau bubur semen mulai muncul di sekitar batang penggetar dan gelembung udara di dalam beton naik ± 30 detik.
o Tarik vibrator secara vertikal dengan kecepatan yang sama saat ia turun secara gravitasi ke dalam campuran beton.
Tabel 4.2 Getaran minimum dengan vibrator internal
Diameter getaran minimum (RPM)
> 80 mm 8.000 < 80 mm 12.000
Sebelum Kompresi Setelah Kompresi
Gambar 4.3 Pemadatan Mekanis
Pelaksanaan IV-17
4.7 PERAWATAN AKHIR
Prosedur terakhir dilakukan untuk mendapatkan permukaan beton dengan
efek tertentu yang diinginkan. Dalam beberapa kasus, finishing mungkin hanya terdiri dari memperbaiki cacat permukaan, mengisi rongga, atau membersihkan permukaan. Beton yang tidak memerlukan finishing permukaan terkadang hanya membutuhkan screed untuk mengoreksi kontur.
Jenis selesai:
Itu. tabel b. Tamping manual c. mengambang D. Tepi e. Gletovanje f. Menyapu Pak Penggilingan h. Finishing Gosok Karung e. Selesai agregat terbuka
Kapan pekerjaan finishing dapat dimulai? Bila beton (yang telah dipadatkan sebelumnya) dapat menopang beban seseorang yang berdiri di atasnya hanya dengan sedikit bekas di permukaannya.
itu. Betonilha
Hal ini dilakukan untuk mencapai elevasi/ketinggian yang diinginkan pada slab, trotoar atau bekisting jalan.
Itu. Penempatan meja secara manual Menggunakan alat yang disebut meja, dengan bagian bawah alat yang lurus dan rata untuk mendapatkan permukaan yang rata atau melengkung untuk mendapatkan permukaan yang melengkung. Teknik penghalusan yang baik: o Gerakkan screed bolak-balik melintasi permukaan
beton dengan gerakan menggergaji o Dalam satu gerakan, gerakkan screed ke depan sekitar 1 inci
sepanjang bekisting o Jika screed "menghancurkan" permukaan beton (yang bisa
terjadi pada beton dengan air karena sifatnya yang lengket) memperlambat screed atau melapisi bagian bawah screed dengan logam
o Ulangi screed untuk kedua kalinya untuk menghilangkan permukaan beton yang tidak rata akibat screed sebelumnya
Pelaksanaan IV-18
b) Screed Mekanis Umumnya digunakan untuk pengaspalan jalan, jembatan dan pelat. Alat ini memiliki vibrator dan dapat digunakan untuk beton dengan kuat tekan tinggi dan nilai slump rendah. Keuntungan menggunakan screed mekanis adalah menghasilkan beton yang lebih kuat dan berkerapatan lebih tinggi, hasil akhir yang lebih bersih, mengurangi perawatan (menghilangkan kebutuhan akan pengapungan dan pemadatan manual), dan menghemat waktu pada kecepatan kerja yang tinggi. Perangkat ini terdiri dari balok dan motor bensin atau listrik dan vibrator mekanis yang ditempatkan di tengah balok. Sebagian besar perkakas jenis ini cukup berat sehingga dilengkapi dengan roda agar mudah dipindahkan, namun ada juga meja mekanik yang ringan dan dapat diangkat oleh dua pekerja. Kecepatan kerja secara langsung bergantung pada nilai slump, semakin besar nilai slump campuran maka semakin tinggi kecepatannya.
Beton dalam jumlah yang cukup siap di depan screed ke tingkat di bawah balok screed
o Meja tersebut kemudian dikelola oleh dua pekerja di kedua ujungnya
o Jika rongga atau lubang muncul di permukaan beton setelah screed melewati lapisan ini, lubang tersebut harus segera diisi dengan beton segar, dan screed diangkat dan dipindahkan kembali untuk lintasan kedua.
Penempatan screed yang optimal dilakukan oleh 3 orang (tidak termasuk operator vibrator), dua pekerja menangani screed sementara pekerja ketiga membuang kelebihan beton dari bagian depan screed. Laju meja yang dihasilkan dengan cara ini adalah 200 ft2/jam
Pelaksanaan IV-19
Gambar 4.4 Peralatan mekanis meja Jika terjadi pendarahan selama pemasangan meja, jangan gunakan meja tersebut
pasir/semen untuk menyerap kelebihan air akibat bleeding karena akan melemahkan permukaan yang mengeras, hilangkan genangan air dengan menyeret selang di permukaan beton, atau gunakan aditif water drag saat mencampur desain.
b) AKSES MANUAL Ini dilakukan setelah meletakkan screed. Digunakan untuk memadatkan beton
menjadi massa padat dan memungkinkan agregat kasar ukuran partikel besar tenggelam di bawah permukaan, sehingga memungkinkan penyelesaian permukaan yang diinginkan. Alat ini hanya digunakan untuk beton dengan slump rendah. Setelah kompresi manual selesai, Anda dapat langsung melanjutkan floating.
Dapat digunakan untuk:
Di tepi kolam renang, trotoar, teras, pintu masuk, dan halaman belakang
Implementasi IV-20
Gambar 4.5 Alat kompresi manual
w. MENGAMBANG Jika Anda menginginkan permukaan beton yang halus
diperoleh dengan screed, permukaannya harus dihaluskan dengan serutan (datar) atau aluminium magnesium. Setelah beton mengeras sebagian, dapat dihaluskan untuk kedua kalinya untuk mendapatkan permukaan yang lebih halus.
Kapan flotasi dapat dilakukan? Segera setelah silau air menghilang dari permukaan beton, untuk mencegah beton retak dan mengelupas
Alat za plovak Raskam Kayu dan Magnesium Stick
Gambar 4.6 Mengambang
Implementasi IV-21
Hindari pengapungan yang berlebihan pada beton yang masih ulet, karena ini akan memungkinkan kelebihan air dan bubur semen naik ke permukaan, karena bahan ini membentuk lapisan tipis yang akan cepat aus dan terkelupas saat digunakan.
D. IVIKA
Semua tepi panel yang tidak bertumpu pada struktur lain harus dihaluskan dengan trotoar. Alat ini membuat ujung-ujung beton melengkung, tidak tajam. Proses ini membuat beton lebih bersih dan mencegah tepi beton retak.
Gambar 4.7 Tepi
Kapan edge dapat dieksekusi? Itu dimulai ketika pancaran air mulai memudar dari permukaan.
Dia. Menggaruk Sekop dimulai setelah kemilau air menghilang dari permukaan beton
setelah proses pengapungan, beton juga cukup keras. Penuangan yang terlalu awal cenderung menurunkan daya tahan beton, sebaliknya penuangan yang terlambat akan menghasilkan permukaan yang terlalu keras untuk dikerjakan dengan baik. Noda air harus dihindari, jika noda air muncul, pekerjaan finishing tidak boleh dilanjutkan sampai air terserap, menguap atau terhapus.
Implementasi IV-22
a.Mistrija Baja
o Gerakkan sekop dengan gerakan busur dan permukaan sekop menghadap langsung ke beton
o Aplikasikan untuk kedua kalinya setelah beton cukup mengeras sehingga mortar tidak menempel pada trowel dan terdengar suara logam saat melewati trowel di atas permukaan beton.
o Untuk penyiraman kedua, sekop harus sedikit dimiringkan dan ditekan dengan kuat ke dalam beton yang benar-benar padat
Gambar 4.8 Trowel Baja
B. mekanisme spatula
Ini digunakan untuk panel datar dengan kekakuan yang konsisten. Alat ini dilengkapi dengan satu set bilah apung di antara bilah baja, sehingga apung dapat dilakukan secara bersamaan. Beton harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga dapat menopang berat mesin dan operator. Meskipun bekerja dengan alat ini lebih cepat daripada proses manual, alat ini tidak dapat digunakan untuk semua jenis konstruksi dan harus mengikuti panduan penanganan dan pemeliharaan dari produsen alat.
Implementasi IV-23
F. Menyapu Permukaan tidak licin di beberapa lantai dan jalan setapak mungkin
diperoleh dengan prosedur ini sebelum beton benar-benar mengeras. Berjalan setelah mengambang.
Hasil raster untuk motif geometris Hasil raster untuk motif kotak
Untuk membuat pola herringbone melengkung dan bergelombang
bahkan lingkaran
o Jika tidak ingin lekukan yang besar, Anda dapat menggunakan sikat halus setelah menghaluskan
o Jika menginginkan alur yang besar/tebal, dapat menggunakan kawat baja kaku/sapu serat kasar.
o Untuk lantai jalan beton (misalnya tempat parkir), arah alur yang dihasilkan harus tegak lurus dengan arah lalu lintas
Sapuan menghasilkan motif melengkung
Implementasi IV-24
G. Penggerindaan Jika prosedur ini diinginkan untuk lantai beton, harus dimulai setelahnya
permukaan mengeras cukup untuk mencegah penghapusan partikel agregat.
o Selama proses pengamplasan, lantai harus dibasahi, dilanjutkan dengan penyikatan dan pembilasan dengan air
o Setelah penopang selesai, lubang dan cacat ditutup dengan mortar yang diencerkan berupa campuran butir utuh-karborundum butir no. 80 dan satu bagian semen portland. Bahan ini diratakan di permukaan dan diratakan di lubang dengan sendok semen. Kemudian digosokkan ke permukaan beton dengan mesin gerinda. Setelah beton tuang sembuh selama 17 hari, beton diampelas untuk kedua kalinya untuk menghilangkan lapisan yang tidak diinginkan dan memberikan tampilan akhir.
o Bahan yang tersisa di beton kemudian dihilangkan dengan menyemprotkan air ke seluruh.
H. JIGGER SELESAI DENGAN KARET
(untuk lantai beton) Finishing dengan cara ini terkadang diperlukan jika tampilan lantai beton
terbentuk jauh dari yang diharapkan. Itu dilakukan setelah perbaikan dan perbaikan cacat utama telah diselesaikan. Jika Anda menggunakan kayu lapis, polifilm, atau cetakan atau bentuk lain yang sudah membentuk permukaan beton agar halus, tidak perlu ada gesekan tambahan.
o Penggosokan pertama dilakukan dengan agregat batu kasar
Carborundum segera setelah beton mengeras untuk mencegah agregat terlepas
o Beton kemudian dikeraskan untuk gesekan akhir o Batu carborundum yang lebih halus kemudian digunakan untuk gesekan
akhir o Beton harus tetap basah selama proses penggosokan o Mortar yang digunakan dalam proses ini tetap berada di permukaan
harus tetap lembab selama 1-2 hari setelah beton disiapkan untuk perawatan
o Ketebalan lapisan mortar harus minimal untuk menghindari kemungkinan pengelupasan dan noda pada tampilan permukaan beton.
Implementasi IV-25
i MENGUNGKAP PENGOLAHAN AKHIR AGREGAT
Hasil akhir agregat yang terbuka memberikan permukaan yang tidak licin dan biasanya digunakan untuk keperluan arsitektur.
• Biarkan beton cukup keras untuk menopang material
finishing • Agregat terungkap dengan penambahan retarder di atas
permukaan beton, kemudian permukaan beton tersebut disikat dan dicuci dengan air
Karena pengaturan waktu sangat penting, jalankan beberapa pengujian untuk menentukan waktu yang tepat untuk mengekspos agregat.
4.7 PEMELIHARAAN Pertahankan kelembaban beton yang cukup untuk jangka waktu tertentu
selama masa puncaknya, sehingga kekuatannya dapat dicapai secara perlahan namun efektif.
Gambar 4.9 Perbandingan kekuatan beton (dipertahankan dan tidak dipertahankan)
Implementasi IV-26
Pengerasan pelat beton menggunakan kantong lembab
Dengan curing, kekuatan beton setelah 28 hari bisa mencapai 4.000 psi, sedangkan beton yang tidak diawetkan mencapai kekuatan tidak lebih dari 2.000 psi (www.kuhlman-corp.com).
keuntungan a. Kekuatan yang dihasilkan lebih besar dari beton yang tidak diberi perlakuan b. Sifat keroposnya akan lebih sedikit dari beton yang tidak dirawat,
membuatnya lebih tahan terhadap penetrasi air dan garam. w. Lebih tahan terhadap retak dan mengelupas.
Waktu yang dibutuhkan beton untuk mengeras tergantung pada jenis semen yang digunakan, rasio pencampuran, kekuatan yang dihitung, ukuran dan bentuk massa beton, iklim dan kondisi lingkungan. Panel dan jembatan yang terpapar cuaca dan pengaruh kimia umumnya memerlukan waktu pengerjaan yang lebih lama. Gambar 4.9 menunjukkan bagaimana curing mempengaruhi kuat tekan beton.
Implementasi IV-27
Gambar 4.10 Perawatan dengan karung goni basah
Gambar 4.11 Perawatan dengan waterproofing
metode dasar penyembuhan
Itu. Metode yang memberikan kelembapan tambahan Metode pengolahan yang termasuk dalam metode ini adalah: o Penyiraman o Tutupi dengan selimut lembab seperti: jerami, tanah,
karung goni, alas katun dan bahan penahan kelembapan lainnya Kedua metode ini memberikan kelembapan tambahan selama pengerasan awal beton dan mendinginkannya melalui penguapan, yang sangat penting untuk pengecoran di iklim panas. Perlakuan beton terbaik adalah penuangan beton secara terus menerus, sementara menutupi permukaan dengan selimut basah paling sering digunakan. Caranya: o Tutupi beton dengan selimut basah sesegera mungkin
setelah beton cukup mengeras untuk mencegah kerusakan pada permukaan o basahi dan jaga agar tetap lembab selama masa perawatan o tuangkan air ke atasnya jika memungkinkan
penimbunan di sekitar beton atau benar-benar membenamkan beton ke dalam air.
Metode ini dapat dilihat pada Gambar 4.10
Implementasi IV-28
B. Metode yang mencegah hilangnya kelembapan/penyegelan permukaan
Metode ini terdiri dari beberapa bentuk: o Pelapisan dengan lapisan plastik/film tahan air dapat digunakan
untuk memproses beton struktural dan permukaan horizontal dengan bentuk yang relatif sederhana. Lapisan yang digunakan harus cukup besar untuk menutupi permukaan dan pinggiran beton. Begini caranya: • Basahi permukaan sebelum ditutup dengan air
halus • Sesuaikan tepi bawah lapisan untuk segel yang aman
umum • Biarkan di tempatnya selama masa perawatan Namun, beberapa jenis lembaran dapat menghitamkan beton yang diawetkan, terutama jika permukaannya dihaluskan dengan sekop baja.
o Pelapisan dengan senyawa cair untuk membentuk membran Cocok tidak hanya untuk perawatan beton segar, tetapi juga untuk perawatan beton setelah pelepasan cetakan. Cara pengaplikasian pelapisan ini adalah dengan cara disemprot atau dikuas pada beton yang diawetkan, tetapi jangan disikat pada beton yang tidak diawetkan karena akan merusak permukaan sehingga beton rentan terhadap penetrasi bahan pelapis. dan mencegah lapisan dari benar-benar menutupi beton. Jika selama 3 jam pertama aplikasi lapisan ini hujan lebat turun di lapangan, permukaan harus disemprot lagi. Perawatan dengan cara ini dapat melindungi beton untuk waktu yang lama bahkan setelah beton digunakan. Karena senyawa pengawet ini mencegah pembentukan ikatan antara beton yang mengeras dan beton segar, mereka tidak boleh digunakan jika ikatan akan terbentuk.
Implementasi IV-29
Tabel 4.3 Metode curing Keuntungan dan kerugian dari metode tersebut
Semprot dengan air atau tutup dengan kain lembab
Hasil sempurna jika Anda bisa menjaga penyiraman tetap konstan
Mengizinkan pengeringan di antara penyiraman, aplikasi sulit pada dinding vertikal, membutuhkan air dalam jumlah besar
tutupi dengan jerami
Bertindak sebagai isolator di musim dingin
Itu bisa mengering, terbang tertiup angin atau terbakar
Tanah lembab/tertutup tanah lembab
Murah tapi berantakan dan kotor
Meninggalkan noda pada beton, dapat mengering dan mempersulit pembersihan
Biarkan saja di permukaan yang rata.
Hasil sempurna sambil mempertahankan suhu yang merata
Tidak bisa dilakukan dalam cuaca dingin atau sangat panas
senyawa penyembuhan
Mudah dan murah Penyegelan yang tidak sempurna menyebabkan pengeringan, film dapat robek atau ternoda sebelum akhir pengeringan dan dapat menyebabkan panas berlebih di dalam beton
lapisan kedap air
Melindungi dan mencegah pengeringan dengan sempurna
Mahal, harus tetap dalam gulungan dan masalah penyimpanan dan penggunaan
Film plastik Kedap mutlak, perlindungan sempurna, ringan dan aplikasi mudah dalam struktur dengan bentuk sederhana dan kompleks
Harus dicelup untuk melindungi dari panas, perlu perawatan khusus, jika sobek harus ditambal dan harus berat agar tidak tertiup angin
Implementasi IV-30
Bahkan dalam kasus tertentu (misalnya: kondisi lingkungan yang tidak
efektivitas biaya, persyaratan waktu, dll.), beberapa metode di atas dapat digabungkan menjadi satu untuk efisiensi yang lebih besar. Contoh: proyek WIKA di PLTU Cilacap, beton diolah dalam tiga lapis. Lapisan pertama berupa plastik, kemudian ditutup dengan styrofoam dan terakhir ditutup dengan pasir basah. (lihat foto di bawah)
Pedoman umum perawatan konkrit a. Beton (kecuali beton dengan kekuatan awal tinggi) harus dirawat pada suhu di atas 10
oC dan dalam kondisi lembab sekurang-kurangnya 7 hari setelah pengecoran, kecuali diperlakukan sesuai dengan butir c.
B. Beton kekuatan awal yang tinggi harus dirawat pada temperatur di atas 10°C dan di dalamnya
lembab sekurang-kurangnya selama 3 hari pertama, kecuali diperlakukan sesuai dengan butir c.
w. pengobatan dipercepat
o Percepatan waktu curing harus memastikan bahwa kuat tekan beton pada fase pembebanan dianggap sekurang-kurangnya sama dengan kekuatan desain yang dibutuhkan pada fase pembebanan.
o Proses curing harus sedemikian rupa sehingga beton yang dihasilkan memiliki tingkat keawetan yang sekurang-kurangnya sama dengan yang dihasilkan oleh metode point curing a dan b.
o Jika diperlukan pengawas lapangan, dapat dilakukan uji kuat tekan beton tambahan dengan melakukan perlakuan terhadap benda uji di lapangan sesuai dengan subbab 7.6(4) SK SNI 03-2847-2002 untuk memastikan bahwa penyembuhan yang dilakukan memenuhi persyaratan persyaratan
Implementasi IV-31
4.8 EVALUASI DAN PENGENDALIAN KUALITAS
KONKRET
Tujuan: untuk secara teratur mengontrol tingkat kekuatan dan variabilitas mutu beton yang dihasilkan dari produksi beton dalam jangka waktu tertentu
Gambar 4.12 Diagram proses pengelolaan
Penerapan
PEMERIKSAAN Selama proses
bandingkan dengan rencana
Perubahan rencana
Plano
mengambil tindakan korektif
Variabilitas: suatu besaran yang menyatakan rata-rata penyimpangan mutu beton sejumlah tertentu benda uji (data uji) dibandingkan dengan rata-rata mutu beton yang dapat dicapai dan dinyatakan sebagai PENYIMPANGAN (lihat Gambar 4.13). Hal-hal yang menyebabkan penyimpangan terdapat perbedaan pada :
Karakteristik tiap bahan dasar Praktek penimbangan, proporsi pencampuran, penyiapan spesimen,
peralatan pencampuran, pencampuran, pemindahan, penuangan dan pengawetan
Membuat, Menguji, dan Memproses Objek Uji
Penyimpangan yang tinggi menunjukkan kurangnya kontrol kualitas bahan, pelaksanaan pekerjaan dan pengujian
Implementasi IV-32
Gambar 4.13 Variabilitas`
Itu. UJI MUTU BETON Uji beton segar:
1. Konsistensi 2. Kandungan udara
Uji Beton Keras: 1. Merusak
Itu. uji kuat tekan b. uji lentur c. tes traksi
2. Tidak merusak a. uji palu b. uji beban langsung c. pencatat kecepatan kecepatan pulsa (UPV = Pulsa Ultrasonik
Kecepatan)
Implementasi IV-33
Benda uji yang digunakan untuk menentukan kuat tekan beton menurut PBI 1971 adalah kubus berumur 28 hari dengan panjang sisi 15 cm (± 0,06) cm. Sedangkan penggunaan benda uji berupa kubus 20 sisi MENURUT PB '89 : Menurut PB'89, benda uji yang dipersyaratkan untuk pengujian mutu beton adalah benda uji berbentuk silinder dengan ukuran 15 x 30 cm, sedangkan penggunaan benda uji kubus benda berukuran 15 x 15 x 15 cm masih diperbolehkan Korelasi tegangan yang dihasilkan adalah: fc' = { 0.76 + 0.2 log ( fck/15) } fck dimana: fc' = kuat tekan beton yang dibutuhkan, MPa fck = kuat tekan beton, MPa diambil dari kubus sisi benda uji 150 mm = 15 cm contoh : untuk kubus benda uji mutu 500 kg/ cm2 akan sama
dengan kualitas 432 kg/cm2 (silinder benda uji)
BENTUK DAN UKURAN BENDA UJI
cm atau dengan benda uji berbentuk silinder dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm, korelasi tegangan yang dihasilkan dapat berupa: Tabel 4.4 Perbandingan kuat tekan benda uji beton yang diuji Perbandingan kuat tekan 15 x 15 x 15 cm kubus 1,00 20 x 20 x 20 cm kubus 0,95 Silinder 15 x 30 cm 0,83
contoh: untuk benda uji kubik mutu 500 kg/cm2 akan sama
dengan kualitas 415 kg/cm2 (silinder benda uji)
Implementasi IV-34
MENURUT PBI 1971 : SAMPLING BENDA UJI
Br Volume Beton
Catat jumlah benda uji
1 Lebih besar dari atau sama dengan 60 m3
Untuk setiap mutu beton perlu dibuat 1 sampel untuk setiap 5 m3 beton (1 buah/5 m3/mutu beton).
Pada awal proyek Selanjutnya, 1 benda uji harus dibuat untuk setiap 5 m3 beton untuk setiap mutu beton dengan minimal 1 benda uji per hari (1 buah / 5 m3 / mutu beton / hari)
2 Kurang dari 60 m3
Setidaknya 20 buah benda uji harus dikumpulkan untuk kualitas beton sampai proyek selesai. Jika ada kurang dari 20 spesimen, sesuaikan nilai k
Untuk keperluan evaluasi mutu Evaluasi beton sesuai subbab 1.d.
Direkomendasikan untuk memiliki benda uji yang diusulkan yang dapat digunakan untuk pengujian pada usia 56 hari ketika insiden pada usia 28 hari dianggap tidak memenuhi syarat
Untuk mendapatkan hasil pengujian kuat tekan beton ditentukan jumlah contoh (sampel) yang dapat mewakilinya. Jumlah sarana uji (menurut PBI 1971) yang dianggap representatif untuk memberikan hasil uji kuat tekan beton dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.5 Pengambilan sampel fasilitas pengujian
Jumlah benda uji untuk setiap pengambilan sampel disesuaikan dengan spesifikasi atau persyaratan kontrak atau kebutuhan tertentu yang terkait dengan tahapan waktu pengujian (7 hari, 14 hari, 21 hari, 28 hari atau 56 hari).
Implementasi IV-35
UJI / UJI - ASTM C-39
- str
-ku
- Dan jika
-KM Lihat Selengkapnya
-B o
- N
-C
Pengujian kuat tekan beton harus dilakukan pada mesin dengan kapasitas beban yang cukup dan struktur yang kaku. Selain itu, mesin uji tekanan juga harus dalam kondisi terkalibrasi.
Kedua sisi permukaan benda uji harus rata. Jika tidak rata, penghancuran harus dilakukan dengan mortar semen atau belerang.
Kecepatan tekan diatur ke 20 – 50 psi/s (0,14 hingga 0,34 Pa/s). Benda uji harus ditekan sampai pecah (gagal) pada kualitas tertentu. Nilai kuat tekan benda uji adalah :
fc' (σb) = P/A dimana: fc' (σb) = nilai kuat tekan sampel P = beban yang dapat dipikul hingga runtuh A = luas penampang yang menerima beban
cara untuk menciutkan objek uji:
Cone Cone & Split Cone & Shear Column Shear Catatan: Hasil aplikasi yang benar adalah bentuk kerucut. Formulir yang tidak dicantumkan menunjukkan adanya penyimpangan pada fasilitas pengujian atau mesin pengepres
PENILAIAN HASIL UJI TEKANAN 1. BERDASARKAN PBI 1971: a. Jumlah benda uji kubus minimal 20 buah b. σbk ≥ σbm – k.SD, dimana nilai k = 1,68 untuk jumlah 20 kubus benda uji
buah dengan tingkat kegagalan 5%.
dimana: σbk = kuat tekan beton karakteristik yang diminta σbm = kuat tekan rata-rata yang dicapai beton k = faktor pengali deviasi, sangat tergantung pada jumlah sampel yang diuji
dan tingkat kepercayaan SD = simpangan baku yang terjadi dari himpunan hasil uji benda uji
pada usia dan periode tertentu.
Implementasi IV-36
N
Σ (σ'bm - σb) SD = 1
n-1
Di mana:
n = jumlah sampel σb = nilai kuat tekan masing-masing sampel
w. Jumlah sampel dengan nilai kuat tekan ( σ'b ) < σ'bk paling banyak 1 buah d. Nilai rerata 4 benda uji berurutan ≥ σ'bk + 0,82.SD e. σbmax - σbmin dari 4 sampel berurutan kurang dari 4,3 SD
BERDASARKAN PB 1989/ACI 318/ASTM C-39: - Direkomendasikan sampel berbentuk silinder berukuran 15 x 30 cm - Satu datum terdiri dari nilai rata-rata dari 2 buah benda uji berbentuk silinder - Nilai rata-rata dari 3 datum berurutan tidak boleh kurang dari f' c - fc ≥ fc' - 500 psi
B. LANGKAH-LANGKAH UNTUK MEMERIKSA KUALITAS BETON DI LAPANGAN
KUALITAS BETON < σbk
PERIKSA KUALITAS PRODUK
DENGAN HAMMER
σb > 80% σbk
Ditentukan bersama dengan konsultan, misalnya:
- Tes beban langsung
Periksa kualitas produk dengan bor inti
(jika memungkinkan)
Baiklah
e
TELAH DITERIMA
Sim
Gambar 4.14 Diagram kontrol kualitas beton lapangan
Implementasi IV-37
Program penjaminan dan pengendalian kualitas sistem juga dapat diimplementasikan dengan bantuan perangkat lunak terintegrasi seperti: sistem CONAD yang dikembangkan oleh Ken W. Day, seorang ahli teknologi beton dari Australia. Perangkat lunak ini dapat mempercepat deteksi masalah dan cara memperbaikinya. Sistem CONAD terdiri dari enam paket perangkat lunak dan fungsinya adalah: a. QUSUM QC
o Dapat mendeteksi masalah lebih cepat berdasarkan hasil uji kuat tekan beton pada usia muda
o Memberikan peringatan dan informasi sebanyak mungkin tentang sifat perubahan yang terjadi, sehingga dapat segera dicari solusinya dan proses produksi dapat dilanjutkan
B. SERI ANAL
Itu dapat menunjukkan grafik komprehensif dari setiap kesalahan setiap material dari setiap truk pengaduk beton dalam 1 hari
w. MIXTUNE MIX CONTROL Anda dapat mengidentifikasi sifat material mana yang menyebabkan perubahan kinerja beton dan sistem akan menyesuaikan proporsi campuran sehingga kinerja beton kembali ke keadaan semula. Jika bahan yang sama digunakan untuk kinerja yang berbeda, sistem akan mengubah rasio campuran sesuai kebutuhan (kekuatan, kemerosotan, kohesi, dll.)
D. QC BARU Mengintegrasikan data yang disimpan dan dianalisis dengan tiga program yang tercantum di atas
Dia. CAMPURAN
Dia dapat memilih campuran mana yang paling efektif untuk dibuat
F. PERTAMA
Berdasarkan suhu yang terekam, dapat menampilkan "setara usia" dari sampel yang diuji untuk memprediksi kekuatan tekan pada usia yang diinginkan
Perbaikan keretakan dan cacat pada beton V-0
Perbaikan keretakan dan cacat pada beton V-1
5.1 RETAK S
S
keadaan dimana keadaan monolitik struktur/penampang beton tidak lagi monolitik
Mekanisme pembentukan retak: • Berdasarkan kemampuan kekuatan tarik • Berdasarkan kemampuan deformasi tarik
Tiga jenis utama retak intrinsik: a. Retak akibat penyusutan termal dini b. Retak karena penyusutan pengeringan jangka panjang c. retak plastik
Tabel 5.1 Jenis dan jenis retakan
Overload struktural tiba-tiba Crawling Load Plane
Kerusakan Beku Plastik Penyusutan Plastik Penyusutan Plastik
sebelum sembuh
pergerakan melalui waktu
Konstruksi
Gerakan bekisting Gerakan lapisan tanah di bawahnya
Perengkahan dengan Penyusutan Kering dari Agregat Fisik yang Dapat Menyusut
Penguatan korosi plastik Karbonisasi semen agregat alkali Reaksi setelah
Pengerasan dengan siklus beku-cair
Suhu
Pengaruh eksternal musim Variasi suhu Kontraksi termal awal: • Pembatasan eksternal • Perbedaan suhu internal
Perbaikan keretakan dan cacat pada beton V-2
Itu. Retak karena penyusutan termal awal
B
Hal ini disebabkan oleh perbedaan suhu yang cukup besar antara kedua sisi potongan beton. Terjadi 1 hari sampai 2-3 minggu setelah pengecoran dan pemadatan selesai
Faktor-faktor yang mempengaruhi kenaikan temperatur beton: • Temperatur awal material • Temperatur udara ambien • Dimensi potongan (section) • Pengerasan/pengerasan • Waktu pelepasan bekisting • Bahan/jenis bekisting • Campuran • Kandungan semen • Jenis semen
Faktor-faktor yang mempengaruhi retak susut termal awal: • Jenis agregat • Penguatan • Adanya konsentrasi tegangan yang tinggi • Penampang melintang yang tinggi • Ada atau tidaknya sambungan yang dapat digerakkan untuk mengakomodasi bagian luar
keterbatasan • Perbedaan suhu antara bagian luar dan bagian dalam potongan beton
di dalam
. Konsekuensi langka Penyusutan berkepanjangan setelah pengeringan
Mereka terbentuk karena penyusutan volume penampang karena kehilangan air campuran, baik secara kimiawi maupun fisik dalam proses pengerasan beton. Terjadi setelah beberapa minggu sampai beberapa bulan setelah gips
Perbaikan keretakan dan cacat pada beton V-3
Cara mengurangi susut pengeringan:
• Kurangi kadar air campuran • Terapkan perawatan • Hilangkan kendala eksternal jika memungkinkan dengan menyediakan
sendi yang dapat digerakkan
Mesa
k
UdarmemKelelembBahameluAir ladengkeke
Pinggang
Struktur beton yang retak dapat diklasifikasikan sebagai patah jika: • secara estetika tidak dapat diterima • struktur menjadi kedap air • mempengaruhi daya tahan struktur • mempengaruhi kekuatan struktur
Tabel 21. Batas Lebar Retak (ACI 224R-19) 5.2 Batas Lebar Retak (ACI 224R-19)
Kondisi paparan Lebar retak yang ditoleransi (mm)
dedak kering atau pelindung 0,41
mbapan, ar ab, solo 0,30
n kimia disolusi permukaan 0,18
ut, percikan air laut dan cahaya
0,15
wisata tahan air
0,10
Perbaikan keretakan dan cacat pada beton V-4
Batas retak: Menurut CP 110, lebar retak maksimum 0,3 mm (estetika) Menurut BS 537, lebar retak terbatas (dalam hal kekencangan): • 0,1 mm untuk lokasi basah dan kering bergantian • 0,2 mm untuk lokasi lain
Kontribusi retakan terhadap daya tahan beton Memungkinkan masuknya bahan/elemen berbahaya ke dalam interior beton, yang menyebabkan reaksi yang tidak diinginkan
Retakan dengan lebar < 0,2 mm akan kedap air kecuali: • Tekanan air tinggi • pH air sangat rendah • Retakan sangat dalam dan transparan • Retakan terus membesar
Kontribusi retakan terhadap kekuatan struktur: • Pengurangan penampang beton yang masih mampu
menahan beban • Mengurangi adhesi antara beton dan tulangan
(dalam kasus retak akibat penurunan plastis) • Pengurangan kekuatan total struktur beton
karena reaksi berantai pelemahan dan penguatan beton
Perbaikan keretakan dan cacat pada beton V-5
w. retak plastik
Retak yang terbentuk pada beton pada saat beton masih dalam proses pengerasan (plastis) dan disebabkan oleh berbagai fenomena eksudasi. Terjadi setelah 1-8 jam setelah pengecoran dan pemadatan selesai.
JENIS RETAK PLASTIK :
1. Retak penyelesaian plastik terjadi pada potongan yang tebal dan dalam
2. Retakan penyusutan plastik.
muncul di permukaan pelat/lantai
BERDARAH
Kenaikan air dalam campuran beton ke permukaan selama dan segera setelah pemadatan selesai.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BLEEDING: • Kandungan udara dalam campuran • Kandungan partikel halus • Laju penguapan • Kadar air dalam campuran • Penggunaan retarder • Suhu • Ketebalan bagian
Panduan Aci (Bagian 1)
Perbaikan keretakan dan cacat pada beton V-6
c.1 Retak pemukiman plastik
Hal ini disebabkan oleh perbedaan ketahanan peletakan material beton antara posisi unconfined dan constrained position, yang didukung oleh laju bleed dan penurunan yang relatif tinggi.
Rhinoplasty
struktur silang
RetakplastyRetakplasty
Gambar 5.1 Contoh retakan penurunan plastis 1
Retakan pada permukaan beton
kekosongan baja
Gambar 5.2 Contoh retakan pemukiman plastis2
Perbaikan keretakan dan cacat pada beton V-7
Pengurangan dan penyelesaian laju perdarahan:
• mengurangi kadar air dalam campuran/mengurangi sedimentasi • menambahkan aditif:
AEA atau plasticizer
Mengurangi efek kendala: • Penebalan penutup • Mengurangi ukuran tulangan
retakan
Retak penampang pada struktur beton
konstruksi beton Penampang beton
Gambar 5.3 Contoh retakan pengendapan plastik3
Mencegah retakan pengendapan plastik: • mengurangi pendarahan dan laju pengendapan • mengurangi efek kurungan • menerapkan teknik "revibrate"
Re-vibration : Pemadatan ulang dengan menggunakan getaran/vibrasi segera setelah pembentukan beton dan masih dalam tahap pengerasan awal
V-8 perbaikan retak dan cacat pada beton
c.2 Retak karena penyusutan plastis
400
Kekuatan Tarik 300 Tegangan 200 Kapasitas 100x 10E-6 0
2 4 6 8 10 1 3 7 Waktu: jam hari
Skupljanje 3000 Bleed Bleedingstrain 2000 (mm) x 10E-6 1000
0SH pembengkakan - 1000
Gambar 5.4 Tegangan tarik dan kapasitas tegangan retraksi
Celah kontraksi Celah kontraksi
Hal tersebut disebabkan oleh penyusutan volume pada permukaan beton yang masih plastis akibat laju penguapan yang tinggi melebihi bagian bleed dan terjadi beberapa jam sampai 1 hari setelah selesai penuangan dan pemadatan.
permukaan beton permukaan beton
Gambar 5.5 Contoh retak susut plastis
Perbaikan keretakan dan cacat pada beton V-9
5.2 Perbaikan cacat pada beton
Berikut kami uraikan bagaimana cara memperbaiki cacat pada beton untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya hal tersebut, karena proses pengecoran bergantung pada banyak faktor, seperti: keterampilan pekerja dan hal-hal yang tidak diperhitungkan sebelumnya. Pada bagian 6 Pengantar self compacting concrete, subbab 6.6 Peningkatan kualitas akhir self compacting concrete juga menjelaskan beberapa metode perbaikan yang dapat dilakukan pada self compacting concrete, namun tidak menutup kemungkinan untuk dilakukan pada self compacting concrete. beton juga.
Jenis cacat dan perawatannya:
Itu. Dasar antar sendi b. Penyumbatan akibat bekisting yang cacat c. berpori d. istirahat kecil e. istirahat besar f. Udara terperangkap besar Pak. Tali kecil berisi air/udara yang terperangkap h. Retak halus i. Retak besar dan dalam
a. Plinth Antar Sambungan
o Ampelas alas tiang hingga halus o Bersihkan bagian yang telah diampelas dengan sikat kawat dan sikat o Buat mortar dengan campuran semen biasa dan semen putih
menurut proporsi tertentu. Lihat poin 5.3. aplikasi pewarnaan
o Tutupi bagian yang Anda perbaiki sepenuhnya hingga mulus. o Setelah agak kering, poles dengan busa
Perbaikan keretakan dan cacat pada beton V-10
B. Kehamilan karena perubahan bekisting
o Permukaan kerikil dihilangkan dengan pengamplasan dan sedikit tersembunyi ke dalam, kira-kira. 0,30 cm
o Dibersihkan sampai kering lalu dipoles dengan Sikadur 741 o Dikeringkan dan terakhir diamplas sampai halus o Dipoles dengan pewarna hingga menghasilkan warna
seragam. o Setelah agak kering, poles dengan busa
C. Berpori
o Bagian yang keropos dalam sampai bersih (sampai bertemu dengan beton
yang keras) o Bersihkan dengan kuas dan basahi o Susun bekisting sesuai bentuk yang diinginkan, lalu tuang dengan
Sikagrout 215 o Keringkan dan ampelas hingga halus o Poles dengan pewarna bubuk o Setelah agak kering, poles dengan busa
Gambar 5.6 Perbaikan porositas pada beton
Perbaikan keretakan dan cacat pada beton V-11
D. Robekan kecil (kedalaman < 5 cm)
o Dibersihkan dengan kuas dan direndam dalam air o Dipoles dengan Sikadur 741 o Dilapisi mortar sesuai komposisi o Dikeringkan dan terakhir diamplas agar halus o Dipoles dengan cat pelapis. o Setelah agak kering, poles dengan busa
e
. Sup besar (kedalaman > 5 cm)
o Bersihkan dengan kuas dan isi dengan air o Tempatkan potongan-potongan kecil dengan cara di bor atau dynabolt o Tempatkan bekisting sesuai bentuk dan tuang dengan Sikagrout
215 o Keringkan dan terakhir pasir agar halus o Poles dengan bubuk pewarna o Setelah agak kering, poles dengan busa
Perbaikan keretakan dan cacat pada beton V-12
F. Lubang besar disebabkan oleh udara yang terperangkap o Menyikat sehingga permukaannya kasar
o Disikat dan direndam dalam air, lalu dikeringkan o Diolesi dengan perekat Cebond o Dipoles dengan Sikadur 741 o Dikeringkan lalu dipoles dengan lapisan cat o Setelah agak kering, dipoles dengan kertas busa/semen
Tn. Plumbing/lubang kecil akibat udara yang terperangkap
o Permukaan yang rusak disikat dan dibersihkan o Disemprot dengan air untuk menghilangkan debu o Noda dibuat untuk pengecatan o Dipoles menjadi warna yang seragam o Setelah sedikit kering, dipoles dengan busa
Perbaikan keretakan dan cacat pada beton V-13
H. Retakan (lebar <0,5 mm)
o Bersihkan permukaan yang retak o Bilas dengan air untuk menghilangkan debu o Buat cat bubuk o Poles untuk mendapatkan warna yang seragam o Setelah kering, poles sedikit dengan busa
i Retak besar dan dalam (lebar >0,5 mm dan kedalaman >1 cm)
o Giling bagian yang retak sedalam 5-10 mm dengan lebar 5 cm o Bersihkan bagian tersebut hingga benar-benar bersih o Tempatkan plat aluminium dan tube pada ujung retakan dan rekatkan
dengan Sikadur 731 o Menambal retakan dan pasir dengan Sikadur 741 o Menunggu Sikadur 731 dan Sikadur 741 mengering/mengeras o Mencampur Sikadur 752AB sesuai spesifikasi/dosis o Masukkan pompa injeksi dan injeksikan ke
o Setelah kering, diamplas dan difinishing dengan pewarna o Dipoles untuk mendapatkan warna yang seragam o Setelah agak kering, dipoles dengan busa
V-16
Tabel 5.3 Penerapan submersible untuk menutup lubang pada tembok pembatas bekas
TIDAK. Jenis kerusakan/cacat arteri Peralatan pewarnaan Catatan
1. Tutupi lubang di batang betis tembok dengan warna Anda
ikadur 741 Grinding bowl Semen sendok Tutup Amplas Sikat Sekop Kain Ember Kain/busa
Sikadur 741 : 1 kg Sika warna abu-abu 2 kg Sika warna putih 3 kg Sika pasir Perbandingan 1:2:3
Aplikasi dengan 82 lubang (struktur tembok pembatas)
5.3 Aplikasi pewarnaan
Kor
n M
kas an
S
V-17
Tabel 5.4 Aplikasi Warna untuk Saluran Udara dan Air yang Terperangkap Besar/Orifice Karena Udara Terperangkap Kecil
TIDAK. Jenis kekurangan material/kerusakan peralatan Noda Catatan untuk noda
1. Terjebak udara dan noda
semen putih
(Alternatif 1) Semen Biasa (Tipe 1) Air
Wadah gerinda Sendok semen Tutup Amplas Sikat debu Ember Pel Pel/busa
400 g semen putih (tiga roda) 200 g semen biasa (tiga roda) 400 g air bersih dengan perbandingan 2:1:2
Penerapan 2,40 m' (struktur tembok pembatas)
2. Terjebak udara dan noda
semen putih
(alternatif 2) Semen Biasa (Tipe 1) Air
Wadah gerinda Sendok semen Tutup Amplas Sikat debu Ember Pel Pel/busa
1800g semen putih (tiga roda) 600g semen biasa (Gresik) 1500g air bersih perbandingan 3:1:2,5
Penerapan 2,40 m' (struktur tembok pembatas)
3.. Udara yang terperangkap dan warnanya (alternatif 3)
Semen putih Semen Biasa (Tipe 1) Air
Wadah gerinda Sendok semen Tutup Amplas Sikat debu Ember Pel Pel/busa
1800g semen putih (tiga roda) 600g semen biasa (Gresik) 1500g air bersih perbandingan 3:1:2,5
Penerapan 10,00 m' (konstruksi tembok pembatas)
V-18
Tabel 5.5 Aplikasi pelapisan untuk pewarnaan kolom dasar dan berpori
TIDAK. Jenis kekurangan material/kerusakan peralatan Noda Catatan untuk noda
1. Basis dan kolom berpori serta pewarnaannya
Semen Putih Semen Biasa (Tipe 1) Air Sikadur 741 Lem Beton (Cebond)
membersihkan pakaian
Wadah untuk menggiling Semen sendok Tutup Amplas Kuas
Kain/Busa Bucket Hammer Sander Chisel
Tahap 1: Sikadur 741: 0,5 kg Sika warna abu-abu 1 kg Sika warna putih 1,5 kg pasir Sika Proporsi 1:2:3 Tahap 2 (altr. 1): 400 g semen putih (tiga roda) 200 g semen biasa (tiga roda) 400 ml air bersih perbandingan 2:1:2 Tahap 2 (altr.2): 400g semen putih (tiga roda) 200g semen biasa (gresik) 400g air bersih perbandingan 2:1:2
Panjang aplikasi 100 cm dan lebar 30 cm
Pengenalan SCC VI-0
Pengenalan SCC VI-1
6.1 PENDAHULUAN Self-compacting concrete (SCC) adalah beton inovatif yang tidak memerlukan getaran selama penuangan dan pemadatan. SCC mampu mengalir dengan beratnya sendiri (hanya bergantung pada gravitasi), mengisi bekisting sepenuhnya dan mencapai pemadatan penuh, bahkan dalam kondisi perkuatan yang sangat rapat. Beton keras memiliki struktur yang kompak dan homogen serta memiliki sifat dan daya tahan beton yang dipadatkan secara konvensional. Keuntungan penggunaan beton CAA dibandingkan beton padat konvensional: 1. Mempercepat waktu konstruksi, karena waktu penuangan yang lebih cepat dan
dapat langsung mengisi celah antara tulangan padat 2. Homogenitas tinggi, jumlah rongga minimal dan kekuatan beton tinggi
seragam (yang menjamin hasil akhir dan daya tahan yang tinggi), karena memiliki fluiditas dan ketahanan yang lebih baik terhadap segregasi daripada beton normal
3. Ketahanan awal yang lebih besar, waktu demolding lebih cepat, karena memiliki rasio air-semen yang lebih rendah daripada beton normal
4. Dapat dipompa dalam jarak yang lebih jauh karena memiliki fluiditas tinggi dan ketahanan segregasi yang lebih baik daripada beton normal.
5. Permukaan yang dihasilkan lebih halus karena dapat mengalirkan air dengan baik dan memiliki permukaan yang hampir horizontal setelah dikuras.
6. Mengurangi paparan pekerja dan lingkungan terhadap kebisingan dan getaran
7. Lebih tahan terhadap resiko thermal cracking akibat panas dibanding beton biasa
Perpaduan antara kesederhanaan pelaksanaan dan kinerja yang baik, selain keunggulan dalam kesehatan dan keselamatan kerja, menjadikan CAA solusi yang sangat menarik bagi industri beton pracetak, serta teknik sipil pada umumnya. CAA sering digunakan sebagai alternatif penggunaan beton normal pada: 1. Pembetonan struktur dengan tulangan padat, khususnya pada struktur
beban dinamis 2. Beton dengan banyak tempat dan titik akses yang sulit,
misalnya: cetakan dengan bentuk dan gumpalan yang rumit 3. Kepentingan arsitektural, untuk menghasilkan permukaan yang sempurna tanpa
lubang dan retakan 4. Struktur yang terpapar cuaca yang membutuhkan daya tahan
yang lebih tinggi
Pengantar SCC VI-2
Penerapan self compacting concrete dalam industri beton pracetak
6.2 SIFAT BETON KERAS 1. Kekuatan tekan
O SCC geralmente tem uma resistência à compressão ligeiramente maior do que o concreto normal com o mesmo FAS. Isso se deve a uma melhor ligação entre o agregado e a pasta endurecida, devido à ausência de vibrações.
2. Kuat tarik Dapat diasumsikan bahwa kuat tarik self compacting concrete sama dengan beton normal, karena volume pasta (semen+agregat halus+air) tidak berpengaruh signifikan terhadap kuat tarik.
3. Modulus elastisitas
SCC memiliki modulus elastisitas yang sedikit lebih rendah daripada beton biasa karena memiliki lebih banyak pasta semen daripada beton biasa • Karena sebagian besar beton adalah agregat, jenis dan jumlahnya
agregat serta nilai modulus elastisitas (E) yang paling besar pengaruhnya. Saat memilih agregat dengan nilai E lebih tinggi, E beton juga akan lebih tinggi
• Semakin besar volume pasta semen, semakin rendah nilai E 4. Creep
SCC memiliki koefisien creep yang lebih tinggi karena volume pasta semen lebih besar dibandingkan dengan beton normal dengan kekuatan yang sama • Semakin tinggi kekuatan beton, maka creep semakin rendah • Jika menggunakan semen dengan kapasitas hidrasi yang lebih cepat,
memiliki kekuatan yang lebih tinggi di bawah beban, rasio tegangan / resistensi yang lebih rendah dan lebih sedikit creep
Pengenalan SCC VI-3
• Semakin besar volume agregat kasar maka creep semakin rendah • Semakin tinggi nilai modulus elastisitas (E) agregat maka creep semakin rendah
5. Pengurangan
Susut pada beton CAA lebih rendah dibandingkan beton normal karena FAS lebih rendah • Semakin besar volume agregat maka susut semakin rendah • Semakin tinggi nilai modulus elastisitas agregat (E), susut semakin rendah menurunkan ukuran agregat maksimum penyusutan (artinya volume pasta semen
semakin besar), penyusutan semakin besar 6. Koefisien muai panas
Penggunaan agregat dengan koefisien muai panas yang rendah juga akan menurunkan koefisien muai panas beton yang dihasilkannya.
7. Kepatuhan terhadap penguatan
Dibandingkan beton biasa dengan kuat tekan yang sama, CAA memiliki fluiditas dan kohesi yang lebih baik, sehingga memiliki daya rekat yang lebih kuat dengan tulangan. Meskipun beton biasa seringkali tidak menutupi seluruh tulangan karena segregasi dan bleeding selama penuangan atau sebelum mengeras
8. Kemampuan kekuatan geser di area pengecoran
Permukaan SSC yang diperkeras sedikit lebih halus dan lebih kedap air, sehingga kapasitas gaya geser antara lapisan pertama dan kedua lebih rendah daripada beton konvensional yang dipadatkan dengan getaran dan tidak dapat menahan gaya geser. Oleh karena itu perlu untuk melindungi permukaan dengan memperlakukannya, misalnya dengan penghambat permukaan, penyikatan atau pengasaran permukaan.
9. Tahan api
SCC memiliki ketahanan api yang hampir sama dengan beton biasa. Namun jika ingin lebih tahan api, Anda bisa menggunakan serat polypropylene. Serat ini akan meleleh dan diserap oleh matriks semen saat terbakar. Rongga fiber sebelumnya yang telah terpisah akan menjadi ruang untuk mengembangnya uap yang muncul, sehingga mengurangi resiko pengelupasan.
Durability/Durability Pemadatan vibrasi biasanya merupakan proses batch, misalnya dengan vibrasi eksternal dan pemadatan manual. Getaran internal, meskipun dilakukan dengan benar, seringkali menghasilkan hasil pemadatan yang tidak merata, karena volume beton di dalam area pengaruh getaran tidak menerima energi pemadatan yang sama. Konsekuensi dari pemadatan yang tidak memadai, seperti: sarang/lubang berpori, segregasi, eksudasi, dll., memiliki efek negatif yang besar pada permeabilitas serta daya tahan beton.
Pendahuluan SCC VI-4
CAA, ketika dilaksanakan dengan baik, akan bebas dari kerugian pemadatan ini dan akan menghasilkan beton yang seragam dan permeabilitas rendah, sehingga kurang tahan terhadap lingkungan yang merugikan dan, oleh karena itu, memiliki daya tahan yang lebih besar.
Detailing permukaan pada elemen pracetak menggunakan SCC
6.3 SIFAT BETON SEGAR DAN METODE PENGUJIAN
Tabel 6.1 Metode pengujian beton segar
Sifat beton segar. Metode uji fluiditas. Tes fluiditas. Viskositas (aliran) T500. pemeriksaan cairan
Beberapa catatan tentang pilihan pengujian yang akan dilakukan: 1. Jika struktur tidak menggunakan/membutuhkan sedikit tulangan, uji
passabilitas dapat dihilangkan 2. Pengujian viskositas hanya diperlukan jika hasil permukaan yang diinginkan tercapai
baik, atau jika tulangan terlalu kuat 3. Tes segregasi adalah tes penting jika diinginkan SCC yang baik
memiliki fluiditas yang lebih besar dan viskositas yang lebih rendah
Pengantar SCC VI-5
Itu. Flowability Flowability akan semakin besar jika penggunaan superplasticizer juga semakin besar. Aliran sering dinyatakan dalam bentuk subsidence. Penurunan aliran yang terlalu tinggi akan menyebabkan segregasi. Dibawah ini adalah referensi perincian nilai downflow berdasarkan tujuan penggunaan (European SCC Guidelines, Mei 2005) Tabel 6.2 Klasifikasi downflow dan penerapannya
Kategori Nilai Downflow (mm) Rentang aplikasi lapangan
SF1 550-650
• Struktur beton tanpa tulangan/tulangan rendah, misalnya: pelat lantai
• Pengecoran dengan sistem injeksi pompa, misalnya: tunnel lining
• Bagian yang cukup kecil untuk mencegah aliran horizontal yang berlebihan, misalnya tiang pancang dan beberapa jenis pondasi dalam
SF2 660-750 Cocok untuk sebagian besar aplikasi dalam kondisi normal, misalnya dinding, kolom
SF3 760-850
Umumnya dibuat dengan ukuran agregat maksimum yang kecil (kurang dari 16 mm) dan digunakan pada: • Pengecoran vertikal dengan struktur penguat
struktur padat • Struktur dengan bentuk kompleks • Pengisian bekisting dengan posisi berat SCC dengan nilai slump ini memberikan hasil akhir yang lebih baik dibandingkan dengan kriteria lain untuk kebocoran vertikal normal, tetapi ketahanannya terhadap segregasi lebih sulit dikendalikan
Untuk kasus khusus yang memerlukan penurunan lebih besar dari 850 mm, perhatian harus diberikan untuk menghindari segregasi, dengan ukuran agregat terbesar kurang dari 12 mm.
tes likuidasi
Pengenalan SCC VI-6
dimensi dalam mm
Gambar 6.1 Ukuran pelat dasar untuk uji tempat duduk
b) Viskositas Nilai hasil pengujian tidak secara langsung mengukur viskositas SCC, tetapi masih berkaitan dengan viskositas yaitu melalui gambaran laju alir. Mengukur T500 saat menjalankan uji slum dapat menjadi cara untuk memastikan keseragaman SCC dari batch ke batch. T500 adalah waktu yang dibutuhkan mortar SCC untuk memuai sampai diameter rata-rata 500 mm tanpa segregasi selama slumping.
dimensi dalam mm
Gambar 6.2 Dimensi corong V (uji viskositas)
Pengenalan SCC VI-7
Tabel 6.3 Klasifikasi viskositas dan aplikasi Kategori T500(s) V-funnel
(detik) Kehilangan keuntungan
VS1/VF1 ≤ 2 ≤ 8
• Kemampuan mengisi cetakan dengan baik termasuk tulangan padat
• Kemungkinan menciptakan permukaan yang rata sendiri
• Memiliki permukaan akhir terbaik
• Rentan terhadap perdarahan
• Peka terhadap segregasi
VS2/VF2 > 2 9-25
• Mengurangi tekanan pada bekisting
• Meningkatkan ketahanan terhadap segregasi
• Perawatan permukaan yang tidak terlalu baik (lubang udara)
• Sangat sensitif terhadap penundaan dua lapisan pengecoran yang berurutan
w. Aliran Aliran adalah kemampuan campuran beton segar untuk mengalir melalui ruang tertutup dan bukaan sempit, misalnya area tulangan padat tanpa segregasi, kehilangan keseragaman atau penyumbatan Tabel 6.4 Klasifikasi aliran dan aplikasinya
Kategori Keterampilan tambahan Aplikasi lapangan PA1 ≥ 0.80 s 2
Konstruksi tulangan dengan jarak 80-100 mm (konstruksi rumah, konstruksi vertikal)
PA2 ≥ 0,80 dengan 3 tulangan
Struktur dengan bentang 60-80 mm (infrastruktur/bangunan sipil)
Bagian yang paling kritis adalah lubang terkecil yang harus terus menerus mengalir melalui SCC untuk mengisi cetakan. Untuk papan tipis dengan celah lebih besar dari 80 mm dan konstruksi lain dengan celah lebih besar dari 100 mm, permeabilitas tidak perlu ditentukan. Untuk konstruksi kompleks dengan bentang kurang dari 60 mm, perlu dilakukan pengujian dengan model.
Pengenalan SCC VI-8
Gambar 6.3 Menguji addability dengan L-box
dimensi dalam mm
Gambar 6.4 Ukuran dan desain L-box yang umum
D. Ketahanan terhadap segregasi Ketahanan terhadap segregasi sangat penting untuk beton self-compacting yang dicetak di mana homogenitas dan kualitas diperlukan. Pengujian ketahanan segregasi tidak selalu diperlukan kecuali: saat menggunakan SCC dengan peringkat kemerosotan yang lebih tinggi dan/atau peringkat viskositas yang lebih rendah. Penting untuk diketahui bahwa peningkatan penggunaan superplasticizer akan mengurangi ketahanan terhadap segregasi.
Pengantar SCC VI-9
Tabel 6.5 Klasifikasi resistensi terhadap segregasi dan aplikasinya
Kategori ketahanan segregasi (%) Aplikasi lapangan
SR1 ≤ 20 • Pelat tipis • Pengecoran vertikal dengan jarak jet
kurang dari 5 m dan jarak lebih besar dari 80 mm SR2 ≤ 15 • Pengecoran vertikal dengan jarak pengiriman lebih jauh
5 m dengan jarak lebih dari 80 mm • Corong vertikal dengan jarak
kurang dari 5 m dengan jarak kurang dari 80 mm
Uji ketahanan segregasi (saringan) Contoh penggunaan spesifikasi Tabel 6.6 Sifat SCC untuk penggunaan yang berbeda berdasarkan penelitian
Walraven, 2003 Ketahanan Viskositas
segregasi/passabilitas
VS2 VF2
Kemampuan untuk menambahkan harus diuji untuk SF1 dan SF2
VS1 atau 2 Nilai VF1 atau 2 /target
SR harus diuji untuk SF3
VS1 VF1
SR harus diuji untuk SF2 dan 3
SF1 SF2 SF3 Protok pada
lantai dan panel
tubuh tinggi dan kurus
dinding dan tumpukan
lereng
Tabel di atas hanya menampilkan parameter dasar dan kategori hasil pengujian yang dapat dipertimbangkan dalam aplikasi. Pembagian di atas tidak memperhitungkan kondisi batas, bentuk geometris elemen, metode pengecoran dan karakteristik bahan yang digunakan dalam campuran beton. Diskusi dapat dilakukan dengan pemasok beton sebelum memutuskan spesifikasi akhir.
Pengantar SCC VI-10
Contoh Plat Dicor dengan SCC SCC Persyaratan Material : 1. Semen
Hampir semua jenis semen dapat digunakan, tetapi pilihan terbaik biasanya ditentukan oleh persyaratan khusus dari pengecoran tertentu atau apa yang biasanya digunakan oleh produsen beton.
2. Agregat Kasar Persyaratan agregat kasar hampir sama dengan beton normal, hanya saja perlu diingat beberapa hal: • Agregat ringan dapat digunakan pada self compacting concrete, namun perlu diperhatikan bahwa
Agregat dapat mengapung ke permukaan jika viskositas pasta rendah dan hal ini mungkin tidak terdeteksi oleh uji ketahanan segregasi
• Ukuran maksimum agregat ditentukan oleh jarak antar tulangan, agar tidak terjadi penyumbatan agregat pada saat CAA mengalir melalui tulangan, untuk mengetahui dapat dilakukan uji permeabilitas.
• Ukuran maksimum agregat dibatasi 12-20 mm • Semakin bulat permukaan agregat, semakin baik pencampurannya,
karena kemungkinan penyumbatan lebih kecil dan gesekan internal lebih sedikit, sehingga aliran bisa lebih cepat
3. Menambahkan finishing
Persyaratan agregat halus juga hampir sama dengan beton biasa, perbedaannya terletak pada kandungan agregat halus yang lebih tinggi dan ukuran agregat halus yang lebih kecil/halus dibandingkan dengan beton biasa. Partikel yang lebih kecil dari 0,125 mm harus dianggap sebagai agregat halus dan dihitung dalam rasio air/bubuk. Agregat yang baik adalah yang memiliki gradasi optimal (tidak seragam/memiliki semua ukuran).
4. Kotoran/aditif kimia
• Komponen terpenting untuk SCC adalah superplastisizer atau aditif pengurang air kelas atas.
• Aditif pengubah viskositas (VMA) juga dapat digunakan untuk mengurangi segregasi dan sensitivitas campuran karena variasi bahan, terutama kandungan air.
Pengantar SCC VI-11
• Aditif lain (penyedot debu, akselerator, retarder, dll.) dapat digunakan dengan cara yang sama seperti beton getar konvensional, tetapi selalu sesuai dengan pedoman penggunaan produsen campuran.
5. Aditif/aditif non kimia
Digunakan untuk: • Meningkatkan dan mempertahankan tingkat ketahanan kohesi terhadap segregasi • Menyesuaikan kandungan semen untuk mengurangi panas hidrasi dan
retak akibat penyusutan termal Aditif diklasifikasikan menurut kekuatan reaksinya terhadap air: Tabel 6.7 Klasifikasi aditif
TIPE I Inert/semi-inert • Mineral filler (batu kapur, dolomit, dll.) • Pigmen
Pozzolana • Abu terbang • Silikon dioksida TYPE II
Hidraulik • Terak tanur sembur 6. Serat
Serat logam dan polimer dapat digunakan dalam produksi beton yang dapat memadat sendiri, tetapi mengurangi fluiditas dan permeabilitas. Perlu dicatat bahwa penggunaan SCC dengan serat pada struktur yang diperkuat secara normal dapat secara signifikan meningkatkan risiko pemblokiran aliran SCC.
6.4 Prinsip Desain Campuran Untuk mendapatkan sifat yang diinginkan dari campuran SCC segar, prinsip dasar ini harus dipahami: • Kemudahan alir dan viskositas pasta disesuaikan dan diseimbangkan dengan memilih
dan rasio yang tepat, membatasi rasio air terhadap agregat halus dan menambahkan superplastisizer dan (opsional) VMA/ aditif pengubah viskositas. Komponen SCC harus dikontrol dengan baik, ukuran dan interaksi yang tepat sangat penting untuk mencapai kemampuan isi, kemampuan lewat, dan ketahanan terhadap segregasi.
• Untuk mengontrol kenaikan suhu, retak dan kekuatan penyusutan termal, kandungan agregat, termasuk jeroan ayam itik, dapat mengandung aditif tipe I dan II dengan komposisi yang signifikan sehingga kandungan semen tetap pada tingkat yang dapat diterima.
• Bubur adalah media bergerak untuk agregat, sehingga volume bubur harus lebih besar dari volume rongga dalam agregat sehingga semua partikel agregat individu benar-benar tertutup oleh lapisan bubur, bubur juga bertindak sebagai pelumas. Hal ini meningkatkan fluiditas dan mengurangi gesekan antara agregat.
Pengenalan SCC VI-12
• Proporsi agregat kasar dan halus berkurang, sehingga masing-masing partikel agregat kasar terlapisi dengan baik oleh lapisan mortar. Hal ini mengurangi daya rekat/keterikatan antara agregat kasar ketika beton melewati celah sempit atau di antara tulangan dan meningkatkan daya tembus beton yang memadat sendiri.
Prinsip-prinsip ini menghasilkan beton yang, dibandingkan dengan beton biasa, akan berbeda dalam hal: • Kandungan agregat kasar yang lebih sedikit • Kandungan pasta semen yang lebih tinggi • Rasio air/bubuk yang lebih rendah • Penggunaan superplasticizers yang lebih banyak • Anda juga dapat menggunakan viskositas aditif pengubah semen Desain campuran dasar - desain sering menggunakan volume sebagai parameter kunci karena sangat penting untuk mengisi rongga di antara partikel agregat. Tidak ada standar khusus untuk desain campuran SCC dan beberapa institusi akademik, produsen aditif, campuran siap pakai, beton pracetak, dan kontraktor sering mengembangkan perbandingan komposisi mereka sendiri. Beberapa literatur desain campuran dapat ditemukan di perpustakaan berikut: • www.efnarc.org • Okamura H dan Ozawa K. High Performance Self-Compacting Concrete.
Lokakarya Internasional tentang Beton Kinerja Tinggi. Institut Beton Amerika; Detroit. 1994, hal. 31-44.
• Ouchi M, Hibino M, Ozawa K dan Okamura H. Sebuah metode desain yang rasional untuk pencampuran mortar pada beton yang memadat sendiri. Prosiding Konferensi Rekayasa dan Konstruksi Struktur Asia Tenggara dan Pasifik Keenam. Taipei, Taiwan, 1998, hal. 1307-1312.
• SCC 028 20 “Pedoman Beton Pemadatan Mandiri Eropa” • Nawa T, Izumi T dan Edamatsu Y. Laporan terkini tentang bahan dan desain
dari beton yang memadat sendiri. Prosiding Lokakarya Internasional tentang Self-Compacting Concrete. Agustus 1998; Universitas Teknologi Kochi, Jepang. hal. 160-190.
• Domone P, Chai H dan Jin J. Dosis optimal dari campuran beton yang memadat sendiri. Prosiding Konferensi Internasional Inovasi dalam Struktur Beton: Desain dan Konstruksi, Dundee, September 1999. Thomas Telford; London. hal. 277-285.
• Billberg, P. Beton pemadatan sendiri untuk struktur bangunan - pengalaman Swedia. Laporan No. 2:99. Institut Penelitian Semen dan Beton Swedia. Stokholm, 1999
• Su N, Hsu K-C dan Chai H-W Metode desain campuran sederhana untuk beton pemadatan sendiri Penelitian Semen dan Beton, 31, (2001) hlm. 1799-1807
• Gomes P.C.C, Gettu R, Agullo L, Bernard C, Dosis campuran beton self-compacting kekuatan tinggi: kinerja dan kualitas struktur beton. Ketiga CANMET/ACI Intnl Conf. (Recefi, Brazil) CD Pelengkap, 2002, 12 halaman.
Pengenalan SCC VI-13
• Bennenk, H.W. & J. Van Schiindel: Desain campuran SCC, cocok untuk industri beton pracetak. Prosiding Kongres BIBM, 2002 Istanbul, Türkiye.
• Billberg, desain model campuran P. untuk SCC (kriteria pemblokiran). Prosiding Konferensi Amerika Utara Pertama tentang Desain dan Penggunaan SCC, Chicago 2002.
Tabel 5.8 memberikan kisaran umum komposit yang memadat sendiri berdasarkan berat dan volume. Perbandingan ini bukanlah nilai mutlak dan dalam kasus tertentu, salah satu elemen penyusun SCC mungkin berada di luar rentang ini. Tabel 6.8 Kisaran komposisi umum campuran SCC
Kisaran umum komponen berdasarkan massa
(kg/m3) volume per
(liter/m3) Po 380-600 Pasta 300-380 Voda 150-210 150-210 Grubi Agregat 750-1000 270-360
Agregat halus (pasir) Tergantung pada volume bahan penyusun lainnya, biasanya 48-55% dari total berat agregat
Rasio air terhadap bubuk (berdasarkan volume) 0,85-1,10
Pengenalan SCC VI-14
Jika efek yang diharapkan tidak tercapai atau hasilnya tidak memuaskan, campuran dapat didesain ulang. Bergantung pada masalah yang dihadapi, salah satu tindakan berikut dapat diambil:
Pilih bahan penyusun SCC (paling baik dalam jumlah besar jika
mungkin)
Membuat komposisi desain campuran
Periksa dan sesuaikan kinerja dengan pengujian
laboratorium
Periksa dan sesuaikan kinerja melalui pengujian
di lapangan atau di tempat pencampuran
Mengevaluasi bahan alternatif
Memuaskan
tidak memuaskan
Tentukan kinerja spesifik berdasarkan spesifikasi pelanggan
Gambar 6.5 Prosedur desain campuran
• Sesuaikan rasio semen dengan bubuk dan rasio air dengan bubuk, lalu uji aliran dan sifat pasta lainnya
• Coba aditif yang berbeda (jika memungkinkan) • Sesuaikan komposisi agregat halus dan takaran superplastisizer • Pertimbangkan untuk menggunakan pengubah viskositas
kurangi sensitivitas campuran • Sesuaikan komposisi dan gradasi agregat kasar
Pengenalan SCC VI-15
6.5 HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN SELAMA PELAKSANAAN
Ada beberapa hal yang memerlukan perlakuan berbeda dari beton biasa. Getaran atau vibrasi Getaran untuk SCC umumnya tidak diperlukan, jika tidak, getaran akan menyebabkan pengendapan agregat kasar yang signifikan. Jika kepadatan yang diinginkan tidak tercapai, maka perlu dilakukan pengecekan kesesuaian beton dengan spesifikasi. Jika ini ditemukan memuaskan tetapi kerapatan penuh belum tercapai, perubahan spesifikasi dapat dipertimbangkan. Namun ada jenis pekerjaan tertentu yang memerlukan kontrol yang tepat dan getaran ringan: • Pada struktur tertentu, di mana bentuk bekisting dapat menyebabkan
Udara terperangkap di tempat-tempat tertentu. Hal ini dapat diatasi dengan pemadatan manual lokal di area tersebut
• Pelat, terutama yang menggunakan SCC dengan tingkat aliran rendah, mungkin memerlukan pemadatan ringan atau batang es yang digetarkan dengan sangat lembut untuk meratakan permukaan agar tetap bebas dari bongkahan agregat kasar.
• Delayed casting, jika permukaan SCC yang dicor sebelumnya telah bersisik atau mengeras sehingga dapat terjadi cold joint atau cacat permukaan nantinya.
Meratakan SCC dengan Stick Float Tool
Curing Permukaan atas SCC cepat kering karena kandungan pasta semen yang lebih tinggi, rasio air terhadap bahan halus yang lebih rendah dan lebih sedikit air akibat kebocoran ke permukaan beton. Perawatan awal beton harus dimulai sesegera mungkin setelah pengecoran awal dan finishing untuk mengurangi risiko kerak dan retak permukaan akibat penyusutan awal seiring bertambahnya usia.
Pengenalan SCC VI-16
6.6 MENINGKATKAN KUALITAS AKHIR CAA Tabel berikut menjelaskan cacat yang mungkin timbul setelah pengecoran CAA. Perbaikan cacat untuk SCC juga dapat digunakan untuk beton polos dengan pemadatan konvensional, tetapi cacat tertentu lebih mudah dihindari dengan menggunakan SCC karena sifat dasarnya. Penting untuk dicatat bahwa sementara cacat permukaan seperti noda dan cacat permukaan lainnya mempengaruhi penampilan permukaan beton, cacat lain seperti porositas, lapisan terputus antara tuang, chipping dan retak mempengaruhi integritas beton. Tabel 6.9 Cacat berpori seperti sarang lebah
Jenis kegagalan Akar penyebab Penyebab praktis Pencegahan atau koreksi
• kandungan pasta/agregat halus rendah
• tingkatkan kandungan agregat halus, gunakan bubuk minimal 450 kg/m3
• penambahan air • gradasi tidak memadai • gradasi menerus • ukuran agregat terlalu besar
relatif besar terhadap ruang yang tersedia
• ukuran agregat terbesar lebih kecil
Sarang lebah/keropos seperti sarang lebah
pasta atau agregat halus yang tidak memiliki sekat beton karena viskositas plastis yang sangat rendah, beton tidak dapat sepenuhnya memenuhi cetakan
• kebocoran cetakan • periksa integritas cetakan,
terutama pada persendian/sendi
Penyebab fisik: kapasitas pengisian yang lebih rendah, permeabilitas yang lebih rendah, stabilitas beton yang lebih rendah, penurunan yang lebih rendah, waktu T500 yang terlalu rendah/lama, agregat kasar/segregasi pasta
Tabel 6.10 Kerugian mengupas
Jenis kegagalan Akar penyebab Penyebab praktis Pencegahan atau koreksi
• tidak ada atau terbatas perawatan/pengobatan
• memastikan perawatan beton yang tepat sesuai dengan kondisi yang terjadi Pengelupasan/
Gumpil / Mengupas
Lapisan permukaan hanya mengandung agregat halus dan mengeras dengan sangat cepat.
• segregasi dan/atau bleeding yang disebabkan oleh jumlah agregat halus yang tidak mencukupi
• meningkatkan kandungan debu
• gunakan VMA • tambahkan air
campuran penyematan
Penyebab fisik: kestabilan beton tanpa segregasi dan/atau pengeringan yang terlalu cepat
Pengenalan SCC VI-17
Tabel 6.11 Perbaikan kesalahan yang diamati Jenis kesalahan Penyebab utama Penyebab praktis Pencegahan atau
Perbaikan • agregat halus
berlebihan • mengurangi agregat
halus • pelumasan
pencetakan berlebihan atau tidak merata
• tingkat penggunaan yang minimum dan seragam
• permukaan kasar untuk pencetakan
• pastikan permukaan cetakan bersih
• penggunaan lapisan geotextile akan membantu menyerap udara
• kecepatan melempar sangat cepat
• memastikan pelepasan lelehan yang konstan
• antrean yang sangat panjang
• batasi jarak pembuangan hingga 5 m
• panjang ekstrak terlalu pendek
• menambah panjang lari hingga 1m
• Tinggi drop tinggi
• kurangi ketinggian jatuh hingga <1 m
• gunakan getaran dinding yang lembut saat melakukan pengecoran untuk titik-titik yang dalam
• memompa ke atas akan membantu mengeluarkan udara
• temperatur beton terlalu tinggi • menurunkan temperatur beton dibawah 25oC
• dilemparkan terlalu lambat
• merencanakan tarif pengiriman khusus dan sumber daya lokal untuk memastikan kesinambungan penerapan
• pengendapan bahan utama superplastisizer, khususnya bahan antibusa
• produsen beton: perbaiki metode penyimpanan, gunakan sesuai tanggal produksi dan perputaran stok/pasokan
• viskositas yang berlebihan
• kurangi dosis VMA • tinjau kembali proporsinya
campuran • gradasi agregat yang tidak
sesuai • gunakan VMA atau air
menyeret • waktu untuk bergerak
terlalu lama untuk induksi terjadi melalui udara
• meninjau waktu pencampuran
Lubang/Burik
udara terperangkap air terperangkap mazivo za kalupe
• interaksi aditif dan semen
• menilai kesesuaian aditif dan semen jauh sebelum produksi
Penyebab fisik: daya isi rendah daya alir rendah viskositas tinggi/ketahanan tinggi terhadap aliran aliran tetesan rendah/waktu lama T500 penurunan aliran tetesan cepat
Pengenalan SCC VI-18
Tabel 6.12 Cacat Sambungan Dingin Jenis Kegagalan Penyebab Utama Penyebab Praktis Pencegahan atau
Perbaikan • pengiriman beton
sangat dekat dengan batas waktu
• pengecoran terus menerus: tanpa henti
• beton mengeras dengan cepat
• uji pendahuluan: pengerasan yang lebih cepat tidak dapat terjadi
• suhu udara tinggi • suhu beton tinggi
kurang dari 25oC diperbolehkan
• segregasi agregat kasar • tinjauan komparatif
campuran • mengurangi jarak jet
Sambungan dingin / Area sambungan yang terjadi antara penuangan campuran yang berbeda /
Pembentukan kerak pada permukaan mencegah sambungan monolit antara lapisan beton yang berurutan
• jumlah agregat halus terlalu besar
• mengurangi kandungan agregat halus/debu
Penyebab fisik: kapasitas yang lebih rendah untuk mengisi thixotropically, kehilangan penyelesaian terlalu cepat, viskositas terlalu tinggi, interaksi aditif dan semen
Tabel 6.13 Cacat permukaan tidak beraturan
Jenis kegagalan Akar penyebab Penyebab praktis Pencegahan atau koreksi
• kecepatan pengecoran tinggi atau desain cetakan yang buruk
• mengurangi kecepatan pengecoran untuk mengurangi tekanan hidrostatik
• gunakan VMA untuk meningkatkan viskositas
• desain ulang bekisting • permukaan cetakan dibuat
bobrok • sisa-sisa beton Anda
menempel pada
• mengembalikan cetakan • membersihkan permukaan
cetakan sebelum pengecoran
• jenis pelumas cetakan atau metode aplikasi yang tidak sesuai
• pengujian untuk menentukan pelumas/zat pelepas yang paling stabil
• terapkan dengan kecepatan yang tepat, dengan peralatan yang tepat
Permukaan pengecoran sangat jelek dan tidak rata
deformasi "sidik jari" dari permukaan cetakan ke permukaan beton
• rasio air dan bubuk terlalu tinggi
• tingkatkan jumlah superplasticizer atau gunakan VMA
Penyebab fisik: tekanan tinggi pada bekisting viskositas plastik terlalu rendah
Pengenalan SCC VI-19
Tabel 6.14 Variasi Warna Jenis Kegagalan Penyebab Utama Penyebab Praktis Pencegahan atau
Memperbaiki
• suhu sangat rendah • menjaga suhu beton i
bagian dalam cetakan selama musim dingin
• terlalu banyak aliran, viskositas terlalu rendah
• tingkatkan viskositas dengan menambahkan agregat halus atau pertimbangkan untuk menggunakan VMA
• efek penundaan pengerasan awal aditif atau pelumas/pelepasan
• pemilihan aksesori yang cermat untuk memperpanjang jam kerja
• mengurangi kandungan air atau plasticizer
• pertimbangkan untuk menggunakan akselerator ringan
• perubahan kecepatan pengecoran • pengecoran kontinyu
• Tidak semua membran curing plastik menutupi beton seluruhnya
• memastikan kontak yang konsisten
variasi warna
dimensi permukaan yang perbedaan pencampurannya terlalu lama
• cetakan kayu memiliki permukaan yang kering
• Basahi cetakan sebelum dituang
• disarankan untuk menggunakan permukaan cetak yang dilapisi
Penyebab fisik: efek penundaan pengaturan atau noda sisa yang disebabkan oleh pelumas, kotoran, dll., tegangan leleh yang berlebihan atau kekentalan plastik
Tabel 6.15 Cacat pada kabel air
Jenis cacat Penyebab utama Alasan praktis untuk mencegah atau
Memperbaiki
Tali air membocorkan air dan agregat halus
• rasio air dan bubuk terlalu tinggi
• viskositas sangat rendah
• pertimbangkan untuk menggunakan VMA
• meningkatkan viskositas dengan menambahkan agregat halus
• menggunakan aditif penahan udara untuk mengatasi maldistribusi ukuran partikel
Penyebab fisik : stabilitas campuran beton rendah
Pengenalan SCC VI-20
Tabel 6.16 Cacat akibat retak plastis Jenis cacat Penyebab utama Penyebab praktis Pencegahan atau
Memperbaiki
• Pemeliharaan beton yang berumur prematur yang buruk
• memulai perawatan sesegera mungkin setelah pengecoran/penyelesaian awal
• pemeliharaan beton sesuai kondisi
• segregasi dan perdarahan
• menambal retakan plastik sebelum beton mengeras
• meningkatkan kandungan debu
• penggunaan VMA • penggunaan material
pengambilan air tambahan • perbedaan kondisi itu
ekstrem (suhu, kelembaban, angin, dll.)
• Perawatan yang konkrit sesuai dengan kondisi yang ada
retak plastik
pengeringan sangat cepat, pengendapan berubah pada posisi tulangan
• pengecoran skala besar dengan tulangan dekat permukaan
• ukuran penutup beton didesain ulang
Penyebab fisik: susut karena stabilitas beton yang buruk selama pengeringan
Pengetahuan beton pracetak VII-0
Pengetahuan Beton Siap VII-1
7.1 PENDAHULUAN Beton pracetak adalah produk beton yang telah ditempatkan dan diproses di lokasi selain posisi pemasangan akhir.
7.2 JENIS HASIL PRODUKSI a. Berdasarkan metode pemadatan, ada dua kategori hasil produksi, yaitu: 1. Pemintalan sentrifugal
Produk beton yang dipadatkan dengan proses moulding, misalnya: • Tumpukan PC • Tumpukan kotak berongga • Tumpukan beton bulat berongga
2. Non-Rotary Compaction Produk beton yang dipadatkan dengan getaran, misalnya: • Balok • Cavity Slab/Pulled Slab • Protective Piles • Double T Slab • Solid Slab • Half Slab • Komponen Pracetak Lainnya
B. Berdasarkan mutu beton, ada dua kategori hasil produksi, yaitu: 1. Mutu konvensional, antara lain: K350 dan K500 yaitu pracetak anti putar dan
dikompresi secara konvensional 2. Kualitas tinggi, termasuk: K600, K700 dan K800 (termasuk K1000), dikompresi
dengan metode berputar atau tidak berputar Kualitas beton dan kegunaannya dapat dilihat pada Bagian 1 Pengetahuan umum tentang beton, subbab 1.5 Jenis, spesifikasi dan dimensi beberapa beton pracetak yang diproduksi oleh PT Wijaya Karya Beton dapat digunakan sebagai bahan untuk diperhatikan dalam pemilihan produk sesuai dengan kebutuhan proyek, dapat dilihat pada Lampiran 1 Spesifikasi Produk Beton Pracetak PT Wijaya Karya Beton.
Pengetahuan beton pracetak VII-2
papan pc kosong
Kerumunan PC
Pengetahuan beton pracetak VII-3
I-carrier de PC
taruhan perlindungan datar
Pengetahuan beton pracetak VII-4
tumpukan lembaran bergelombang
Pilot Segitiga PC
Pengetahuan beton pracetak VII-5
bantalan PC
tabung komputer
Pengetahuan beton pracetak VII-6
7.3 BAHAN DAN SPESIFIKASI Tabel 7.1 Spesifikasi bahan dan spesifikasi umum beton pracetak
Item Referensi Deskripsi Spesifikasi Deskripsi
ASTM C33-1985
Spesifikasi standar untuk agregat beton
- Umum 1 Agregat
NI 2 PBI-1971 Peraturan Konkrit Indonesia - Umum
ANTARA 0013-1981
Mutu dan Cara uji dari biji Portland (Kualitas dan cara uji semen Portland)
• Produk standar: tipe I
• Pesanan khusus: tipe II atau V
Secara umum
2 biji
KUNING 0013-1984
Mutu dan Cara uji dari biji Portland (Kualitas dan cara uji semen Portland)
• Produk standar: tipe I
• Pesanan khusus: tipe II atau V
Pipa beton bertulang
Tipe A: Aditif pereduksi air umum
ASTM C494-1985
Spesifikasi standar untuk bahan tambahan kimia untuk beton
Tipe F: Aditif untuk pengurangan air
Pipa beton bertulang
3 Ketidakmurnian
ASTM C494-1990
Spesifikasi standar untuk bahan tambahan kimia untuk beton
- Produk beton kereta api dan balok penopang jembatan
Standar produk: NI 2 PBI-1975
kode konkrit Indonesia
Kuat tekan kubus beton setelah 28 hari: 500 kgf/cm2
Untuk pemolesan komputer listrik
Pesanan khusus: JIS A 5309-1981
pilar beton prategang
Kuat tekan silinder beton setelah 28 hari: 500 kgf/cm2
Untuk pemolesan komputer listrik
Silinder beton Kuat tekan setelah 28 hari: 600 kgf/cm2
Untuk tumpukan PC, tumpukan PC segitiga, dan tabung PC
Kuat tekan silinder beton setelah 28 hari (produk beton kereta api)
• 500 kgf/cm2: batas PC dan kolom CPC
• 400 kgf/cm2: panel RWB, dinding dan tiang RBP
Penyangga jembatan • Kelas A: 800 kgf/cm2 • Kelas B: 500 kgf/cm2
4 Kuat tekan beton
NI 2 PBI-1971 kode konkrit Indonesia
pilot perlindungan
• Pasak perlindungan BPK: 700 kgf/cm2
• Pasak perlindungan FPC: 500 kgf/cm2
• Pasak Perlindungan FRC: 500 hari 350 kgf/cm2
Pengetahuan beton pracetak VII-7
Item Referensi Deskripsi Spesifikasi Deskripsi
JIS A 1132-1985
Metode pembuatan dan perawatan benda uji beton
- Secara umum
DIA A1108-1985
Metode pengujian kuat tekan beton
- Beton Umum 5
Tes
NI 2 PBI-1975 Peraturan Konkrit Indonesia - Umum
Kawat PC SWPD1 Umum JIS G 3536-1985
Kawat dan kabel baja tanpa lapisan untuk beton prategang tanpa tegangan
Estacas PC Strand SWPR 7B PC Segitiga
DIA G 3536-1984
Kawat baja tanpa lapisan dan kabel bebas tegangan untuk beton prategang
• Lakukan PC SWPD1
• Faixa de PC: SWPR 7B
pilot perlindungan
DIA G 3536-1988
Kawat baja tanpa lapisan dan kabel bebas tegangan untuk beton prategang
• Lakukan PC SWPD1
• Band PC: SWPR 7B (braket bridge saja)
Produk beton kereta api, penopang jembatan
6 PC fios/Fios PC
ASTM A416-1980
Spesifikasi standar untuk tali kawat baja tanpa tegangan beton pratekan tujuh untai tanpa tegangan
Balok jembatan kelas 270
SD 40 Umum
JIS G 3112-1985 Batang baja untuk beton bertulang SR 24
Untuk pipa PC dan 7 pipa beton bertulang
Batang
HE G 3112-1987
Batang baja untuk tulangan beton
SD 40 Taruhan Segitiga PC
JIS A 3532-1985 SWMA Umum Kawat Baja Karbon Rendah
8 Kawat bertulang/ spiral JIS G 3538-1977
Kawat baja yang ditarik dengan baik untuk beton pratekan
SWCR A Untuk ujung tabung inti spiral
JIS G 3191-1976 General Construction Rolled Steel SS 41 untuk Komputer Listrik
tiang
JIS G 3101-1987 General Construction Rolled Steel SS 41 Untuk PC Stakes 9 Plat Sambungan
JIS G 3101-1976 Struktur Umum Baja Gulungan SS 41 tumpukan segitiga PC
10 ANSI/AWS D1.1-1990 Pengelasan
Saat mengelas struktur - baja
AWS A 5.1/E6013 Nikko Steel RB 26 /RD260,LION26/ekv.
Secara umum
Pengetahuan beton pracetak VII-8
Referensi Barang Deskripsi Spesifikasi Keterangan JIS K 6353 Elastomer
Bahan paking - Untuk pipa PC 11 Segel
Cincin ISO 4633-1983 LE - - Untuk tabung PC
ISO 4633-1996
Cincin penyegel karet untuk suplai air, drainase, dan pipa pembuangan limbah
-
AS 1646-1992 segel elastomer untuk keperluan pipa ledeng
-
BS 2494-1990
Segel elastomer untuk pipa dan sambungan pipa
-
12 segel karet
JIS K 6353-1995 Produk karet untuk pekerjaan di air -
Pipa beton bertulang
bahan cuci
Pengetahuan Beton Siap VII-9
7.4 PROSES PRODUKSI Di antara berbagai jenis produk pracetak dan proses produksinya yang berbeda, berikut adalah contoh proses produksi tiang pancang PC (tiang beton pratekan), yang dipadatkan dengan sentrifugasi sentrifugal.
Gambar 7.1 Proses produksi percontohan PC
persiapan cetakan
Pengulangan
Pengecoran
penutupan cetakan
Mengencangkan kabel PC
Pemutaran/rotasi
obat uap
Penahanan
pembukaan cetakan
produk
Persiapan kawat PC dan kawat spiral
mencetak
Dosis dan pencampuran beton
Transportasi ke pelanggan
Mengupas dan mengeras dengan air
Pengetahuan beton pracetak VII-10
persiapan cetakan
Pengulangan
Pengecoran
Pengetahuan Beton Siap VII-11
penutupan cetakan
membuka
Pengayakan/sentrifugasi
Pengetahuan beton pracetak VII-12
obat uap
Mengupas dan mengeras dengan air
7.5 MIX DESIGN Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membuat mix design adalah: 1. Persyaratan material 2. Komposisi 3. Slump 4. Kekuatan yang diinginkan 5. Karakteristik 6. Standar deviasi Mix design tergantung pada pabrikan dan umumnya sesuai dengan kontrak yang disepakati atau spesifikasi. lusuh. Metode perhitungan campuran desain dapat dilihat pada Bagian 3 Perencanaan Campuran Beton.
Pengetahuan beton pracetak VII-13
7.6 CETAKAN (CETAKAN) Jenis cetakan: 1. Cetakan baja 2. Cetakan kayu 3. Cetakan fiberglass
Cetakan baja Tabung PC Cetakan baja segitiga Tumpukan PC
Cetakan yang digunakan dalam produksi beton pracetak juga disesuaikan dengan kebutuhan dan rencana produksi.
7.7 PENCAMPURAN DAN PENJUALAN BETON Dicampur dalam dosing plant dan concrete mixer. Dengan metode dan teknik yang serupa dengan yang digunakan untuk mencampur dan menuangkan beton biasa (kecuali jika diperlukan), lihat Bagian 4. Implementasi.
Pabrik dosis
Pengetahuan beton pracetak VII-14
7.8 PEMADAT Berbagai metode pemadatan: 1. Pemadatan berputar
Metode produksi di mana campuran beton dimasukkan ke dalam cetakan baja yang berputar secara horizontal dengan kecepatan tinggi di atas dasar yang berputar, dan pemadatan beton terjadi karena getaran dan gaya sentrifugal.
pemintalan sentrifugal
2. Non-rotating compaction: • Internal vibrator, menggetarkan campuran beton dari dalam cetakan. (Untuk melihat
Bagian 4 Bagian 4.6 Pemadatan) • External vibrator, menggetarkan cetakan yang diisi dengan campuran beton
di luar. Bentuk area tumbukan pemadatan adalah belahan dengan pusat di lokasi vibrator. Beberapa prinsip penggunaan vibrator eksternal: o Jika Anda memerlukan dua vibrator eksternal (pada elemen beton,
lebih tebal dari jari-jari pengaruh vibrator), tidak boleh ditempatkan berhadapan langsung satu sama lain, tetapi pada titik tengah pengukuran vibrator pertama.
o Penggetaran dilakukan mulai dari saat campuran beton dituangkan ke dalam cetakan sampai cetakan terisi penuh
o Getaran tidak boleh melebihi 2 inci per detik o Vibrator harus dipindahkan secara berkala agar tetap berjalan
memadatkan beton dan memfasilitasi migrasi udara yang terperangkap
vibrator eksternal
Pengetahuan beton pracetak VII-15
Spesifikasi umum yang sering ditemui : Output power 50 W Kekuatan arus 2,5 A Tegangan 48 V Getaran 6000-7200 VPM
200-240 Hz Gaya sentrifugal 106-152 kgf Težina 6,5-7,0 kg
• Meja getar
meja getar
Bagian atas meja terdiri dari potongan padat yang dilas menjadi satu dan terbuat dari baja lembaran, balok-I atau tabung. Ujungnya digerakkan oleh dua vibrator berputar yang berlawanan. Basis berbentuk tidak rata mendukung dan melindungi bagian atas menggunakan pegas atau insulasi udara.
Saat ini, tabel getar elektrik banyak digunakan, yang memungkinkan pemilihan frekuensi operasi terbaik dengan presisi digital.
7.9 PEKERJAAN TENSIONING Berdasarkan metode pemadatan, pekerjaan tensioning dibagi menjadi : 1. Rotary compaction
• Penekanan tunggal • Penekanan serentak
2. Pemadatan Non Rotasi • Tegangan Tunggal
o Sistem saluran pendek o Sistem saluran panjang
• Beberapa penekanan
Pengetahuan konkret pra-mapan VII-16
7.10 PEMELIHARAAN BETON 1. Pengerasan normal, lihat bagian 4. Pelaksanaan bagian 4.7.
Curing semprotan air dalam produksi stek
2. Pengerasan uap, pengolahan beton dengan aliran uap di bawah tekanan
atmosfer (atau pada tekanan yang lebih tinggi) dan pada suhu antara 40-215 oC.
Metode ini dapat mempercepat pencapaian kuat tekan awal beton, menghemat waktu penggunaan cetakan dan menghemat ruang yang terbatas untuk perawatan.
Steam curing dalam produksi stek
7.11 PENGANGKATAN Hal-hal yang harus diperhatikan pada saat pengangkatan beton keras adalah : 1. Kekuatan beton pada saat pengangkatan cukup dan memadai
dengan rencana. 2. Metode pengangkatan
Pengetahuan konkret pra-mapan VII-17
Mengangkat dan menyimpan di gudang
Lapisan agen anti-korosi pada pelat sambungan setelah dilepas
7.12 PENGANGKUTAN Pengangkutan ke konsumen dapat dilakukan dengan truk, trailer, perahu atau ponton, bergantung pada dimensi dan berat produk, kondisi lokasi, faktor ekonomi, kesepakatan, dll.
Pengetahuan beton pracetak VII-18
Mobil listrik PC untuk pemolesan
Transportasi Percontohan PC
Pengetahuan beton pracetak VII-19
7.13 PENGENDALIAN KUALITAS • Verifikasi material
Verifikasi kandungan lumpur agregat • Verifikasi proses produksi
Pemeriksaan Pemasangan Perlengkapan • Verifikasi Produk Jadi
Uji Palu Uji
Pengetahuan beton pracetak VII-20
• Pemeriksaan kualitas fasilitas pengujian
benda uji kubus
Selain itu, pengujian juga dilakukan terhadap benda uji berupa sampel mortar kubus. Rincian metode pengujian beton maupun untuk beton normal antara lain dapat dilihat pada bagian 4. Pelaksanaan subbab 4.8 Evaluasi dan pengawasan mutu beton. Di bawah ini adalah beberapa tangkapan layar dari alat uji benda uji.
alat uji kekuatan lentur
Alat untuk menguji kuat tekan
Ikhtisar Peralatan VIII-1
Ikhtisar Peralatan VIII-1
8.1 PENDAHULUAN Proses produksi beton merupakan usaha yang kompleks yang melibatkan banyak langkah, termasuk penggunaan peralatan. Keberhasilan penuangan beton sesuai rencana membutuhkan kesiapan sumber daya manusia, material dan peralatan. Bagian ini akan menjelaskan berbagai titik inspeksi yang dapat digunakan untuk pemeriksaan pra-penggunaan dan pemeliharaan berkala berbagai peralatan besar yang biasa digunakan dalam pekerjaan beton.
8.2 JENIS BENTUK PEMERIKSAAN a. Formulir Pemeriksaan Peralatan
1. Dosing plant 2. Pompa beton 3. Truk pengaduk beton
B. Laporan operasi alat harian (termasuk formulir tinjauan alat sebelumnya
dalam operasi) 1. Dosing plant 2. Pompa beton 3. Truk pengaduk beton
w. Formulir pemeliharaan alat
1. Dosing plant 2. Pompa beton 3. Truk pengaduk beton
Jenis formulir ini dan rincian isinya dapat dilihat di Lampiran 2 Formulir Pemeriksaan Peralatan.
LAMPIRAN 1
EN WIKA Spesifikasi Produk Beton Beton Beton
A. PASANG BETON TEKAN (Stake PC)
B.PREDSIMIRANI BETONSKI PRAGOVI (PC PRAGOVI)
C. KOLOM BETON PRA CAST JARINGAN JALAN (KOLOM CPC)
D. PANEL BETON BERTULANG UNTUK JEMBATAN KERETA API (RWB PANEL)
dimensi: mm
E. PANEL BETON BERTULANG UNTUK PEMASANGAN (INSTALASI)
dimensi: mm
F. PANEL BETON BERTULANG UNTUK PROTEKSI BALLAST (RBP DINDING)
dimensi: mm
G. TINGKAT PROTEKSI BETON PRATEKAN BERGELOMBANG (CPC Protection Piles)
H. TINGKAT PROTEKSI DATAR BETON PRATAR (FPC Protection Piles)
I. TINGKAT PERLINDUNGAN BETON BERTULANG DATAR (Tumpukan pelindung FRC)
J. BETON PRE-STRESSING I BEAM (PC I-BEAM)
K. PLAT BETON BERTULANG UNTUK I-BEAM (PC I-BEAM) DAN DIAFRAGMA BETON BERTULANG UNTUK I-BEAM (RC-DIAPHRAGM)
L. SLAB BETON PRATAR DENGAN STRUKTUR (PC V-BEAM)
BEAM SPACER PC I-SUPPORT BM70
BEAM SPACER PC I-SUPPORT BM100
V-PLATE TYPE I PC SPACER
PLACA PC V-SPACE TIPO II
M. BETON PRATEKAN SEGITIGA
BATERAI (BATERAI TPC)
NO KOLOM BETON SPIN PRE-TENSIONED UNTUK DISTRIBUSI LISTRIK (KOLOM DPC)
O. KOLOM SEGMENTAL BETON PRA-TENSI SPANYOL UNTUK DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK (KOLOM SDPC)
P. KOLOM BETON BERPUTAR SEGMENTAL SEGMENTAL UNTUK TRANSMISI TENAGA LISTRIK
(STPC COLUNAS)
Q. TABUNG INTI BETON PRATAR (CPC TABUNG)
R. PIPA BETON BERTULANG
LAMPIRAN 2
Formulir inspeksi peralatan
Divisi Peralatan Konstruksi PT WIJAYA KARYA
Jenis peralatan: DOZATOR Tanggal pemeriksaan: ………………………………………………………………………
Merek / Jenis: ……………………………………………………………………………… Hour Meter (HM): ………………………………… . .. ………………………………
TIDAK. Berinvestasi. / POLISI: ……………………………………………………………………………………
Nomor seri : …………………………………………………………………………
BR TAA. SILO SILO1 Pompa ulir Pompa ulir2 Penggerak motor3 Gearbox Gearbox 4 Pintu buka pintu5 Baut dan mur Silo Mur dan baut siloB. MATERIAL PORT MATERIAL PORT MATERIAL 1 Silinder udara Silinder udara 2 Katup solenoid Katup solenoid 3 Saklar batas Saklar batas 4 Selang udara Selang udara C. SCAP HOPPER SCAP HOPPER1 Bantalan rol Bantalan rol 2 Busing 3 Rel 4 Saklar Batas Saklar Batas 5 Penggerak Motor 6 Gear Box 7 Kabel Baja Kawat/Belt Baja D. MIXER MIXER 1 Penggerak Motor 2 Gear Box Transfer Box 3 V-Belt Fan Belt/Belt 4 Liner dan Plate Liner dan Plate 5 Shaft Bearing Shaft Bearing 6 Blade Agitator 7 Agitator dengan Port Agitator Inlet Port E .Selang 2 Flow Meter Flow Meter 3 Katup Katup 4 Pemipaan Pemipaan 5 Tangki BakG. STEEL SCRAPER CUTTER/COLLECTOR 1 Boom Arm 2 Kabel Baja Kawat Baja 3 Roller 4 Bearing Bearing 5 Bucket Bucket 6 Swing Motor Swing Drive 7 Gear Swing Gear Swing 8 Kopling Plat Kopling Cakram 9 Kopling Utama Kopling Utama
10 Handle - handle Handle/tuas11 Brake Shoe Sepatu rem/kampasH. OPERATOR CABIN RUANG OPERATOR1 Panel Control Panel kontrol2 Wiring Kabel3 Gauge Pengukur4 Weigher Timbangan5 Arm Timbangan Lengan timbangan6 Agrigat Scale Gauge Box Box pengukur matrial7 Glass Cabin Kaca Kabin8 Door Cabin Pintu kabin
WIKA-K5-10-IK-006 Revisi 00 Amd 02 Lampu 9.1.6
FORMULIR VERIFIKASI PERALATAN
NO BARANG CEK KONDISI PARTS CEK DESKRIPSI
DESKRIPSI: Tandai "V" untuk barang yang diperiksa Tandai "X" untuk barang yang tidak ada dalam unit peralatan B: Barang A: Rusak Jakarta,…………………………. TA: Tidak Direvisi
bengkel QA/QC
KESIMPULAN/SARAN
Divisi Peralatan Konstruksi PT WIJAYA KARYA
Jenis peralatan: POMPA BETON Tanggal inspeksi: …………………………………………………………………………
Merek / Jenis: ……………………………………………………………………………… Hour Meter (HM): ………………………………… . .. ………………………………
TIDAK. Berinvestasi. / POLISI: ……………………………………………………………………………………
Nomor seri : …………………………………………………………………………
B R TAA BASE ENGINE STANDARD ENGINE1 Kebocoran Mesin Kebocoran Suku Cadang Mesin 2 Sistem Pemasangan Mesin Sistem Pemasangan Mesin 3 Sistem Penggerak Kipas Sistem Penggerak Kipas 4 Sistem Penutup Katup Mekanik Sistem Penutup Katup B SISTEM PELUMASAN SISTEM 1 Kondisi Breather Sistem Breather 2 Sistem Filter Oli Sistem Filter Oli 3 Sistem saluran oli Sistem saluran oli4 Sistem pompa oli Sistem pompa oli5 Sistem tekanan oli Sistem tekanan oli Sistem PENDINGINAN Sistem kipas1 Sistem kipas2 Sistem radiator engineSistem pendingin engine3Sistem casing dan regulatorSistem selang dan regulator4Sistem tutup radiator dengan tutup pelindungSistem tutup pengaman radiator5 Sistem radiator Sistem radiator6 Sistem radiator Oli Transmisi Sistem Pendingin Oli Transmisi 7 Sistem Saluran Air Sistem Saluran Udara 8 Sistem Pompa Air Sistem Pompa Udara D SISTEM MASUK DAN BUANG SISTEM MASUK DAN BUANG 1 Sistem Filter Udara Sistem filter udara 2 Sistem ekstensi pembuangan Sistem pembuangan Suku cadang 3 Sistem manifold buang Sistem pembuangan 4 Sistem Knalpot Sistem Pembuangan 5 Sistem Turbocharger Sistem Turbo E SISTEM BAHAN BAKAR DAN GOVERNOR SISTEM PEMERINTAHAN DAN BAHAN BAKAR 1 Filter bahan bakar sistem bahan bakar Sistem filter bahan bakar 2 Sistem saluran injeksi bahan bakar Sistem saluran injeksi bahan bakar 3 Sistem saluran bahan bakar Sistem saluran bahan bakar 4 Sistem pompa pasokan bahan bakar Pasokan bahan bakar sistem pompa 5 Sistem kontrol laju bahan bakar Sistem kontrol laju bahan bakar 6 Sistem tangki bahan bakar Sistem tangki bahan bakar 7 Sistem pompa transfer bahan bakar Sistem pompa transfer bahan bakar 8 Sistem pengatur dan pompa injeksi Injektor sistem regulator dan pompa 9 Sistem filter bahan bakar primer Sistem filter bahan bakar primer 10 Bahan bakar Sistem tutup tangki Sistem tutup tangki bahan bakar 11 Sistem filter bahan bakar sekunder Sistem filter bahan bakar sekunder 12 Sistem pengukur servis Pengukuran penggunaan sistem bahan bakar 13 Sistem katup pembuangan bahan bakar Sistem katup pembuangan bahan bakar 14 Sistem pemisah air Sistem pemisah udara F SISTEM KELISTRIKAN SISTEM KELISTRIKAN1 Sistem alternator Sistem alternator 2 Sistem baterai dan kabel Sambungan sistem baterai dan kabel 3 Sistem mesin starter elektrik Sistem starter elektrik 4 Sistem busi pijar Sistem pengapian busi 5 Sistem pencahayaan G Sistem pencahayaan RUNNER VALVE FAT TUBE SYSTEM GEL VALVE TUBE SYSTEM GEL VALVE TUBE SYSTEM PIPA 1 Rakitan pipa sistem pelumasan Sistem perpipaan pelumasan 2 Sistem perpipaan tembaga Sistem perpipaan tembaga 3 Sistem siku Sistem sambungan siku 4 Sistem konektor Sistem kopling 5 Sistem kopling Sistem sistem kopling 6 Sistem Crossover Bagian 7 Sistem Pendukung Silinder Utama Sistem Pendukung Pusat Silinder 8 "U" Strip Sistem "U" Strip Sistem 9 Sistem Pendukung Tangki Air Sistem Pendukung Tangki Air 10 Sistem Pendukung Transportasi Sistem Pendukung untuk Pipa Penyalur 11 Sistem Proteksi Sisi Proteksi Samping 12 Sistem Bantalan Karet Sistem Busing Karet
WIKA-K5-10-IK-006 Revisi 00 Amd 02 Lampu 9.1.8
FORMULIR VERIFIKASI PERALATAN
NO BARANG CEK KONDISI PARTS CEK DESKRIPSI
SISTEM KUNCI DAN PENGIRIMAN B R TAH SISTEM OUTLET DAN PERANGKAT KUNCI 1 Sistem Rakitan Rocker Sistem Pemasangan Rakitan Putar 2 Sistem Ejector Depan Sistem LH-RH Sistem Keluar Depan Kiri dan Kanan3 Sistem Ejector Belakang Sistem LH-RH Sistem Outlet Belakang Kiri dan Kanan4 Sistem Lengan Perpipaan Hidraulik Sistem Perpipaan Hidraulik Cabang 5 Sistem Perpipaan Synflex/Grease Sistem Perpipaan Pelumasan 6 Kotak Dalam Sistem Ejector Sistem Headbox Ejektor 7 Kotak Sistem Ejektor Luar Sistem kotak outlet ejector 8 Rakitan Katup untuk Sistem Pendukung Depan Sistem Katup Pemasangan Depan 9 Rakitan Silinder Pelepas Depan Depan Perangkat Silinder Buang 10 Rakitan Silinder Keluar Belakang. Perangkat silinder keluaran belakang. 11. Lumasi sistem nosel. Sistem pelumasan. 12. Sistem manual kanan-kiri. Sistem tangan kanan/kiri. 13. Sistem sambungan blok. Perumahan pelumas. sistem pemasangan rakitan penggerak 16 sistem pemasangan sambungan putar sistem sambungan putar 17 sistem baut-ulir sistem baut-ulir 18 sistem penghenti sistem penghenti 19 sistem pemasangan dasar sistem gear box 20 sistem pin-pin & PERANGKAT STUB1 sistem pemasangan Rakitan Poros Boom Rakitan Poros Boom 2 -Sistem Pin Link Sistem Pin Sistem Ketegangan 3-Link Sistem Ketegangan Batang Penghubung Rakitan 4-Boom Sistem Silinder (Tengah) Sistem Pemasangan Silinder Boom (Tengah) Rakitan 5 boom Sistem silinder (atas) Sistem pemasangan silinder boom (atas) 6 Silinder lengan sistem (atas) sistem pemasangan bawah) sistem pemasangan silinder boom (bawah) 7 rakitan katup sistem kontrol pilot Sistem pemasangan katup periksa awal 8 Sistem pin poros Sistem pin 9 Sistem bantalan kopling bushing 10 Sistem atas boom Sistem lengan atas 11 Sistem lengan tengah Tengah -arm system 12 Lower arm system Arm system Bawah J CHASSIS CONCRETE PIPA GROUP GROUP STRUKTUR PIPA BETON 1 Band / Clamp System Clamp System 2 Pipe and Pipe Connecting System Pipe Joining System 3 Pipe Bending System Pipe Bending System 4 system of tube System Tube 5 Tube sistem penyangga Sistem tabung lutut6 Sistem penyangga Sistem penyangga 7 Sistem tabung kerucut Sistem tabung kerucut/transisi 8 Sistem tabung "Y" Sistem tabung "Y" 9 pipa fleksibel K sistem pipa fleksibel HIDROLIK E SISTEM PERPIPAAN HIDROLIK E SISTEM PERPIPAAN 1 Pompa Hidrolik Sistem Pemasangan Perpipaan Hidrolik Sistem Penghubung Pemipaan Pompa 2 Selang-Selang Sistem Pemasangan Hidrolik Sistem Pemasangan Selang Hidraulik Sistem Pemipaan Hidraulik 3 Klem Sistem Klem Hidraulik Sistem O-Ring 4-Ring Sistem O-Ring 5 Sistem Hisap Sistem Pemipaan Sistem Pemipaan 6 Buah Sistem Penghenti Katup Kontrol Sistem Pemasangan Katup Kontrol Sistem Pemasangan SLIDE DAN PIPA SISTEM PIPA DAN TABUNG SLIDING1 Sistem perpipaan hidrolik geser Sistem perpipaan hidrolik geser2 Sistem pemasangan selang-ke-selang hidrolik Sistem sambungan selang hidrolik3 Sistem perpipaan sambungan hidrolik Sistem penjepit pipa hidrolik4 Sistem cincin-O Cincin-O cincin-O 5 Sistem Pipa Intake Sistem Komponen Pipa 6 Sistem Penghenti Kontrol Dudukan Katup Sistem Penghenti Kontrol Dudukan Katup 7 Sistem Tuas LH-RH Sistem Tuas kiri - kanan Sistem tuas M SISTEM KONTROL MOUNT PIPA SISTEM PERANGKAT KONTROL PIPA 1 Sistem kemudi hidraulik dudukan pipa Sambungan perpipaan kontrol hidraulik sistem 2 Sistem akumulator sabuk Sistem pengikat baterai 3 Sistem dari selang ke selang hidraulik Sistem sambungan selang hidraulik 4 Sistem perpipaan sambungan hidraulik Sistem penjepit pipa hidraulik 5 Sistem cincin-O Sistem cincin-O Sistem cincin-O 6 Rakitan stop valve sistem kontrol sistem katup penutup7 Sistem katup periksa Sistem katup periksa SISTEM MIXER SISTEM PIPA SISTEM PERPIPAAN MULAI 1 Sistem Pengaduk Pemasangan Pipa Sistem Sambungan Pipa Bergerak 2 Sistem Sambungan Bola Sistem Sambungan Bola 3 Sistem Sambungan Sistem Selang Hidraulik Sistem Sambungan Selang Hidraulik 4 Sistem Hidraulik Pipa Penghubung Hidraulik Sistem Klem Pipa 5 Sistem O-ring Sistem O-ring 6 Sistem Batang Penghubung Sistem Batang Penghubung Sistem Batang Penghubung Sistem 7 Pin Pin Sistem pin penghubung
DESKRIPSI KONDISI TANPA PARTS VERIFIED VERIFIED
B R TAO GROUP TANK TUBE ASSEMBLY TANK TUBE GROUP 1 Rakitan Pemipaan Sistem Tangki Sistem Pemasangan Pipa Tangki 2 Elemen Sistem Filter Hisap Sistem Hisap Gabson 3 Sistem Filter Balik Sistem Perangkat Filter 4 Sistem Peredam Sistem Peredam 5 Sistem Magnetik Sistem Magnetik 6 Sistem Pengukuran Level Sistem Panel7 Elbow Sistem Siku 8 Sistem Konektor Sistem Kopling 9 Sistem Flensa Sistem Flensa 10 Sistem Sambungan Sambungan Sistem Sambungan Gabungan 11 Sistem Sekrup-Sekrup panjang baut-baut OUTLET PIPA GROUP OUTLET PIPE TOOLS 1 Pemasangan Pipa Perangkat Pipa Outlet Sistem Pipa Outlet2 Sistem Pemasangan Stop Valve Sistem Penghenti Rakitan Katup Sistem Rana Katup Sistem Pemblokiran Katup Sistem Sambungan Selang-Selang Sistem Hidraulik Sistem Set Selang-Selang 5 Sistem Peredam Sistem Defleksi 6 Sistem Siku Sistem Siku 7 Sistem Penyambung Sistem Kopling 8 Sistem Flensa Sistem Kura-kura 9 Sistem Segel-Segel Segel- Sistem Sealing10 Sistem Ulir-Ulir Sistem ulir-ulir sistem
DESKRIPSI: Tandai "V" untuk barang yang diperiksa B: Baik A: Rusak Jakarta,…………………………. TA: Tidak Direvisi
bengkel QA/QC
KESIMPULAN/SARAN
NO BARANG CEK KONDISI PARTS CEK DESKRIPSI
Divisi Peralatan Konstruksi PT WIJAYA KARYA
Jenis peralatan: TRUCK MIXER Tanggal pemeriksaan: ………………………………………………………………
Merek / Jenis: ……………………………………………………………………… Hour meter (HM): ……………………………… … … ………………………………
TIDAK. Berinvestasi. / POLISI: ……………………………………………………………………………………
Nomor seri : …………………………………………………………………………
B R TAA MESIN DASAR MESIN STANDAR1 Kebocoran Mesin Kebocoran Suku Cadang Mesin 2 Sistem Pemasangan Mesin Sistem Pemasangan Mesin 3 Sistem Penggerak Kipas Sistem Penggerak Kipas 4 Sistem Penutup Katup Mekanis Sistem Penutup Katup B SISTEM PELUMASAN SISTEM 1 Sistem pembuangan Sistem pembuangan 2 Sistem filter oli Sistem filter oli 3 Sistem saluran oli Sistem saluran oli4 Sistem pompa oli Sistem pompa oli5 Sistem tekanan oli Sistem tekanan oli tekanan oli SISTEM PENDINGINAN1 Sistem kipas2 Sistem radiator engine Sistem pendingin engine3 Sistem casing dan regulator Sistem pipa dan regulator4 Tutup pelindung Sistem tutup radiator Sistem keamanan tutup radiator 5 Sistem radiator radiator 6 Sistem pendingin oli transmisi Sistem pendingin oli transmisi 7 Sistem saluran air Sistem saluran udara 8 Sistem pompa air Sistem pompa udara D SISTEM MASUK DAN BUANG SISTEM MASUK DAN BUANG 1 Sistem Filter Udara Sistem Filter Udara 2 Ekstensi Sistem Pembuangan Sistem Pembuangan 3 Sistem Manifold Pembuangan Sistem Sistem Pembuangan4 Sistem Knalpot Sistem Pembuangan5 Sistem TurbochargerSISTEM BAHAN BAKAR DAN REGULATOR GAUGE DAN SISTEM BAHAN BAKAR1 Sistem Filter Bahan Bakar Bahan Bakar Sistem Filter Bahan Bakar2 Sistem saluran injeksi bahan bakar Sistem saluran injeksi bahan bakar3 Sistem saluran bahan bakar Sistem air ke bahan bakar4 Sistem pompa bahan bakar Sistem pompa bahan bakar 5 Sistem kontrol laju bahan bakar Kontrol sistem fuel rate system 6 Sistem tangki bahan bakar Sistem tangki bahan bakar 7 Sistem fuel transfer pump Sistem fuel transfer pump 8 Regulator dan pompa injeksi bahan bakar stm Sistem regulator dan pompa injeksi bahan bakar 9 Sistem filter bahan bakar primer Sistem filter bahan bakar primer
10 Sistem tutup tangki bahan bakar Sistem tutup tangki bahan bakar 11 Sistem filter bahan bakar sekunder Sistem filter bahan bakar sekunder 12 Sistem meteran servis Sistem meteran konsumsi 13 Sistem katup pembuangan bahan bakar Sistem katup Sistem pembuangan bahan bakar 14 Sistem pemisah air Sistem pemisah udara F SISTEM KELISTRIKAN SISTEM KELISTRIKAN 1 Sistem alternator Sistem alternator 2 Sistem baterai dan kabel Sistem baterai dan kabel penghubung 3 Sistem starter elektrik Sistem kelistrikan mesin starter elektrik 4 Sistem Sistem Pengapian Busi 5 Sistem Pencahayaan G Sistem Pencahayaan SISTEM TRANSMISI SISTEM TRANSMISI 1 Sistem Sambungan Kontrol Transmisi Sistem Sambungan Kontrol Transmisi 2 Jarak Bebas Kontrol Transmisi Tuas Ruang untuk Linkage kontrol transmisi 3 Sistem Gigi Transmisi Gear Transmisi 4 Sistem Transmisi Segel Oli Sistem Segel Oli Transmisi H SISTEM POROS PROPELLER SISTEM PROPULSI 1 Penopang Bantalan Tengah Poros Baling-Baling 2 Penopang Bantalan Tengah Baling-Baling Poros PTO 2 Sambungan PTO Sambungan penggerak universal poros ruang putar 3 Sistem baut pemasangan poros baling-baling Sistem baut pemasangan poros penggerak 4 Sistem sambungan universal Sistem sambungan universal 5 Sistem Bantalan Pusat Sistem Bantalan Tengah Sistem 6 Sistem Bantalan Pusat Karet Sistem Bantalan Pusat KaretI SISTEM KOPLING SISTEM KOPLING 1 Sistem Silinder Master Sistem Silinder Master 2 Sistem Minyak Pipa Kopling Sistem Pipa Minyak Kopling 3 Sistem Selang Kopling Sistem Selang Kopling Kopling 4 Sistem Bantalan Kopling Sistem Bantalan Kopling J SISTEM TRANSMISI BELAKANG POROS BELAKANG 1 Sistem Roda Gigi Diferensial 2 Sistem Roda Gigi Diferensial Sistem Mur Pemasangan Poros Gandar Sistem Mur Pemasangan Gandar Poros Penggerak 3 Kondisi Segel Oli Kondisi Sistem Segel Oli 4 Oli Kebocoran
WIKA-K5-10-IK-006 Revisi 00 Amd 02 Lampu 9.1.21
FORMULIR VERIFIKASI PERALATAN
NO BARANG CEK KONDISI PARTS CEK DESKRIPSI
B R TAK SISTEM POROS DEPAN SISTEM TRANSMISI DEPAN 1 Sistem pin 1 Sistem pin 2 Kondisi sistem balok gandar Kondisi poros penyeimbang 3 Sistem ball joint Kopling Sistem artikulasi SISTEM KEMUDI SISTEM KEMUDI 1 Sistem kontrol udara Sistem kontrol udara 2 Oil seal Kondisi sistem Kondisi sistem oli seal3 Sistem kemudi cacing Sistem kemudi cacing SISTEM REM PARKIR SISTEM REM PARKIR 1 Sistem rem parkir Sistem rem parkir 2 Sistem kampas rem Sistem saluran rem SISTEM RODA DAN BAN SISTEM RODA 1 Sistem torsi bantalan roda (depan dan belakang) Sistem bantalan roda depan/belakang2 Ban kondisi aus Kondisi banTH SISTEM SUSPENSI DAN REM SISTEM SUSPENSI DAN REM1 Kondisi suspensi Kondisi suspensi2 Sistem peredam kejut Sistem peredam kejut3 Sistem pegas penopang Sistem pegas 4 Sistem rem Sistem remP SISTEM KABIN SISTEM KABIN1 Sistem pemasangan belakang kabin Dudukan Belakang Kabin Kondisi Kabin Q HYDRAULIC DISCHARGE SISTEM KONTROL SISTEM PENGENDALIAN DISCHARGE HIDROLIK1 Sistem Pompa Hidrolik Sistem Pompa Hidrolik2 Sistem Power Steering Sistem Power Steering3 Sistem Pompa Transmisi Sistem Roda Gigi 4 Sistem Poros Baling-Baling Sistem Poros Penggerak 5 Sistem Tuas Drum Kemudi Sistem Sambungan Kemudi Drum R SYSTEM DRUM DRUM1 SISTEM Mixer Kondisi dengan Pisau / Sudut Pisau Pengaduk / Sudut Kondisi 2 Sistem Pemotongan / Bevel Sistem Pemotongan 3 corong pengisian sistem corong pengisian
DESKRIPSI: Tandai "V" untuk barang yang diperiksa B: Baik A: Rusak Jakarta,…………………………. TA: Tidak Direvisi
bengkel QA/QC
INFORMASI
KESIMPULAN/SARAN
JANGAN CEK BARANG KONDISI BAGIAN YANG DIPERIKSA
PT WIJAYA KARYA No Dokumen: WIKA-K5-09-IK-052 Bagian Peralatan Konstruksi Lampiran: 9.2.p
TIDAK. Revisi: 02 (amandemen 01)
Nama Alat: Merk/Tipe: Nomor Persediaan: Hari: Tanggal: Lokasi:
WaktuUraian
Pemeriksaan peralatan (***) sebelum bekerja
Jenis bahan Box beam Beam Sunny Demolition Misty rain
1. Pompa ulir: 4. Pengikis: - pemeriksaan mesin - pengikis rol pelumasan - pelumasan bantalan/kerusakan - Pemeriksaan jamur auto remote control2. Sistem pneumatik - Periksa tali kawat - Periksa silinder udara 5. Tindakan: - Periksa selang dan tabung udara - Bersihkan tangki berat - Periksa solenoid - Bersihkan kerak agregat3. Unit pengaduk: 6. Periksa pengoperasian - Pelumasan bantalan poros alur - Bersihin ruang mixer 7. Periksa seat belt - Periksa pintu mixer 8. Periksa APAR - Periksa liner/plate 9. Periksa pola P3K
Catatan: Beri tanda “V” pada bagian yang akan diperiksa/diperiksa (*) Periksa saat pemanasan (**) Lakukan CCP/PTKP jika diperlukan penanganan yang serius (***) Pemeriksaan peralatan termasuk perawatan berkala (**** ) Stand alat pelindung diri (APD) Lihat rencana keselamatan "B" (Baik) "K" (Kurang) "T" (Tambah) "L" (Lainnya
Tanda tangan
Sim
Catatan T L
Persetujuan pelaksana operasi operator
Lurajski B KUrajski BKT
Tempo
PEMERIKSAAN PERALATAN SEBELUM BEKERJA
3 Tunggu satu menit untuk pengoperasian/jam menganggur
4 jam waktu diam, penyiapan dan pengaktifan, menit
Rusak (**) Jam Menit
1 jam menit
2 jam menit kerja efektif
02 03 04 0522 23 24 0118 19 20 2116 17 18 Total waktu
0612 13 14 1508 09 10 11
1
2
06 07
LAPORAN HARIAN PEKERJAAN DISPENSER
Ime operara Penghitung Jam Mulai Awal Akhir Total
PT WIJAYA KARYA No. Dokumen: WIKA-K5-09-IK-052 Lampiran Departemen Peralatan Konstruksi:
TIDAK. Revisi: 00
Nama Alat: Merk/Tipe: Nomor Persediaan: Hari: Tanggal: Lokasi:
WaktuUraian
Pemeriksaan peralatan (***) sebelum bekerja
Jenis bahan Box beam Beam Sunny Demolition Misty rain
1. Periksa air radiator 21. Periksa grease tank dan sumps 2. Periksa oli mesin dan level oli 22. Periksa pompa gemuk 3. Periksa BBM dan level BBM 23. Periksa platform swivel4. Periksa level oli hidrolik. dan oli 24. Periksa bantalan meja putar 5. Periksa level oli transmisi 25. Periksa tekanan sistem 6. Periksa level aki dan air aki 26. Periksa remote control7. Periksa Ketegangan V-Belt 27. Periksa tegangan hidrolik. Sistem 8. Periksa panel instrumen 28. Periksa kontrol level9. Periksa lampu kerja 29. Periksa sistem kemudi 10. Bersihkan filter udara 30. Periksa P.T.O11. Bersihkan solar filter 31. Periksa kipas angin 12. Bersihkan ruang operator 32. Periksa kaca spion 13. Lumasi peralatan kerja 33. Periksa sabuk pengaman 14. Periksa minyak rem 34. Periksa APAR15. Periksa tekanan ban 35. Periksa standar P3K 16. Periksa kelainan suara (*) 36. Periksa segitiga pengaman 17. Bersihkan tangki 37. Periksa derek 18. Periksa sekrup tangki 38. Periksa Kursi Roda
19. Periksa katup geser 39. Periksa batang cadangan 20. Periksa pompa selip
Catatan: Beri tanda “V” pada bagian yang akan diperiksa/diperiksa (*) Periksa saat pemanasan (**) Lakukan CCP/PTKP jika diperlukan penanganan yang serius (***) Pemeriksaan peralatan termasuk perawatan berkala (**** ) Stand alat pelindung diri (APD) Lihat rencana keselamatan "B" (Baik) "K" (Kurang) "T" (Tambah) "L" (Lainnya
Tanda tangan
Sim
Catatan T L
Persetujuan pelaksana operasi operator
Lurajski B KUrajski BKT
Tempo
PEMERIKSAAN PERALATAN SEBELUM BEKERJA
3 Tunggu satu menit untuk pengoperasian/jam menganggur
4 jam waktu diam, penyiapan dan pengaktifan, menit
Rusak (**) Jam Menit
1 jam menit
2 jam menit kerja efektif
02 03 04 0522 23 24 0118 19 20 2116 17 18 Total waktu
0612 13 14 1508 09 10 11
1
2
06 07
LAPORAN HARIAN OPERASI POMPA BETON
Ime operara Penghitung Jam Mulai Awal Akhir Total
PT WIJAYA KARYA No. Dokumen: WIKA-K5-09-IK-052 Lampiran Departemen Peralatan Konstruksi:
TIDAK. Revisi: 00
Nama Alat: Merk/Tipe: Nomor Persediaan: Hari: Tanggal: Lokasi:
WaktuUraian
Pemeriksaan peralatan (***) sebelum bekerja
Jenis bahan Box beam Beam Sunny Demolition Misty rain
1. Periksa air radiator 20. Bersihkan drum 2. Periksa oli mesin dan level oli 21. Periksa bak mesin 3. Periksa BBM dan level BBM 22. Bersihkan saluran putar4. Periksa level oli hidrolik. & Oli 23. Alur bantalan putar untuk pelumasan5. Periksa level oli di gearbox 24. Bersihkan drum 6. Periksa aki dan level air di aki 25. Periksa hid. Silinder7. Cek Ketegangan V-Belt 26. Cek Manual Gear / P.T.O8. Periksa Panel Instrumen 27. Periksa Hyd. Selang9. Periksa lampu kerja 28. Periksa kipas angin 10. Bersihkan filter udara 29. Periksa sabuk pengaman 11. Bersihkan filter diesel 30. Periksa APAR12. Membersihkan ruang operator 31. Memeriksa standar P3K 13. Membersihkan ruang mesin 32. Memeriksa segitiga pengaman 14. Melumasi bagian alat kerja 33. Memeriksa crane15. Periksa minyak rem 34. Periksa kursi roda 16. Periksa tekanan ban 35. Periksa roda cadangan 17. Periksa kelainan kebisingan 18. Periksa sistem rem
19. Periksa bantalan pompa20. pompa bantalan gemuk
Catatan: Beri tanda “V” pada bagian yang akan diperiksa/diperiksa (*) Periksa saat pemanasan (**) Lakukan CCP/PTKP jika diperlukan penanganan yang serius (***) Pemeriksaan peralatan termasuk perawatan berkala (**** ) Stand alat pelindung diri (APD) Lihat rencana keselamatan "B" (Baik) "K" (Kurang) "T" (Tambah) "L" (Lainnya
Tanda tangan
Sim
Catatan T L
Persetujuan pelaksana operasi operator
Lurajski B KUrajski BKT
Tempo
PEMERIKSAAN PERALATAN SEBELUM BEKERJA
3 Tunggu satu menit untuk pengoperasian/jam menganggur
4 jam waktu diam, penyiapan dan pengaktifan, menit
Rusak (**) Jam Menit
1 jam menit
2 jam menit kerja efektif
02 03 04 0522 23 24 0118 19 20 2116 17 18 Total waktu
0612 13 14 1508 09 10 11
1
2
06 07
LAPORAN HARIAN PENGOPERASIAN MIXER
Ime operara Penghitung Jam Mulai Awal Akhir Total
PT WIJAYA KARYA Lampiran: Departemen Peralatan Konstruksi Nomor dokumen:
Revisi:
Nama lokasi peralatan pabrik dosis ELBA: …………………………………………………………………
Merk / Type : Gomaco / Commander III Tanggal : …………………………………………………………
Sdr. Inventaris : ………………………………………………………………… HM : ………………………………………… …… ……
Penghormatan: Manual Servis
menghapus cek
Stel Luvas berat
kalibrasi
1 Membersihkan mixer 102 Memeriksa dan membersihkan wadah penimbangan 103 Memeriksa dan membersihkan timbangan agregat 104 Memeriksa dan membersihkan pipa penyambung 105 Memeriksa sekrup konveyor semen 106 Memeriksa dan membersihkan timbangan air 107 Memeriksa dan membersihkan peralatan aditif 108 Memeriksa dan membersihkan parasut 109 Membersihkan silo penyimpanan 10
1 Periksa kabel pengangkat 502 Periksa pengencang kabel 503 Periksa kabel indikasi umum 504 Periksa sambungan radial scraper 505 Periksa dan setel tegangan rantai 50
1 Periksa % oiled rail Is2 Bersihkan nylon trap Is3 Periksa dan bersihkan tali wiper Is4 Periksa juga roller yang berputar Is5 Periksa limit switch Je
Nilai:
Sim
Sertifikasi Performer Mekanik
Tanda tangan
FORMULIR PEMELIHARAAN PERALATAN
TIDAK. DeskripsiSetip HM
Putaran. Hal
Kata gori
Keterangan Aktif
PT WIJAYA KARYA Lampiran: Departemen Peralatan Konstruksi Nomor dokumen:
Revisi:
Nama peralatan: Lokasi pompa beton: ………………………………………………………………
Merek / Jenis: Tanggal: ………………………………………………………
Sdr. Inventaris : ………………………………………………………………… HM : ………………………………………… …… ……
Penghormatan: Manual Servis
menghapus cek
kanGanti Stel
Berat
kalibrasi
1 Ganti oli mesin 250 2.42 Ganti filter oli mesin 250 2.43 Ganti filter bahan bakar 250 2.34 Bersihkan filter udara 250 2.55 Bersihkan saluran mixer 250 176 Bersihkan filter udara 250 2.57 Bersihkan layar FIP 250 2.38 Periksa / setel tegangan v-belt 250 -9 Periksa rem / minyak kopling 250 1.1210 Periksa kebocoran pompa air 250 -11 Lumasi cross joint 250 -12 Lumasi poros baling-baling 250 -13 Periksa dashboard instrumen 250 -14 Lumasi tie rod 250 -15 Periksa keutuhan kendaraan 250 -16 Lumasi v-belt 250 -17 Cek pressure sequence valve 250 9,718 Cek tekanan main pump 250 9,719 Cek pd rubber control box 250 9,720 Cek M pump oil leak noise 250 9,721 Cek M pump noise ke cabang 250 9,722 Cek M pump noise saat mixing 250 9,723 Cek M pump noise to branch 250 9,724 Cek delima pompa piston 250 9,71 Kencangkan baut Putar 500 9,92 Kencangkan sekrup set 500 9,93 Kencangkan katup geser 500 9,94 Kencangkan baut geser 500 9,95 9,97 Periksa pemicu depan 500 9,97 500 9,98 Bersihkan filter tangki gratis 500 9,99 Celupkan filter seluncuran air bersih tongkat 500 9.910 Minyak Bersih Pendingin (Eksternal) 500 9.1011 500 Sistem Kontrol Throttle Gemuk 9.1112 500 Sistem Kontrol Distribusi Gemuk 9.1213 500 Pompa Oli Pengaduk Gemuk 9.1314 500 Pompa Oli Pengatur Gemuk 9.1415 Cabang Meja Gemuk bantalan 500 9.1516 Meja putar peredam 500 9.161 7 Swivel joint lu brikasi 500 9.1718 Sambungan lengan pelumasan housing 500 9.1819 Pelumasan bush putar hyd cyl 500 9.1920 Pemeriksaan/penyesuaian rem 500 -2 1 Periksa baut roda 500 -22 Periksa pencahayaan 500 -
FORMULIR PEMELIHARAAN PERALATAN
TIDAK. DeskripsiSetip HM
Putaran. Hal
Kata gori
Keterangan Aktif
PT WIJAYA KARYA Lampiran: Departemen Peralatan Konstruksi Nomor dokumen:
Revisi:
Nama Peralatan: Truk Hino / Wira Lokasi: ………………………………………………………………
Merek / Jenis: Tanggal: ………………………………………………………
Sdr. Inventaris : ………………………………………………………………… HM : ………………………………………… …… ……
Penghormatan: Manual Servis
menghapus cek
kanGanti Stel
Berat
kalibrasi
1 Ganti oli mesin 250 2,4 M12 Ganti filter oli mesin 250 2,4 M13 Ganti filter bahan bakar 250 2,3 M14 Bersihkan tangki campuran 250 17 M15 Bersihkan sendok campuran 250 17 M16 Bersihkan filter udara 250 2,5 M17 Bersihkan layar FIP 250 2,3 M18 BERSIHKAN MIKAR MIKAR BUPAN Cek/setel kekencangan v-belt 250 - M110 Cek ketinggian air radiator 250 2.4 M111 Cek minyak rem/kopling 250 2.12 M112 Cek air accumulator 250 2.17 M113 Cek kelengkapan kendaraan 250 - M114 Lumasi V-belt belt 250 - M115 Lumasi ball joint 250 - M 116 Lumasi ban Road 250 - M117 Lumasi cross joint 250 - M118 Lumasi Giude roller mixer 250 16 M119 Lumasi handle-2 mixer 250 - M120 Stel guide ring / pasang belt mixer 250 17 M121 Alat bersih 250 9,7 M1
1 Periksa panel instrumen 500 - M22 Periksa oli gearbox 500 2,7 M23 Periksa oli poros 500 2,8 M24 Periksa baut roda 500 - M25 Periksa oli hidrolik 500 - M26 Periksa lampu- 2 lampu 500 - M27 Periksa / setel rem 500 2,12 M28 Periksa tuas / kabel Pompa 500 - M29 Periksa kebocoran oli 500 - M21 Ganti oli gardan 1000 2,8 M32 Ganti oli girboks 1000 2,7 M33 Ganti filter udara 1000 2,5 M34 Periksa / sesuaikan celah katup 1000 2,2 M35 Periksa / sesuaikan timing injeksi 1000 2,2 M36 Periksa keausan ban 100 0 - M37 Periksa keausan ban poros transmisi (mixer) 1000 16 M38 Periksa oli hidrolik 1000 - M39 Periksa engine mount 1000 - M3
FORMULIR PEMELIHARAAN PERALATAN
TIDAK. DeskripsiSetip HM
Putaran. Hal
Kata gori
Keterangan Aktif
PT WIJAYA KARYA
Jenis Peralatan Departemen Peralatan Konstruksi: ________________
Sdr. Inventaris: __________________________
Proyek:_______ Bulan: __________________________
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1 1 Bahan bakar
2 2 Land Mesin
3 3 Oli transmisi
4 4 minyak Gardan
5 dorongan terakhir Olie
6 6 Ayunan Gear Olie
7 7 Oli hidrolik
8 8 Olie Lainnya
9 9 Guru
10
11
12 11 Lainnya
13
14 Catatan lainnya
15*): Saat meteran jam rusak, alat ini mencatat jam
16 pengoperasian alat dapat dikaitkan dengan waktu pada jam.
17 **): Jam yang digunakan adalah jam waktu
18 ***): Pengujian, termasuk perawatan peralatan
19 sebelum pengoperasian dan pemeliharaan berkala
20 Halaman 1: File proyek
21 Halaman 2: Laporan untuk unit/SPL
22
23
24
25 Disetujui, Pelut/Pelaks Dibuat oleh,
26 Nama: Nama:
27 Tanggal : Tanggal :
28
29
30 Tanda tangan: Tanda tangan:
31
CATATAN MENGENAI PENGOPERASIAN ALAT
Suku cadang 10
Total biaya operasional (Rp)
Pemeliharaan
Memperbaiki
Jumlah potongan harga Stn/Ltr
Kuantitas (Rp) Gemuk
Catatan pemeliharaan/perbaikan
Konsumsi minyak (liter)
Sim
total biaya bulanan
Hidraulik Ayunan Gigi Penggerak Belakang Propshaft Mesin Bahan Bakar Lainnya
Tonton menggunakan **)
Centang ***) Perbaiki Harap tunggu
tanggal operasi
nilai akhir awal
Pembacaan meteran jam *)
Divisi Peralatan Konstruksi PT WIJAYA KARYA
Proyek: _____________ Periode: _____________
tua muda
Catatan:*) Sesuai IC belum direvisi *) Sesuai IC yang direvisi
M1* : 200 Jam M1* : 200 JamM2* : 250 Jam M2* : 500 JamM3* : 400 Jam M3* : 1000 JamM4* : 500 Jam M4* : 2000 JamM5* : 800 JamM6* : 1000 JamM7* : 160 0 JamM8 *: 2000 Džem
tahu, selesai,
Apa nama dari:
Tanggal : Tanggal :
Tanda tangan: Tanda tangan:
Informasi
LAPORAN PELAKSANAAN PEMELIHARAAN PERALATAN
Kategori *) Ra/Ri HM Tanggal no. TIDAK. Membuat/Mengetik daftar nama alat
GLOSARIUM
glosarium g-1
Glosarium Akselerator Suatu bahan yang bila ditambahkan ke dalam suatu campuran,
Beton, mortar, atau nat akan meningkatkan laju hidrasi semen hidrolik, mempersingkat waktu pengerasan, atau meningkatkan laju pengerasan, pengembangan kekuatan, atau keduanya (lihat grouting).
Accidental overload Overload signifikan yang tidak diharapkan dan terjadi secara tiba-tiba
Aditif Aditif yang tidak mengubah sifat kimiawi beton, tetapi hanya berfungsi sebagai bahan pengisi/pengisi rongga
Aditif Aditif kimia yang fungsinya untuk mengubah sifat-sifat beton secara kimiawi
Pencampuran Proses pencampuran campuran beton dengan hati-hati untuk menghindari segregasi atau hilangnya plastisitas
Mixer Alat pencampur beton yang mampu berputar atau berputar untuk menjaga plastisitas dan mencegah segregasi campuran beton (lihat pencampuran)
Truk Pengaduk Beton Kendaraan pengangkut yang mengangkut beton segar dengan cara diaduk dari tempat pencampuran ke tempat penuangan, badan truk dapat berupa bak pengaduk tetap/stasioner atau berupa drum yang berputar terus menerus untuk mengocok isi internal (lihat juga truk pengaduk beton)
Agregat Bahan butiran, seperti pasir, kerikil, batu pecah, beton semen hidrolik, atau terak tanur sembur, digunakan dengan bahan semen hidrolik untuk membuat beton atau mortar (lihat juga agregat ringan, agregat normal, dan agregat berat).
agregat berat / agregat berat
Agregat berdensitas tinggi seperti barit, magnetit, hematit, limonit, ilmenit, besi atau baja digunakan dalam beton tugas berat (lihat beton tugas berat).
Agregat Normal/Agregat Berat Normal
Agregat tidak termasuk Agregat Berat atau Agregat Ringan
Agregat Lagani / Agregat jantan
Agregat dengan kepadatan rendah, seperti yang terbuat dari (1) tanah liat, napal, serpih, serpih diatom, perlit, vermikulit atau terak, (2) batu apung alami, terak, kokas vulkanik, tufa, diatomit, (3) abu terbang, limbah arang / terak industri, yang digunakan dalam beton ringan
Pendingin air Alat pendingin air, umumnya digunakan untuk mendinginkan air adukan beton agar campuran beton yang dihasilkan berada pada suhu yang tidak terlalu panas.
glosarium g-2
Beton dengan udara entrained Beton yang didalamnya terdapat gelembung-gelembung
udara kecil (biasanya kurang dari 1mm) yang sengaja dijebak oleh aditif tertentu
Air-entraining agent Aditif untuk campuran beton atau mortar yang berfungsi untuk menambahkan gelembung udara ke beton, mengurangi perdarahan, kebutuhan air, dan segregasi, umumnya meningkatkan kemampuan kerja dan ketahanan beku.
Garam Alkali dari logam alkali, terutama natrium dan kalium, yang ditemukan dalam komponen beton dan gipsum, biasanya dinyatakan dalam analisis kimia sebagai oksida Na2O dan K2O.
Aditif Bahan selain air, agregat, semen hidrolik dan tulangan, yang digunakan sebagai komponen beton atau mortar dan yang segera ditambahkan ke campuran sebelum atau selama pencampuran
Reinforcing steel Suatu bentuk ramping dari baja yang tertanam dalam beton sedemikian rupa sehingga baja tulangan dan beton berperan dalam menahan gaya-gaya yang bekerja padanya secara bersama-sama.
Batch Beton atau mortar dalam jumlah tertentu, dicampur menjadi satu
Dosing unit Instalasi untuk pencampuran serta pencampuran dan pencampuran otomatis (misalnya beton).
Balok Balok; elemen struktur terkena beban aksial dan beban lentur, tetapi lentur lebih dominan; atau bilah horizontal timbangan tempat beban diletakkan
Bekisting atau bekisting Struktur sementara atau bekisting yang menopang beton saat mengeras dan memperoleh kekuatan yang cukup untuk menopang bebannya sendiri (lihat juga bekisting)
Benda uji Bagian dari campuran beton yang kemudian dicetak menjadi berbagai bentuk dan ukuran (silinder atau kubus) yang digunakan untuk menentukan sifat fisik campuran beton
Specific Gravity Rasio massa material per satuan volume (lihat juga Bulk Density dan Specific Gravity)
Beton adalah bahan komposit yang terdiri dari media pengikat (umumnya campuran semen hidrolik dan air), agregat halus (umumnya pasir) dan agregat kasar (umumnya kerikil) dengan atau tanpa bahan tambahan.
glosarium g-3
Beton berat / beton berat
Beton dengan kepadatan lebih tinggi dari beton yang terbuat dari agregat berat normal, yang biasanya diperoleh dengan agregat berat dan terutama digunakan untuk pelindung radiasi
Beton bertulang Beton yang mengandung cukup tulangan (pra-tegang atau tidak) dan dirancang dengan dua bahan (beton dan tulangan baja) yang bekerja bersama untuk menahan gaya yang bekerja padanya (Lihat juga tulangan baja)
Beton Adil Beton yang permukaannya telah dibentuk dengan hasil akhir dan tekstur yang dapat diterima untuk pemaparan permanen (lihat juga hasil akhir)
Beton Vakum Beton dengan sisa air dari reaksi hidrasi dan udara yang terperangkap disedot oleh vakum sebelum proses pengerasan.
Beton Curah Beton dengan volume yang cukup besar membutuhkan pengukuran panas untuk memprediksi panas hidrasi dan melacak perubahan volume untuk meminimalkan retak
Beton Normal Beton tanpa bahan tambahan dengan berat jenis berkisar antara 2200-2500 kg/m3 dan terbuat dari agregat berat normal (Lihat juga agregat ringan)
Beton prategang Beton yang memperhitungkan tegangan dalam dengan ukuran dan distribusi tertentu, sehingga tegangan tarik akibat beban kerja dinetralkan sampai derajat yang diinginkan; pada beton bertulang, prategang dibuat dengan kabel prategang (lihat juga kabel)
Beton Segar Beton yang belum mengeras dan dapat dipadatkan dengan cara apapun.
Beton Cyclopean Beton masif di mana batu-batu besar (hingga 50 kg atau lebih) mengendap dan tenggelam ke dalam beton selama penuangan
Bleeding Kecenderungan air campuran untuk naik (meloncat) pada beton segar yang baru saja dipadatkan
Bonding agent Agen diterapkan pada lapisan yang diinginkan untuk membuat ikatan antara lapisan itu dan lapisan berikutnya, serta antara substrat dan lapisan atas ubin atau beberapa lapisan plester yang diterapkan.
Bracing Bagian dari struktur yang berfungsi sebagai penopang lateral untuk member struktur lainnya, umumnya dimaksudkan untuk memberikan stabilitas dan mendukung beban lateral
glosarium g-4
Broom Finishing Beton untuk membuat permukaan beton tidak licin dengan cara memberi pola/alur tertentu dengan cara memukul-mukul permukaan beton segar dengan gagang sapu atau alat tekstur lainnya
Densitas semu Massa material (termasuk partikel padat dan air yang terkandung) per satuan volume, termasuk pori (lihat juga berat jenis)
Karbonasi Reaksi antara karbon dioksida dan hidroksida atau oksida tertentu untuk membentuk karbonat, terutama dalam pasta semen, mortar, atau beton; reaksi dengan komponen kalsium untuk menghasilkan kalsium karbonat
Batuan Carborundum dengan kandungan karbon tinggi digunakan dalam proses finishing beton untuk mendapatkan permukaan yang halus
Scraping Perlakuan permukaan beton keras dengan cara scraping
Clinker Bagian dari hasil pembakaran di dalam kiln, sebagai bahan baku pembuatan semen; juga sebagai sebutan untuk hasil pembakaran lainnya
Sambungan dingin Sambungan atau titik rekahan yang dihasilkan dari penundaan pengikatan (misalnya, beton segar) yang cukup untuk mencegah dua bahan yang dituang secara berurutan bergabung menjadi satu.
Kompatibilitas (beton) Ukuran seberapa mudah campuran beton memadat
Compaction / Pemadatan Proses penumpukan partikel padat bersama-sama dalam beton atau mortar segar selama proses penuangan, mengurangi pori-pori atau rongga yang terperangkap; biasanya dengan getaran, rotasi, balok pemblokiran, pemadatan atau kombinasi dari beberapa metode ini; Dapat juga diterapkan pada campuran yang memiliki sifat semen, tanah, agregat atau sejenisnya.
Pompa Beton Jenis peralatan pengeluaran yang dapat digunakan untuk memompa campuran beton dari truk pengaduk beton ke lokasi penuangan.
Sambungan struktural Sambungan ekspansi; Permukaan di mana pengecoran berturut-turut terjadi, seringkali diinginkan untuk dapat membuat sambungan pada titik ini sehingga tulangan tidak harus terus menerus melalui bagian ini.
Core Drill Alat bor untuk mendapatkan spesimen berbentuk silinder dari beton atau batuan yang mengeras
Matras kapas Kapas yang terbuat dari batt (isi kapas dan jahitan kotak-kotak) digunakan sebagai batt dan juga sebagai penahan air untuk perawatan permukaan beton
glosarium g-5
Courtyard Halaman bangunan yang dikelilingi tembok
Retakan Munculnya retakan-retakan kecil yang muncul secara acak pada permukaan plester, pasta semen, mortar atau beton; pola retakan halus muncul secara acak di permukaan
merangkak dengan menggigil; Deformasi tergantung waktu karena pemuatan terus menerus
Crusher Alat yang digunakan dalam proses memecah/mengecilkan ukuran batu, terak atau sejenisnya
Curing Pengolahan Beton; mempertahankan kadar air dan suhu yang memuaskan dalam beton selama umur awalnya, sehingga sifat yang diinginkan dapat dicapai secara perlahan namun efektif
Curing compound Cairan yang dapat digunakan sebagai pelapis pada permukaan beton yang baru dituang untuk menahan kehilangan air, atau jika digunakan senyawa berpigmen, pelapis ini dapat digunakan untuk memantulkan cahaya agar beton memiliki kesempatan untuk mengembangkan sifat-sifatnya. pada suhu lingkungan dan kelembaban yang menguntungkan
Beban Desain Ekspresi untuk menyatakan beban yang telah dikalikan dengan faktor tertentu
Metode destruktif pengujian struktur atau benda uji di mana situs uji atau benda uji rusak
Penyimpangan Penyimpangan kekuatan yang terjadi pada benda uji ke-n dibandingkan dengan kekuatan beton rata-rata yang dapat dicapai oleh jumlah m benda uji
Standar deviasi Kuadrat rata-rata akar dari deviasi nilai individu dari rata-rata keseluruhan
Diafragma untuk pengerasan antara balok jembatan
Diatomaceous shale Tanah lempung yang terdiri dari bentuk amorf (opal) dari silika terhidrasi dan terutama terdiri dari tanaman mikroskopis yang disebut diatom
Diatomite Batuan yang terbentuk dari diatom
Masa istirahat Masa dimana pasta semen masih plastis dan dapat dicetak
Produk beton pracetak T-Fork ganda terdiri dari dua batang/pegangan dan
flensa bergabung di bagian atas
Akses jalan untuk mobil (biasanya di halaman)
Pengeringan Penyusutan Beton yang disebabkan oleh hilangnya kadar air dalam beton
glosarium g-6
Durability Durability, kemampuan struktur beton untuk bertahan
kondisi lingkungan yang agresif selama masa pakai desain tanpa mengorbankan kinerja
Dynabolt Alat pengikat yang ditempatkan pada media yang berfungsi untuk menahan traksi
Kerusakan akibat pembekuan awal Retak yang terjadi saat air dalam beton memuai selama pembekuan pertama
Susut panas awal Retak pada beton yang terjadi karena perbedaan suhu yang cukup besar antara kedua sisi potongan beton
Scraper Alat finishing beton logam yang digunakan untuk menghaluskan tepi beton yang tidak berdekatan dengan struktur lainnya
Scraping Proses penghalusan tepi beton agar tidak bersentuhan dengan struktur lain, dengan menggunakan curb (lihat juga curb)
Elemen non-struktural Elemen yang tidak seharusnya mendukung beban struktural
Material tertanam Material yang tertanam secara permanen di dalam beton, seperti baja tulangan (lihat juga baja tulangan)
pintu masuk
Umur Ekuivalen Umur beton yang dihitung dari umur sebenarnya dikalikan dengan faktor tertentu
Finishing Agregat Terlihat Finishing beton dengan mempertontonkan bentuk agregat, biasanya untuk keperluan arsitektural
Kendala eksternal Kendala yang disebabkan oleh faktor-faktor di luar beton itu sendiri (lihat juga kendala)
Pekerjaan palsu Bangunan sementara/sementara yang didirikan untuk mendukung pekerjaan selama proses konstruksi; terdiri dari penopang atau gerigi vertikal, bilah untuk balok dan pelat, dan tulangan samping
Faktor Air Semen FAS, perbandingan antara berat air dan berat semen yang digunakan dalam campuran, FAS menentukan slump dan workability
Feed hopper Tangki atau wadah beton saat menuang
Mortar semen/ferosemen bertulang yang diberi jalinan kawat baja
Vlaknasti beton / beton serat
Komposit beton umum dan bahan lain yang merupakan serat, yang mungkin berupa serat plastik atau baja
Fillability Kemampuan beton yang baru dicampur untuk mengisi semua retakan dan sudut cetakan secara memadai di bawah beratnya sendiri
glosarium g-7
Final setting time Waktu yang dibutuhkan semen untuk bereaksi dengan air
sampai diperoleh pasta semen yang padat, utuh dan tidak dapat dibentuk
Finishing Perataan, perataan, pemadatan/pemadatan dan perlakuan permukaan lainnya pada beton segar atau beton atau mortar yang baru dituang untuk mendapatkan tampilan permukaan dan kemudahan servis yang diinginkan.
Float Alat untuk finishing beton yang terbuat dari kayu atau alumunium magnesium, sering disebut scraper. Bermanfaat untuk menghaluskan permukaan beton tuang
Floating blade Bagian dari sekop mekanis, digunakan untuk mengapung/menghaluskan permukaan beton tuang
Plesteran Pekerjaan finishing pada permukaan beton segar atau plesteran dengan alat yang disebut spatula, finishing ini dilakukan sebelum grouting jika diinginkan grouting sebagai jenis finishing yang terakhir (lihat smoothing dan grouting)
Fly ash Residu bertekstur halus (hasil pembakaran tanah atau debu batu bara) yang terbawa pipa gas dari ruang bakar ke boiler
Formwork Sistem pendukung lengkap untuk beton segar, termasuk formwork yang bersentuhan langsung dengan beton, serta semua pendukung, perangkat keras dan penguatan yang diperlukan (lihat juga formwork)
Rentang Agregat Terurut Agregat bergradasi sedemikian rupa sehingga ukuran menengah yang ditentukan dihilangkan
Balok Besar, biasanya balok horizontal berfungsi sebagai elemen struktural utama
Gradasi Distribusi ukuran partikel bahan granular; biasanya dinyatakan sebagai persentase kumulatif yang lebih besar atau lebih kecil dari rentang ukuran tertentu (lubang saringan) atau persentase antara rentang ukuran saringan tertentu
Grinding Pekerjaan Finishing berupa pemendekan overhang perkerasan atau penghilangan sirip dari struktur beton
Gypsum Campuran bahan semen dan air, dengan atau tanpa agregat, dirancang untuk mendapatkan fluiditas tanpa memisahkan komponennya; atau campuran bahan lain, tapi rasanya sama
Grouting Proses pengisian rongga atau pori dengan bahan grouting (lihat juga grouting)
glosarium g-8
Peralatan pengecoran mesin gunite bekerja untuk tampil
bekerja di shotcrete
Hammer test Metode uji beton berdasarkan korelasi kekakuan pegas
Manual tamping Pekerjaan finishing pada beton dengan manual tamping (lihat juga tamping)
Hemisphere Hemispherical bentuk geometris dibatasi oleh sebuah lingkaran besar
Pola herringbone atau pola seperti rebung atau kerangka herring
Hidrasi Reaksi kimia antara partikel semen dan air yang menghasilkan pasta/pengikat semen
Waktu pengaturan awal / Waktu pengaturan awal
Waktu yang dibutuhkan semen sejak bereaksi dengan air untuk mendapatkan pasta semen yang mulai mengeras dan menjadi tidak dapat digunakan (kehilangan sebagian sifat plastisnya).
Pompa injeksi Pompa injeksi
Internal Vibrator Alat pemadat/vibrator beton yang dapat dimasukkan ke dalam beton segar pada lokasi yang telah ditentukan
terak tanur sembur besi terak tanur sembur
Muka kering jenuh Suatu kondisi agregat atau partikel padat berpori lainnya di mana pori-pori permeabel terisi air, tetapi tidak ada air di permukaannya yang terbuka
Struktur caisson (biasanya pondasi) dibuat dengan cara dipaku, kemudian digali dan ditimbun dengan beton.
Workability Pergerakan relatif atau kemampuan beton segar atau mortar untuk mengalir; biasanya diukur dengan nilai slump untuk beton, flow untuk mortar atau plester, ketahanan penetrasi pasta semen plastis
Curb Kanstin; struktur pinggir jalan yang berfungsi sebagai pelindung, misalnya pada trotoar
Koefisien muai panas Deformasi yang terjadi pada beton setelah perubahan temperatur tertentu dimana beton tidak terkekang baik secara internal (oleh tulangan baja) maupun eksternal (Lihat juga kekangan)
Kekuatan Geser Gaya geser maksimum yang dapat dipertahankan oleh komponen struktur yang mengalami lentur pada lokasi tertentu yang dibatasi oleh efek gabungan dari gaya geser dan momen lentur
glosarium g-9
Kekuatan Lentur Sifat material atau bagian struktur yang menunjukkan kemampuannya untuk menghindari keruntuhan akibat tekukan; pada bagian struktur beton yang menahan lentur, kekuatan lentur adalah momen lentur pada bagian dimana kapasitas lentur maksimum yang diijinkan tercapai; untuk elemen struktur yang menahan lentur pada beton bertulang tidak cukup kuat lentur adalah momen lentur dimana regangan tekan pada beton mencapai 0,003; untuk tulangan lebih, kuat lentur adalah momen lentur dimana tegangan tekan mencapai 85% dari kekuatan silinder beton; untuk beton tanpa tulangan, kuat lentur adalah momen lentur dimana kuat tarik beton mencapai modulus keruntuhan (lihat juga modulus keruntuhan).
Kekuatan tarik Tegangan maksimum per satuan luas yang dapat ditahan material di bawah beban tarik aksial; berdasarkan luas penampang sampel sebelum pemuatan
Kuat tekan Beban tekan yang dapat ditahan oleh benda uji/sampel beton sampai runtuh
Susu Kelembaban udara tinggi di atas permukaan beton segar
Lantai kerja Lapisan dasar mirip gipsum untuk pekerjaan meratakan
Senyawa cair yang membentuk membran
Bahan perawatan beton berupa cairan yang disemprotkan atau digosok dengan kuas ke permukaan beton yang mengeras. Bahan ini akan membentuk semacam selaput yang melapisi beton setelah mengering.
Penyusutan pengeringan jangka panjang
Retakan pada beton akibat penyusutan volume penampang akibat hilangnya campuran air secara kimia dan fisik selama proses pengerasan
Pencampuran Proses pencampuran bahan yang berbeda untuk membuat mortar atau beton
Mobilitas (beton) Hubungan antara sifat-sifat beton seperti viskositas, kohesi, dan kuat geser dalam
Modulus Kegagalan Ukuran daya dukung beban ultimit suatu balok, kadang-kadang disebut modulus kegagalan atau kekuatan putus.
Tanah lembab Cara merawat beton dengan menutup seluruh permukaan beton dengan tanah lembab
Beton tanpa tulangan monolitik atau beton bertulang dituang atau dipasang sebagai massa atau struktur tunggal yang lengkap
g-10 glosarium
Mortar Campuran pasta semen dan agregat halus; pada beton segar, mengisi ruang antara partikel agregat kasar; Untuk batu, mortar menggunakan semen batu khusus atau menggunakan semen hidrolik yang mengandung kapur (dan mungkin aditif lainnya) untuk memastikan plastisitas dan kemampuan kerja yang lebih besar daripada yang dapat dicapai dengan mortar semen hidrolik standar.
Sambungan ekspansi Lihat sambungan struktural
Getaran yang berlebihan Penggunaan vibrator yang berlebihan saat menuangkan beton segar, menyebabkan segregasi, pelapisan, dan eksudasi yang berlebihan (lihat juga eksudasi)
Attic mixer Machine digunakan untuk mencampur bahan penyusun beton, mortar, plesteran, pasta semen atau campuran lainnya (Lihat juga mortar, plesteran dan pasta semen)
Panas hidrasi Panas/panas yang dilepaskan dari campuran beton selama proses hidrasi (lihat juga hidrasi)
Pass Memindahkan alat sepanjang jalur tertentu dalam satu gerakan dalam area kerja tertentu
Permeabilitas Kemampuan beton yang baru dicampur untuk mengalir melalui ruang terbatas dan bukaan sempit, misalnya area tulangan padat tanpa segregasi, kehilangan keseragaman atau penyumbatan
Pasta semen Campuran semen hidrolik dan air yang membentuk pasta kental
Menambal Proses menambal bongkahan beton yang berlubang dengan pasta semen menggunakan sekop. Jika lubangnya cukup besar, maka sebelum ditambal, lubang tersebut diisi dengan campuran kerikil
Buka halaman yang menonjol di belakang rumah
PC (1) Semen Portland, semen hidrolik yang diproduksi dengan menghancurkan klinker semen Portland dan biasanya mengandung kalsium sulfat (lihat juga klinker) (2) Beton prategang (lihat beton prategang)
Pelat (1) Istilah yang berkaitan dengan bentuk beton: bagian yang datar, mendatar, baik atas atau bawah atau keduanya, atau sering disebut papan, dan dapat juga diletakkan di dalam tanah (2) Istilah yang berkaitan dengan desain struktur; bagian dari struktur yang tingginya jauh lebih kecil dari panjang dan lebarnya
glosarium g-11
Batuan Vulkanik Perlite yang memiliki struktur mirip kaca alami, umumnya memiliki kandungan air yang lebih tinggi daripada obsidian; ketika diperluas dengan panas, dapat digunakan sebagai isolator dan agregat ringan pada beton, mortar dan plester
Permeabilitas (untuk air)
Discharge (air) di bawah kondisi aliran laminar melalui unit luas penampang material berpori di bawah gradien hidrolik unit dan kondisi suhu dasar, biasanya 20oC
Retak akibat penurunan plastis Retak pada beton yang terjadi akibat perbedaan ketahanan pengikatan bahan beton antara posisi bebas dan posisi terkekang
Retak Susut Plastik Retakan pada beton yang terjadi akibat susut volume pada permukaan beton yang masih plastis akibat laju penguapan yang tinggi melebihi bagian bleed
Plasticizer Additive pada campuran beton yang meningkatkan plastisitas beton, digunakan untuk kebocoran yang memerlukan nilai slump tinggi
Plastisitas Sifat kompleks dari suatu bahan yang mencakup kombinasi sifat gerak dan besarnya nilai leleh; Ini adalah properti pasta semen, beton atau mortar yang baru dicampur yang menentukan ketahanannya terhadap deformasi atau kesesuaian.
Polyfilm Multiplex, salah satu atau kedua sisinya dilapisi dengan film
Post-tensioning Suatu metode penerapan tegangan awal pada beton bertulang di mana kabel-kabel ditarik setelah beton mengeras.
Bahan pozzolan yang mengandung silika atau silikon dan aluminium, yang memiliki sedikit atau tidak ada sifat semen, tetapi memperoleh sifat ini setelah dihaluskan dan kontak dengan uap air, bereaksi secara kimia dengan kalsium hidroksida pada suhu biasa untuk membentuk bahan yang memiliki sifat semen
Selang pelindung Selang pada vibrator
perekam retak denyut nadi
Alat untuk mengukur kedalaman retakan beton berdasarkan prinsip ultrasonik
Kegiatan Jaminan Kualitas dilakukan oleh pemilik atau perwakilannya untuk memastikan bahwa apa yang dibuat dan dipasok sesuai dengan standar tenaga kerja yang berlaku
Kontrol Kualitas Kegiatan yang dilakukan oleh produsen atau kontraktor untuk memverifikasi apa yang sedang dilakukan dan apa yang dijamin sehingga standar kerja yang berlaku diikuti dengan benar
glosarium g-12
Perayapan Lihat perayapan
Creep Meningkatkan deformasi (peregangan) secara bertahap
terhadap waktu karena beban kerja konstan
Laju penguapan Laju penguapan kandungan air
AB armirani beton (vidi armirani beton)
Ready mix Sering disebut beton ready mix; Beton diproduksi untuk pengiriman ke pelanggan dalam keadaan plastik, tidak mengeras
Deformasi / regangan Perubahan panjang per satuan panjang, ukuran bagian linier; Kuantitas tanpa dimensi/nonunit yang dapat dinyatakan sebagai persentase, inci demi inci, milimeter demi milimeter, tetapi lebih sering dinyatakan dalam satuan jutaan atau 106
Keterbatasan Membatasi pergerakan bebas beton segar atau padat
mengeras setelah selesai proses pengecoran dalam bentuk, cetakan atau ruang tertutup lainnya; kendala bisa internal atau eksternal dan dapat bertindak dalam satu arah atau lebih (lihat juga bekisting)
Retak Intrinsik Retak pada fase plastis dan pada proses bonding disebabkan oleh tegangan yang terjadi di dalam, dan disebabkan oleh unsur material penyusun beton itu sendiri.
Retak Plastik Retak yang berkembang segera di permukaan beton segar
setelah beton dituang dan masih plastis
Aditif penahan yang menunda pengerasan awal pasta semen dan campuran serupa lainnya, seperti mortar dan beton yang mengandung semen; digunakan untuk pengecoran jarak jauh dan pengecoran yang membutuhkan panas hidrasi rendah
Re-vibration Melakukan penggetaran/penggetaran beton segar satu kali atau lebih setelah selesainya penuangan awal dan pemadatan, tetapi sebelum waktu pengikatan beton awal / waktu pengikatan awal (lihat juga waktu pengikatan awal)
Rheology Ilmu deformasi dan aliran material
RPM Rotation Per Minute, satuan yang menunjukkan jumlah putaran alat dalam satu menit
Scouring Proses finishing beton menggunakan scouring grit untuk menghilangkan kekasaran permukaan beton
glosarium g-13
Bag Finish Menyelesaikan permukaan beton yang mengeras untuk menciptakan tekstur yang seragam dan mengisi semua rongga dan celah udara; setelah membasahi permukaan beton hingga lembab, mortar dioleskan ke seluruh permukaan, dan sebelum dikeringkan, campuran semen-pasir yang sudah kering digosokkan kembali ke permukaan dengan selotip atau spons karet untuk menghilangkan nat yang berlebih, juga sebagai pengisi pori-pori.
Sampling Sekelompok atau potongan material, yang diambil secara berurutan dari lot yang lebih besar dari suatu unit atau dari jumlah material yang lebih besar, untuk memberikan informasi yang dapat berfungsi sebagai dasar untuk tindakan di lot dari mana bahan tersebut diambil atau dalam produksi. prosedur; istilah ini juga digunakan dalam pertanyaan yang berkaitan dengan pengujian sampel
Gelembung Scoria dari letusan gunung berapi berukuran besar, komposisi dasarnya dan ditandai dengan warna gelap; bahannya relatif berat dan ada yang seperti kaca, ada yang kristal; gelembung biasanya tidak menumpuk (lihat juga agregat ringan)
Screed (1) Meratakan beton yang bertumpu pada bidang atau bentuk yang tidak diinginkan. (2) Alat untuk meratakan permukaan beton kayu atau logam dengan pelat datar, yang digerakkan dengan gergaji ke arah depan; ada juga alat yang dilengkapi dengan motor penggerak
Screed Pengoperasian membentuk permukaan dengan menggunakan alat
tabel (Juga lihat tabel)
saringan; alat untuk memisahkan bahan butiran menurut ukuran butir, menggunakan sabuk atau alat serupa dengan celah yang berjarak sama dengan ukuran yang sama
Segregasi Kecenderungan agregat kasar untuk terpisah dari campuran beton
Beton yang memadat sendiri (CAA)
Beton, yang hanya dapat mengalir dan memadat di bawah beratnya sendiri, mengisi cetakan sepenuhnya, bahkan dalam konfigurasi tulangan yang sangat rapat, mempertahankan homogenitasnya dan tidak memerlukan pemadatan tambahan.
Semen Hidraulik Campuran Semen hidraulik yang komponen utamanya terdiri dari campuran sempurna butiran terak tanur sembur dan batugamping terhidrasi; atau perpaduan sempurna antara semen Portland dan terak tanur sembur butiran, semen Portland dan pozzolan, atau terak tanur sembur dari semen Portland dan pozzolan, diproduksi dengan menggiling klinker semen Portland dengan bahan lain atau dengan mencampurkan semen Portland dengan bahan lain, atau dengan kombinasi penggilingan saat pencampuran
glosarium g-14
Semen hidrolik Semen yang mengeras karena interaksi kimiawi dengan air i
juga dapat mengeras dalam air
Semen Hidraulik Ekspansif Semen hidrolik yang bila dicampur dengan air, menghasilkan pasta yang, setelah mengeras, cenderung membengkak secara signifikan dibandingkan pasta semen Portland; digunakan untuk mengkompensasi pengurangan volume akibat penyusutan atau tegangan tarik yang disebabkan oleh tulangan (saat memberi tekanan pada kolom beton prategang) 1. semen ekspansif, campuran semen tipe K-portland, tetrakalsium trialluminium sulfat tidak terhidrasi (C4A3S), kalsium (CaSO4) dan kapur ( CaO); C4A3S merupakan komponen klinker yang dibakar secara terpisah, yang hampir sama dengan semen portland, atau bisa juga dibentuk bersamaan dengan bahan klinker semen portland selama proses pembakaran. 2. Semen ekspansif tipe M - campuran semen portland, semen kalsium aluminat, dan kalsium sulfat dalam proporsi yang tepat. 3. semen ekspansif, jenis semen S-portland yang mengandung tricalcium aluminate (C3A) yang dihitung dengan cermat dan jumlah kalsium sulfat di atas kadar normal yang terkandung dalam semen portland
Cimento Portland (lihat PC)
Setting time Waktu yang dibutuhkan semen untuk memulai proses setting/hardening
Settling Mengendapkan partikel padat ke dalam plester, mortar atau beton segar setelah pengecoran dan sebelum pengerasan awal
Tumpukan pelindung Tumpukan papan yang ditancapkan ke tanah dalam jarak dekat dan dihubungkan bersama untuk membentuk dinding kokoh yang menahan tekanan lateral dari air, tanah yang berdekatan, atau bahan lain; mereka juga dapat memiliki 'lidah dan lidah' jika terbuat dari kayu atau beton dan memiliki sistem penguncian jika terbuat dari logam
Shores Shores atau kolom yang terbuat dari kayu atau bahan (tekan) lainnya yang digunakan sebagai penopang sementara untuk penggalian, bekisting atau struktur dalam kondisi sensitif; bisa juga diartikan sebagai proses membesarkan pembawa (lihat juga karya semu)
Shotcrete Penyemprotan operasi semen cair dicampur dengan pasir halus
Penyusutan Pengurangan panjang dan volume. Catatan: Mungkin juga terbatas akibat perubahan kadar air atau kandungan kimia
g-15 glosarium
Asap Silikat Silikon non-kristal halus diproduksi di tungku busur listrik sebagai produk sampingan dalam pembuatan produk yang terbuat dari silikon atau paduan yang mengandung silikon; juga dikenal sebagai bubuk silika leburan atau mikrosilika
Site-mix Beton di mana bahan penyusunnya dicampur di atau dekat lokasi penuangan
Pelat Suatu lapisan beton tuang, dengan atau tanpa tulangan, mempunyai permukaan datar, mendatar atau setidak-tidaknya hampir mendatar, dengan ketebalan yang umumnya seragam, tetapi dapat bervariasi, baik bertumpu di atas tanah atau menopang balok, kolom, dinding atau kerangka struktural lainnya
Slump Ukuran fluiditas atau densitas campuran beton. untuk beton normal bervariasi antara 5-12,5 cm
Slump-flow Deskripsi fluiditas campuran beton yang memadat sendiri
dalam kondisi tak terbatas, diukur dengan diameter rata-rata endapan beton segar yang diuji menggunakan alat slump konvensional. Diameter diukur dalam dua arah yang saling tegak lurus.
Specific Gravity Rasio massa satuan volume bahan terhadap massa air suling dengan volume yang sama pada suhu tertentu. (1) berat spesifik semu - rasio massa satuan volume bahan kedap air pada suhu tertentu dengan massa air sulingan dalam volume yang sama. (2) berat jenis curah - rasio massa satuan volume material (termasuk pori-pori kedap air dan kedap air, tetapi tidak termasuk ruang kosong antara partikel material) pada suhu tertentu terhadap massa air sulingan dalam volume yang sama. (3) berat jenis curah (saturasi permukaan kering) - rasio massa satuan volume suatu bahan, termasuk massa air di antara pori-porinya (tetapi tidak termasuk rongga antar partikel) pada suhu tertentu, dengan massa distilat air dengan volume yang sama
Sampel kubik Sampel berbentuk kubus biasanya digunakan untuk pengujian (lihat juga pengambilan sampel)
Stabilitas (beton) Kemampuan beton segar untuk menahan segregasi saat mengalir ke dalam cetakan
Pengerasan dengan uap air Pengolahan beton dengan aliran uap air pada tekanan atmosfir (atau tekanan yang lebih tinggi) dan temperatur antara 40-215 oC.
Kekuatan Kekuatan; Istilah umum untuk menggambarkan kemampuan material untuk menahan tegangan atau keruntuhan yang disebabkan oleh gaya eksternal (lihat juga kekuatan geser, kekuatan lentur, kekuatan tarik, dan kekuatan tekan)
Pukulan Sesekali ketukan/pukulan
glosarium g-16
Super plasticizer Campuran untuk campuran beton yang mengurangi kebutuhan air atau menghasilkan plastisitas beton yang tinggi, tanpa menyebabkan penundaan pengaturan yang tidak perlu atau terperangkapnya udara di dalam mortar atau beton. Digunakan untuk pengecoran yang membutuhkan nilai slump yang tinggi
Surface sealing Cara merawat beton dengan cara melapisi permukaan beton keras, baik dengan lapisan kedap air/film plastik atau bahan cair khusus yang dapat membentuk membran, baik untuk mencegah atau mengurangi penetrasi bahan cair atau gas, misalnya : air, larutan agresif dan karbon dioksida selama pemaparan. selama kehidupan profesional
Penyusutan Lihat penyusutan
T500 Waktu yang dibutuhkan campuran SCC untuk memuai hingga diameter rata-rata 500 mm selama uji slump tanpa segregasi
Tamper (1) Alat yang digunakan untuk mengkonsolidasikan beton atau mortar dalam cetakan atau bekisting (2) Perkakas tangan untuk mengkonsolidasikan permukaan beton atau lantai yang belum dibentuk dengan menggunakan tumbukan alat yang dijatuhkan sebagai persiapan untuk finishing. Bagian yang disambung dengan beton biasanya berupa screen atau grid untuk mendorong agregat kasar ke permukaan bawah sehingga tidak mengganggu proses finishing lainnya, misalnya swimming atau scooping.
Tampering Konsolidasi beton yang baru dituang dengan pukulan berulang atau dorongan kuat-kuat (lihat juga dorongan kuat-kuat)
Ketegangan Besarnya gaya dalam (gaya per satuan luas) yang dihasilkan oleh dua bagian yang berdekatan melintang satu sama lain dalam bidang pemisah imajiner; jika gaya bekerja dalam arah bidang, tegangan yang dihasilkan disebut tegangan geser; jika gaya bekerja tegak lurus terhadap bidang, tegangannya disebut tegangan normal; jika tegangan normal searah dengan bagian di mana ia bekerja, tegangan tersebut disebut tegangan tekan; jika tegangan normal diarahkan menjauhi bagian yang dikenainya, tegangan tersebut disebut tegangan tarik
Tendon Sebuah bagian baja, seperti kawat, kabel, batang, atau
untaian atau bundel dari elemen serupa yang digunakan terutama untuk tegangan untuk menginduksi tegangan tekan pada beton
Retak akibat penyusutan termal Retak yang muncul pada beton akibat perubahan temperatur
glosarium g-17
Thixotropy Kecenderungan suatu material (misalnya, SCC) untuk secara progresif kehilangan alirannya/kemampuan mengalirnya jika dibiarkan, tetapi mendapatkan kembali alirannya jika dipaksakan
Batang pengikat Batang yang dipasang pada angkur struktural, pondasi kaku, dinding atau angkur tanah untuk mencegah pergerakan lateral bekisting (karena tekanan dari cairan beton segar yang tidak diawetkan), dinding tiang pancang, dinding penahan, partisi, dll. (lihat juga tiang penahan, formulir)
Tremie Pipa atau tabung tempat beton dituangkan ke dalam air, di ujung atasnya terdapat semacam corong untuk mengisi dan ember untuk memindahkan serangkaian alat
Trowel Bilah baja genggam yang lebar dan datar yang digunakan dalam penyelesaian untuk membuat permukaan lantai beton yang relatif halus dan permukaan lainnya; bisa juga diartikan sebagai alat berbentuk segitiga dengan permukaan rata yang digunakan untuk mengaplikasikan mortar untuk menyiapkan dinding
Smoothing Menghaluskan dan memadatkan permukaan beton segar yang belum dibentuk dengan menekan sekop (lihat juga sekop)
Mixer beton Mixer beton yang dipasang pada rangka truk dan mampu mengaduk beton selama pengangkutan (Lihat juga mixer beton)
Unconstrained Suatu keadaan dimana bagian dari suatu struktur dapat bergerak bebas dalam arah tertentu, beberapa arah, dan dapat bergerak ke segala arah (lihat juga kendala)
Variabilitas Suatu besaran yang menunjukkan rata-rata penyimpangan mutu beton sejumlah tertentu benda uji (data uji) dibandingkan dengan rata-rata mutu beton yang dapat dicapai.
Water Reducer Aditif campuran beton yang tidak hanya dapat meningkatkan nilai slump mortar atau beton segar tanpa menambah jumlah air, tetapi juga mempertahankan nilai slump dengan sedikit air, efek ini bukan karena udara yang terperangkap. .
Impermeable Impermeable, dalam bentuk cair dan uap (Karena tidak ada yang benar-benar kedap air di bawah tekanan tak terbatas untuk jangka waktu tak terbatas, istilah ini tidak boleh digunakan)
Vermikulit Nama kelompok mineral yang berlapis, menghidrasi silikat dari aluminium, magnesium, dan besi; ditandai dengan pengelupasan yang terlihat saat dipanaskan; juga diartikan sebagai unsur utama tanah liat
glosarium g-18
Mesin vibrator yang dapat berosilasi digunakan untuk
pencampuran beton segar sedemikian rupa untuk menghilangkan rongga, termasuk udara yang terperangkap (namun bukan udara terperangkap yang dibuat dengan sengaja untuk beton aerasi) dan untuk memastikan kontak yang dekat dan bebas rongga dengan permukaan bekisting dan material tertanam.
Aditif pengubah viskositas (VMA)
Aditif yang mengubah tingkat kohesi (umumnya beton yang memadat sendiri) tanpa mengubah fluiditas secara signifikan
Workability Sifat beton atau mortar segar yang menentukan kemudahan dan homogenitas dimana beton atau mortar dapat dicampur, dituang, dipadatkan dan diselesaikan
Vibrations VPM per minute, satuan untuk menyatakan jumlah getaran dalam satu menit yang dapat dihasilkan oleh internal vibrator
Bahan Beton Amerika i
Masyarakat Amerika untuk T
Standar. VoPhiladelphia, U.
Anonim. 2004. Panduan
dari: www.kuh Anonim. 2004. Konfigurasi
ini: www.m22, 2004
Anonim. kamus T
www. hepwor07-27
Anonimno 2004. betonski
www.Infodotin 24 November
Kantor Teknik II. 2004. Bouzoubaa N. dan La
Menggabungkan Diakses frohvfacprojectinmpacting_con
EFNARC. 2002. Spesifikasi
Diakses sejak tahun 2005
El-Ariss, Bilal. 2004.M
de: http://sra.uaeg-11.pdf na M
proyek eropa gr
singkatnya Csa: http://ef pada 22 Juni 2005
Ford, Jerome H.2003
akan diproduksi oleh awww.findarticon pada 16 Juli 20
BIBLIOGRAFI
judul. 1998. ACI Handbook of Concrete Practice, Bagian 1: Sifat Umum Beton. Michigan: ACI
isting i Materijali. 1995. Buku Tahunan ASTM 04.01: Semen; Vapno; Gips. SA.
ines Untuk perawatan dan waterproofing beton. Diakses dari lman-corp.com/curing.html pada 22 November 2004
, Pemadatan dan finishing beton. Diakses inimix.com.au/handy_hints/indeks.html November
syarat dan FAQ. Diperoleh dari: thconcrete.co.uk/html/prod11_1.htm 16 Juli 2005-
Anda. Diakses dari: c.com/content/construction/14042_(193-204).htm pada , 2004.
. Pedoman pekerjaan beton. Jakarta: PT Wijaya Karya
chemi N. 2001. Kelas F beton self-compacting fly ash volume tinggi: hasil awal. m: dia.com/researchdoes/preliminary_results_of_self_cocrete_with_hvfly.pdf
ifikasi dan Panduan untuk beton yang memadat sendiri. : www.efnarc.org/pdf/SandGforSCC.pdf 22 Juni
ix Desain beton yang memadat sendiri. diakses
.ac.ae/conference_6/proceedings/PDF/Engineering/Enay 31, 2005.
hal. 2005. Panduan Eropa untuk pembuatan sendiri: spesifikasi, produksi, dan penggunaan. Diakses ca.info/pdf/SCC%20guidelines%20May%202005 di
. Getaran internal atau eksternal? Dilakukan dengan baik, ini adalah hasil akhir beton berkualitas tinggi. Diakses di: les.com/p/articles/mi_mONSX/i5_1_48/ai_97298268 05
Kardio. 1992. Teknologi Beton. Yogyakarta: UGM Press Kosmatka dan Panarese. 1988. Desain dan kontrol campuran beton.
Illinois: Asosiasi Semen Portland Madupu, LNK Sai. Beton yang memadat sendiri. Diakses dari:
http://igsguntur.tripod.com/index_files3/finpap.htm 21 Juni 2005 Murdock dan Brook. 1979. Bahan Beton dan Praktek/Bahan dan
Praktek konkret. Diterjemahkan oleh Ir. Hendarko. Jakarta: Erlangga Rachman Suhanda, Suryadi. 2004. Teknologi beton (bahan konstruksi
Konkret). Dipresentasikan pada WIKA Engineering Forum 2004 08-09 Maret 2004, Jakarta
Suardi Bahar. 2004. Peningkatan mutu dan penampilan produksi beton PT
Wijaya Karya. Dipresentasikan pada WIKA Engineering Forum 2004 08-09 Maret 2004, Jakarta
Walraven, J. 2003. Aplikasi struktural dari beton yang memadat sendiri.
Prosiding Simposium Internasional RILEM ke-3 tentang Self-Compacting Concrete, Reykjavik, Islandia. Publikasi RILEM PRO 33, Bagneux, Prancis, Agustus 2003 PP 15-22
SUMBER GAMBAR
• ACI Manual Part 1 (Bahan dan Sifat Umum Beton) • Profil Perusahaan PT Wijaya Karya • http://efca.info/ • http://my.ecplaza.net/vibromaste/ • http://stlvibrator.com / vibratingtables.htm • Proyek oleh PT Wijaya Karya:
o Proyek CCPP Cilegon o Proyek Jembatan dan Jalan Tiga Raksa Tangerang o Proyek Pembangunan Jembatan Tanjung Barat o Proyek Pembangunan Gedung Tarida Jakarta o Proyek Jembatan Pancoran Jakarta o Proyek Pembangunan Jembatan Pasupati Bandung o Proyek Pembangunan Rumah Sakit Jakarta Mitra Sunter o Proyek PLTGU Palembang o Proyek PLTU Cilacap
• www.centrumpaele.dk/uk/beton1.htm • www.concretenetwork.com • www.conrete-grinding.com • www.dareconcrete.com • www.ifgworld.org • www.unesco.com